Abstrak: Disruption adalah sebuah keterpecahan yang membawa dampak amat besar, yakni  perubahan/change. Perubahan ini mencakup dua arah: gangguan dan inovasi. Francis Fukuyuma dengan prespektif ilmu sosial melihat fenomena disruption sebagai sebuah gangguan terhadap tata sosial, sedangkan Christensen melihat disruption sebagai peluang inovasi yang membawa kemajuan.Â
Baik Fukuyama atau Chritensen, disruption yang dimaksud tetap masuk dalam seluruh sistem kehidupan manusia termasuk dunia ilmu pengetahuan. Dengan tulisan ini, penulis hendak menjawab pertanyaan mengenai apa itu disruption dan menampilkan dua prepektif untuk merespon fenomena ini, yakni gangguan dan inovasi. Penulis kemudian akan melihat pengaruh fenomena ini terhadap ilmu pengetahuan pada umumnya.Â
Disrupsi yang tak siap dihadapi akan mengacaukan masyarakat/global village akibat pengetahuan yang tak cukup, dan disrupsi yang siap dihadapi akan merubah dunia menjadi lebih baik.
Keywords: Disruption, Inovasi, Ilmu Pengetahuan, Change, Tatanan Sosial, Masyarakat, Global Village.
- Pendahuluan
Beberapa waktu belakangan ini tema disruption kian marak didengungkan. Fenomena ini nampaknya sudah disadari, meski hanya oleh sebagian kecil orang saja. Manusia yang lain lebih memilih untuk menjalani perubahan yang terjadi, tanpa memikirkan kemana arah perubahan tersebut. Di Indonesia, disurpsi yang paling jelas mempengaruhi  sistem dan pola hidup masyarakat salah satunya ialah jasa tranportasi online dan e-commerce.Â
Jasa ini melengserkan cara berpikir lama yang kusam dan kaku. Walaupun menuai beragam pro-contra, namun konsekuensi dari peristiwa diruptif tersebut ialah keuntungan yang dialami oleh para pelaku ekonomi terbaru.Â
Mereka yang konservatif dengan cara lama tetap bersikeras menolak beragam inovasi terbaru karena menganggap sebagai ancaman bagi kekokohan posisi mereka.Â
Jika dicermati lebih dalam lagi, sesungguhnya jasa tranportasi online hanyalah secuil bukti disrupsi saja. Guncangan atau keterpecahan yang mengusik sistem kehidupan sudah lama melanda. Efeknya baru disadari sekarang. Contoh penggunaan padi sebagai pangan pokok masyarakat. Sagu dilengserkan hanya karena gengsi bahwa nasi adalah makanan kalangan atas.Â
Orang pun berlomba-lomba menanam padi dan mengbaikan sagu dan pangan lain yang pada kenyataannya memiliki sumber gizi yang lebih melimpah. Perkembangan ilmu pengetahuan hampir tak seiring dengan perisitiwa-perisitwa disruptif yang sedang terjadi.Â
Banyak yang berpikir bahwa ilmu-ilmu ekonomi adalah yang paling relevan. Kini pernyataan seperti itu harus segera diperbaharui. Yang sedang dihadapi sekarang bukan hanya guncangan di bidang ekonomi, tapi merambah ke berbagai aspek, entah politik, budaya, agama dan lain sebagainya. Ilmu pengetahuan yang bercorak positivistik seperti pandandangan Comte adalah sebagian yang harus diperhitungkan di era ini.Â
Karenanya, penulis akan melihat era disrupsi ini dalam pengaruhnya bagi ilmu pengetahuan. Tulisan ini akan terbagi kedalam beberapa bagian. Pertama adalah pendahuluan, kedua Teori disruption itu sendiri, ketiga pengaruhnya bagi ilmu pengetahuan, dan yang terakhir adalah refleksi.
- Teori Disrupsi (Disruption Theory)