Mohon tunggu...
Wildan Gustiar Ichsan
Wildan Gustiar Ichsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Matematika S1 UNDIP

Saya saat ini menempuh pendidikan Matematika S1 di Universitas Diponegoro. Saya memiliki hobi bernyanyi dan olahraga. Makanan Favorit saya adalah nasi goreng.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami LGBT dan Pelecehan Seksual oleh Oknum LGBT

22 Oktober 2024   18:37 Diperbarui: 23 Oktober 2024   04:18 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korban sering kali dipaksa untuk berpartisipasi dalam kegiatan seksual dengan imbalan tertentu atau takut kehilangan pekerjaan jika menolak.

“Pelecehan seksual ini terjadi karena pelaku merasa berkuasa dan ada kesempatan untuk melakukan tindakan tersebut. Bahkan, terkadang si korban tidak menyadari karena menganggap pelaku memiliki jenis kelamin yang sama,” ujar Ikhsan.

  • Pelaku Kurang Kontrol Diri
    Penyebab lainnya menurut Ikhsan adalah pelaku tidak mampu mengendalikan dorongan seksual. Mereka yang tidak bisa menahan nafsu bisa melakukan pelecehan tanpa menyadarinya.

“Pelaku yang tidak memiliki kontrol diri sering kali tidak mampu menahan hasrat seksual yang muncul. Selain itu, bisa juga karena kurangnya pengetahuan tentang perilaku seksual,” jelas Ikhsan.

  • Pelaku Tidak Menyadari Tindakannya
    Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh The Finery Report pada 2018 menunjukkan bahwa ketidaktahuan menjadi salah satu faktor penyebab pelecehan seksual.

Pelaku sering kali tidak menyadari bahwa tindakan yang mereka lakukan dianggap sebagai kejahatan. Contohnya, catcalling—menggoda atau memanggil seseorang dengan merujuk pada orientasi seksual—sering dianggap hal biasa. Pelaku menganggap tindakan ini sepele, termasuk tindakan menyentuh bagian tubuh tertentu yang juga termasuk pelecehan seksual.

  • Stres Berlebihan
    Ketika seseorang menghadapi banyak tekanan, mereka bisa cenderung mengekspresikan emosi secara negatif kepada orang lain. Hal ini dapat menyebabkan tindakan pelecehan, pertengkaran, dan perilaku agresif lainnya.
  • Gangguan Mental
    Gangguan mental juga bisa menjadi alasan seseorang melakukan pelecehan seksual. Misalnya, gangguan eksibisionistik, yaitu tindakan menunjukkan alat kelamin kepada orang lain tanpa persetujuan demi kepuasan diri. Pelecehan ini bisa terjadi secara langsung maupun melalui media virtual.

Ikhsan menambahkan bahwa banyak korban pelecehan seksual, terutama di tempat kerja, ragu untuk mengambil langkah hukum karena khawatir terhadap pekerjaan dan karier mereka. Namun, korban disarankan untuk berani meminta bantuan karena dampak pelecehan seksual bisa menyebabkan trauma yang berkepanjangan.

Pelecehan seksual juga dapat terjadi pada anak-anak di bawah umur seperti yang sudah saya jelaskan di atas maka dari itu akan di bahas Faktor Penyebab Oknum LGBT Melakukan Pelecehan Seksual Pada Anak dibawah Umur

Faktor Penyebab Oknum LGBT Melakukan Pelecehan Seksual Pada Anak dibawah Umur:

A. Faktor Internal
Faktor yang berasal dari diri korban itu sendiri.

  1. Kepribadian Anak
    Anak-anak umumnya memiliki sifat yang mudah dipengaruhi, dimanipulasi, dan diatur. Sifat-sifat ini membuat mereka rentan menjadi korban kejahatan, seperti pencabulan. Dengan kata lain, kepribadian anak sangat berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya kejahatan.
  1. Keimanan dan Kepercayaan
    Kurangnya pengetahuan agama pada anak membuka peluang bagi mereka untuk menjadi korban kejahatan, terutama pencabulan. Agama memberikan panduan tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, khususnya mengenai hubungan sesama jenis. Pemahaman agama yang baik dapat melindungi anak dari ancaman pencabulan.

B. Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar anak.

  1. Pengawasan Keluarga
    Kebanyakan pelaku kejahatan cenderung mengambil kesempatan pada anak-anak yang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Minimnya perhatian ini dapat menyebabkan tindakan kejahatan pelaku tidak terungkap. Kurangnya pengawasan juga bisa memicu anak untuk terjerumus ke perilaku negatif, termasuk homoseksualitas. Ketika anak merasa kurang kasih sayang di rumah, mereka bisa mencari cinta di lingkungan yang salah, yang berpotensi membuat mereka menjadi korban.
  1. Lingkungan Masyarakat
    Lingkungan yang buruk dan kurangnya pengawasan dari masyarakat dapat meningkatkan peluang terjadinya pencabulan pada anak. Perilaku yang menyimpang di sekitar mereka dapat mempengaruhi anak-anak yang sedang tumbuh dan berkembang di lingkungan itu. Anak-anak yang masih memiliki kondisi psikologis yang lemah sangat rentan menjadi korban tindakan menyimpang dari orang dewasa.
  1. Teknologi dan Media Massa
    Akses yang mudah ke internet dan media sosial juga menjadi faktor dalam meningkatnya jumlah korban pencabulan sodomi terhadap anak. Dengan perkembangan teknologi, siapapun dapat dengan cepat mengenalkan konten pornografi, yang tentunya meningkatkan risiko anak-anak menjadi korban kejahatan pencabulan.

Dampak yang dirasakan Korban dari Pelecehan Seksual Sesama Jenis:

 Dilansir dari klikdokter.com, menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., seorang psikolog, pelecehan seksual di tempat kerja bukanlah hal yang baru. Baik pelecehan yang dilakukan oleh lawan jenis maupun sesama jenis dapat memiliki dampak besar pada kesehatan mental korban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun