Mohon tunggu...
Wildatul Hasanah
Wildatul Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Allah♡´・ᴗ・`♡

خير الناس انفعهم للناس Sebaik-baik manusia adalah ia yang bermanfaat untuk orang lain 💗✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peranan Sosial Guru Dalam Pendidikan Islam, Pada Lembaga, Dalam Masyarakat dan Sebagai Bentuk Profesi

28 November 2021   12:13 Diperbarui: 28 November 2021   12:16 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Yang artinya: Mereka Menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana". (QS. Al-Baqarah:32).

 Pemahaman berasal dari Tuhan, dan pendidik pertama ialah Tuhan. Pandangan ini yang memunculkan mien pada orang Islam bahwa Ilmu tidak terpisah dari Allah, tidak terpisah dari pendidik. Oleh karena itu kedudukan pendidik amatlah tinggi dalam Islam.

Al-Ghazali menjelaskan 8 isyarat untuk guru yang harus sesuai dengan nilai-nilai luhur islam, yaitu:

1.Menyayangi anak didik seperti menyayangi anak sendiri dan berusaha memberikan pengajaran yang dapat menjauhinya dari siksa neraka. Oleh karenanya tugas guru lebih mulia daripada tugas orang tua.

2.Mengikuti akhlaq dan keteladanan nabi Muhammad saw, oleh karena itu seorang guru tidak boleh mengharapkan gaji, upah atau ucapan terimakasih. Guru harus mengajar dengan niatan ibadah dan taqarrub ilaallah.

3.Dalam proses pembelajaran ataupun dalam hal lain, guru harus membimbing anak didik secara penuh. Pendidik diharuskan memulai pelajaran dari yang mudah dan mengangsur meningkat kepada yang sulit.

4.Menasehati murid agar senantiasa berakhlaq baik. Ia harus memulai hal ini dari hanya sekedar sindirian serta dengan cinta, tidak menggunakan corak terang-terangan apalagi dengan cara mengejek dan kasar. Justru hal semacam itu dapat menyebabkan anak didik memberontak dan keras kepala, ibarat air dalam keranjang menetes kedalam pasir.

5.Menjauhkan diri dari sikap mencemooh ilmu-ilmu lain di depan anak didik. Misalnya, guru matematika mengatakan ilmu akidah akhlak tidak penting, atau guru filsafat mengatakan ilmu fiqih tidak diperlukan atau semacamnya.

6.Memegang teguh supaya objek yang diajarkannya sesuai dengan tingkat kemampuan dan daya pemahaman anak didiknya. Pendidik tidak diperbolehkan memberikan pelajaran yang belum mampu dijangkau oleh potensi intelegensi anak didiknya.

7.Menyetem disiplin ilmu yang sesuai untuk anak-anak yang kurang pandai. Ia tidak boleh menyebut-nyebut bahwa dibelakang ilmu yang diajarkannya masih banyak rahasia yang hanya ia sendiri yang mengetahuinya. Kadang-kadang dengan menyembunyikan semacam itu, seorang guru ingin memperlihatkan dirinya sebagai seseorang yang sangat dalam ilmunya sehingga orang banyak harus berguru padanya.

8.Mengamalkan ilmunya. Serta perkataannya tidak boleh berlawanan dengan reakitas zahir perbuatannya. Sebab jika sedemikian halnya, maka murid-murid tidak akan hormat kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun