Mohon tunggu...
Wike Atul Jannah
Wike Atul Jannah Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswi

Ahlan Wa sahlan :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Salam Rindu Untukmu Wahai Calon Imamku

17 Maret 2020   21:52 Diperbarui: 17 Maret 2020   23:29 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teruntuk : Calon Imamku 

Dari        : Calon ma’mummu 

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Duhai calon imamku...

Kata basmalah telah kuucap sebagai awal sapaan kita yang mungkin baru pertama kali ini aku menyapamu melalui bait demi bait isi dari suratku. Dengan diitemani sahabat terbaik, yang baru saja kusentuh, dari sekian lama tak pernah bersua dalam larik. Kini ku mulai dengan secercah harapan berbingkai rindu dari Calon Ma'mummu di pulau seberang ini. 

Terbenam swastamita silih bergantk dengan pekat malam. Heningnya menjadi pelengkap batin untuk menyapamu, wahai calon imamku. Sama halnya dengan suasana hitam langit diatas, ditemani Sang Murabbi dan kawan menulisku, diri tak bisa berbuat apa-apa selain dengan menyapamu melalui sepucuk surat yang insya Allah Sang Maha Cinta sampaikan padamu.

Untukmu wahai calon imamku.

Rindu ini selalu memuncak, tak mampu kubendung bersama lantunan do’a yang sering kupanjatkan disetiap waktu, entah dimanapun dan bagaiamana pun aku berada. Merinduimu adalah suatu hal yang tak pernah dipungkiri, datang secara tiba-tiba dan tak bisa kutolak kehadirannya.

Merinduimu merupakan suatu hal yang istimewa bagiku, karena dengan itu seorang aku mampu bertahan untuk selalu mengharapkanmu dibanding sosok dia yang hadirnya pun belum bisa kukatakan pasti.

Kepadamu ku utarakan. Bahwa aku selalu berangan tentang keadaanmu disana, apakah kamu sedang baik-baik saja? Atau sedang apa kamu disana? Jangankan itu, aku pun sering bertanya bagaimana sifatmu? Apakah kamu selalu berada pada Titah-Nya? Dan apakah kamu juga sedang merinduiku? Bahkan apakah aku selalu  dihadirkan dalam do’a-do’a mu juga? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu hadir dalam anganku ketika sangat merinduimu sosok calon pendampingku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun