Pendidikan di China yang awalnya sangat fokus pada kompetensi, serba-spesialisasi pada tahap awal meniru menjadi pandu dalam bidang teknologi dengan membuat lulusan yang disebut memiliki keterampilan abad 21. Seperti kreativitas, kemampuan beradaptasi, kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, kewiraswastaan, dan kecerdasan kultural. Yakni, kemampuan yang tidak dimiliki oleh komputer atau kecerdasan buatan.
Masuknya sekolah waldorf yang dikembangkan dari seorang pemikir, Rudolf Steiner juga sedikit banyak memberikan sentuhan yang tidak ada dalam filosofi pendidikan sebelumnya.Â
Sekolah waldorf yang pernah menjadi bahan perbincangan karena para petinggi di Silicon Valley memilih sekolah yang tidak ada komputer dalam pembelajarannya sementara teknologi di Silicon Valley sangat mendunia. Sesuatu yang sangat ironis tapi memang itulah kenyataannya, sekolah waldorf sebagai sekolah alternative mampu memberikan pendidikan yang manusiawi. Lewat kegiatan kesehariannya serta kajian-kajian mendalam seputar perkembangan anak yang dilakukan di sekolahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H