Mohon tunggu...
Wike Atul Jannah
Wike Atul Jannah Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswi

Ahlan Wa sahlan :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Salam Rindu Untukmu Wahai Calon Imamku

17 Maret 2020   21:52 Diperbarui: 17 Maret 2020   23:29 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iya kamu.... Yang aku tidak tau siapa namamu. Pernah terlintas dalam benakku bahwa apakah aku mungkin telah bertemu denganmu sebelumnya? Berpapasan denganmu? Bahkan telah berbicara dan merasa nyaman di dekatmu? Atau kamu adalah barisan dari teman-temanku waktu upacara SD dulu, jangan jangan teman MA ku sekarang?  Dan ataukah kamu memang masih belum bertemu denganku? 

Sayang teramat sayang, aku masih belum menyadari bahwa kamu yang sering hadir adalah jodohku. Karena teka-teki Allah sangat lah sulit untuk kutebak hingga aku tak bisa mengenalimu.

Namun, tenang saja walau aku tak pernah mengenalimu sekalipun sebelumnya, aku akan tetap merindui dan tak mengurangi rasa cintaku untukmu pendamping hidupku....

Untukmu wahai jodohku....

Berbicara tentang rindu, bolehkah aku bertanya satu hal denganmu?  Apakah salah bila aku merinduimu? Iya merindui hadirmu.

Sering kali aku memanggilmu dalam setiap ucapan do’aku. Memohon untuk keselamatanmu. Merayu Allah agar melindungimu jauh dari kehidupan yang fana ini.. Meminta kepadaNya sebuah tali hubungan yang kuat sejak saat ini.

Aku juga tak sungkan meminta pada Allah agar kamu juga mendoakan ma’mummu ini tetap kuat dan sabar dalam menunggumu. Karena diri tau dalam penantian ini akan banyak lika liku yang harus kulalui untuk segera bertemu denganmu pendampingku.

Aku pun sadar bahwa diri ini juga bukan perempuan hebat yang memiliki banyak keistimewaan. Bila dibanding dengan mereka perempuan perempuan bermake up cantik.

Terkadang aku juga masih bersifat kekanak-kanakan dengan sifat manja yang sering kulakukan. Maafkan diri yang seperti ini calon imamku..

Aku hanya perempuan sederhana yang senantiasa akan menerima segala kekuranganmu dimasa lalu. Karena aku tau, aku tak berhak menghakimi masa lalu mu. Aku hanya melihat bagaimana pola pikirmu kedepan. Karena yang aku tau dirimu lah yang berhak menghakimi masa laluku.

Ketahuilah pula calon imamku, aku bukanlah perempuan yang istimewa. Aku tak secantik dan selembut fatimah. Sekuat Khadijah dan setegar Aisyah. Aku pun masih tak dapat dikatakan istiqomah dalam hijrah, namun akan selalu berusaha untuk itu semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun