Mohon tunggu...
Wildan Nanda Wicaksana
Wildan Nanda Wicaksana Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai dunia balap

Menulis merupakan hak bagi setiap manusia

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jordan Ford 191, Mobil F1 Pertama Tim Jordan yang Sederhana Namun Memiliki Performa yang Menjanjikan

15 November 2022   11:32 Diperbarui: 15 November 2022   11:34 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jordan Ford 191, Foto: Nic Redhead/flickr.com

Jika Anda adalah seorang desainer mobil F1 dan bos tim meminta Anda untuk mendesain sebuah mobil F1 dengan jumlah staf yang sedikit dan akses terbatas untuk menguji coba mobil Anda ke wind tunnel, solusi terbaik untuk menyiasatinya adalah dengan mendesain mobil F1 sesimpel dan seefektif mungkin dan cara itu juga digunakan oleh Gary Anderson, seorang desainer tim Jordan untuk meranacang mobil F1 mereka. 

Sebelum mendesain untuk tim Jordan, awalnya dia bekerja di tim Brabham sebagai mekanik pada tahun 1972 untuk membantu tim tersebut membangun mobil F3. 

Lambat laun dia diangkat menjadi kepala mekanik di Brabham. Di tahun 1975 Anderson bermitra dengan mantan mekanik Tyrell, Bob Simpson untuk membangun mobil F3 yang bernama Anson yang cukup sukses di lintasan. 

Namun sayang di tahun 1977 sponsor tim tiba-tiba menarik diri dari kesepakatan yang membuat tim mengalami kesulitan finansial dan mobil mereka terpaksa harus ditarik. 

Balapan dengan sedikit uang tidak cocok dengan dirinya. Anderson memutuskan untuk hijrah ke Amerika Serikat dan menjadi kepala teknisi di sebuah tim Indy. Di sinilah dia pertama kali bekerja sama dengan pembalap Roberto Moreno. 

Bromley Motorsport Reynard 88D-Cosworth, Foto: vintageracecar.com
Bromley Motorsport Reynard 88D-Cosworth, Foto: vintageracecar.com
Duet mereka menjadi sebuah duet yang sukses besar di ajang balap F3000 ketika Anderson direktur Bromley Motorsport dengan Roberto Moreno sebagai pembalapnya dan Moreno memenangkan gelar Formula 3000 tahun 1988 untuk tim yang menggunakan sasis Reynard 88D F3000. 

Kemudian Adrian Reynard menyewa jasa Anderson untuk merancang sasis Reynard F3000 1989 dan 1990. 

Tak lama kemudian Jean Alesi memenangkan balapan Formula 3000 dengan mobil Reynard-Mugen yang didesain Anderson yang mana dijalankan oleh tim milik Eddie Jordan. 

Jordan terkesema dengan mobil hasil rancangan dari Anderson dan mencoba untuk menghubungi dia agar mau mendesain mobil F1 Jordan pertama. 

Jordan membujuk Anderson dengan mengklaim telah mengantongi sponsor untuk membangun mobil F1.  Anderson akhirnya takluk pada pesona Jordan dan menerima tawaran itu. 

Proyek F1 mereka dimulai di bulan Februari tahun 1990. Karena banyaknya jumlah tim yang ambil bagian dalam musim Formula Satu 1991, Jordan harus menyelesaikan pra-kualifikasi pada awal setiap akhir pekan balapan agar diizinkan masuk ke sesi kualifikasi.

Sebanyak delapan mobil dimasukkan untuk pra-kualifikasi, dengan empat tercepat melanjutkan ke kualifikasi. Mereka harus membuat mobil F1 yang cepat berfungsi, mudah dipahami, cepat di lintasan serta mudah untuk diatur agar bisa bersaing di trek dan Jordan 191 memiliki semua kriteria tersebut. 

Anderson adalah pemimpin tim beranggotakan tiga orang yang terlibat dalam desain Jordan 191 tersebut, yaitu Andrew Green mengerjakan bagian suspensi, Mark Smith mengerjakan girboks dan Anderson bertugas mengerjaskan bagian bodi dan aerodinamika.

Mobil itu memiliki bentuk yang rapi dengan hidung terangkat dan diffuser belakang yang terkulai. 

Pada awalnya mereka menggunakan mesin milik Judd  namun mereka menggantinya dengan mesin dari Ford yang mana memaksa Anderson untuk mendesain ulang penutup mesin 191 dengan adanya sedikit tonjolan. 

Namun sayang, sponsor mereka yang telah menjadi sponsor mereka di ajang F3000, Camel beralih ke tim rivalnya, Benetton dan mau tak mau Jordan harus mencari sponsor lain dan mereka berhasil menekan kontrak dengan perusahaan minuman ringan, 7 Up sebagai sponsor utama tim Jordan. 

Warna hijau pada sponsor mereka membuat 191 terlihat jauh lebih baik. 

Pada bulan November 1990, 191 telah selesai dan mulai diuji coba oleh pembalapa veteran asal Inggris, John Watson di Silverstone. 

Umpan balik yang diberikan cukup baik dan uji coba lanjutan dilanjutkan di sirkuit Paul Richard. 

Pada akhirnya, tim Jordan memilih Andrea de Cesaris yang berpengalaman dan Bertrand Gachot dari Belgia yang berbakat untuk mengemudikan 191 bertenaga Ford di musim debutnya. 

Tim ini memulai debutnya di formula 1 dengan susah payah. Setelah awal tahun yang sulit, kedua pembalap tersebut menempati posisi keempat dan kelima di Grand Prix Kanada dan menghasilkan poin pertama Jordan Grand Prix hanya dalam balapan kelimanya.

Ketenaran Jordan 191 datang di Grand Prix Belgia di mana seorang pembalap muda Jerman direkrut untuk menggantikan Gachot, yang harus menjalani hukuman penjara dua bulan karena menyerang seorang sopir taksi. 

Pengganti berbakat ini tidak lain dan tidak bukan adalah Michael Schumacher, yang datang untuk menambah pengalaman di ajang jet darat Formula 1. 

Dia lolos ke urutan ketujuh yang spektakuler tetapi terpaksa mundur karena masalah kopling di awal lap pertama balapan. 

Harapan Jordan untuk mempertahankan Schumacher selama sisa musim ini pupus karena meski ada kesepakatan lisan, pemain muda Jerman itu direkrut oleh Benetton untuk putaran berikutnya. 

Kursi milik Schumacher diambil alih oleh Roberto Moreno, yang telah didepak oleh Benetton untuk menggantikan Schumacher dan kemudian Jordan merekrut Alessandro Zanardi. 

Meskipun Gachot bisa membalap untuk dua balapan terakhir musim ini, namun Jordan memilih untuk tetap menggunakan susunan pembalap yang ada. 

Meskipun dikenang karena memberi Schumacher kesempatannya di Formula 1, Jordan 191 layak mendapat pujian lebih. 

De Cesaris menjalani musim yang solid yang membuatnya finis di urutan ke-9 dalam kejuaraan. 

Gachot dan Moreno juga mencetak poin dan penghitungan gabungan sudah cukup bagi tim Jordan Grand Prix untuk finis ke-5 di klasemen konstruktor di musim debut tim, yang mana mereka berhasil mengungguli tim berpengalaman seperti Lotus, Tyrrell dan Brabham. 

Jordan 191 meskipun sederhana karena keterbatasan sumber daya namun memiliki penampilan yang memesona dan juga cepat di lintasan serta bisa bersaing dengan tim lain yang lebih mapan dari tim Jordan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun