Menurut Buya Hamka pada situasi ini posisi Nabi Muhammad adalah sebagai seorang hakim pemisah, di mana tedapat kedua belah pihak yang menerima putusan beliau dengan senang hati.
c) Perempuan Berhak Atas Haknya
Dimana hal ini pernah terjadi pada masa Nabi Muhammad, di mana suatu ketika seorang perempuan bernama Khansa binti Khidam mengadukan hal kepada Rasulullah bahwa dia akan dikawinkan oleh ayahnya padahal dia tidak menyukai laki-laki tersebut.
Maka diserahkanlah oleh Nabi kepada Khansa bagaimana maunya. Apabila dia minta pembatalan nikah, maka beliau batalkan. Kisah Khansa menggambarkan bahwa agama Islam memberikan hak kepada kaum perempuan,yakni hak atas dirinya sendiri.
Kedudukan Wanita dan perkembangannya Dalam Islam
Dalam buku berjudul “Pemikiran Fatima Mernissi Tentang Kedudukan Perempuan dalam Islam”, yang ditulis oleh Dr. Siti Zubaidah, MA, kemudian diterbitkan oleh Citapustaka Media Perintis, merupakan sesuatu yang berbeda dari pemikiran banyak ulama klasik dan modern, hal ini karena, menurutnya, dia ingin menggali dan mengambil esensi dari ajaran Islam. (Zubaidah, S., 2010)
Maka demikian penulis memandang, seorang pejuang paling gigih untuk meningkatkan martabat kaum Wanita adalah Rasullah SAW, esensi paling dasar dari emannsipasi wanita sudah tertulis dalam kitab suci Alquran yang diwahyukan kepada beliau, hampir 15 abad yang lalu.
Ketika pada masa jahiliyah terdapat praktek pembunuhan bayi Wanita dan Rasullah ikut memberantas bahkan mengecam praktek itu, dan bahwasanya ini adalah bukti kehormatan terhadap kaum Wanita.
Tidak ada konteks penciptaan membedakan Wanita didalam alquran, ataupun episode “Kejatuhan”, tidak mendukung pandangan yang menyatakan bahwa wanita diciptakan tidak hanya dari laki-laki, tapi juga untuk laki-laki.
1. Kedudukan Wanita Menurut alquran
Salah satu kemuliaan yang diberikan Allah swt.. kepada kaum wanita adalah dengan diturunkannya satu surat dalam Alquran yang menyajikan khusus perkara wanita dengan nama surat wanita (Al-Nisa’), begitupun surat – surat lain yang menyajikan ihwal Wanita tidak hanya disurat al-Nisa saja. Akan tetapi terdapat disurat lain seperti al-Baqarah, al-Maidah, al-Ahzab, al-Mujadalah, al-Mumtahanah, al-Tahrim, dan lain-lain.