Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis. Semakin diambil airnya, semakin jernih airnya. Ilmunya mengalir bening, dan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang meminumnya.
Guru ideal adalah guru yang mengusai ilmunya dengan baik. Guru mampu menjelaskan dengan baik apa yang diajarkannya. Guru diisukai oleh peserta didiknya, karena cara mengajarnya yang enak didengar dan mudah dipahami.
Ilmunya mengalir deras dan terus bersemi di hati para anak didiknya. Tapi, guru pun harus bisa menerima kritikan dari peserta didiknya. Dari kritik itulah guru dapat belajar dari para peserta didiknya. Guru tidak boleh alergi dengan kritik.
Guru ideal justru harus belajar dari peserta didiknya. Dari mereka guru dapat mengetahui kekurangan cara mengajarnya, dan melakukan umpan balik (feedback).
Benarkah sosok guru ideal itu ada? Lalu seperti apakah sosok guru ideal yang diperlukan saat ini? Apakah guru ideal hanyalah guru yang sudah lulus sertifikasi guru? Atau guru yang sudah ikut program pendidikan guru penggerak kemdikbudristek? Benarkah demikian?
Dari hasil perenungan Omjay yang mendalam, dan juga hasil wawancara dengan teman-teman guru di mana penulis bertugas didapatkan pendapat yang beragam dan mengerucut pada tiga pendapat tentang guru ideal.
Guru ideal yang diperlukan saat ini adalah pertama, guru yang memahami benar akan profesinya. Profesi guru adalah profesi yang mulia. Dia adalah sosok yang selalu memberi dengan tulus dan tak mengharapkan imbalan apapun, kecuali ridho dari Tuhan penguasa dan pemilik bumi serta isinya, Allah SWT.
Falsafah hidupnya adalah tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah. Hanya memberi tak harap kembali. Dia mendidik dengan hatinya. Kehadirannya dirindukan oleh peserta didiknya. Itulah sebenarnya kasta tertinggi seorang guru. Wajahnya selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5S dalam kesehariannya (Salam, Sapa, Senyum, Syukur, dan Sabar).
Kedua, Guru yang ideal adalah guru yang memiliki sifat selalu berkata benar, penyampai yang baik, kredibel, dan cerdas. Guru yang memiliki keempat sifat itu adalah guru yang mampu memberikan keteladanan dalam hidupnya karena memiliki budi pekerti yang luhur. Akhlaknya sangat mulia, dan pendidikan karakter guru kuasai untuk menciptakan profil pelajar Pancasila, dan pemimpin masa depan.
Guru selalu berkata benar (tidak pernah berbohong), mengajarkan kebaikan, dapat dipercaya, dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Sifat tersebut di atas harus dimiliki oleh guru dalam mendidik anak didiknya karena memiliki motto iman, ilmu, dan amal. Memiliki iman yang kuat, menguasai ilmunya, dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain.
Terakhir, Guru yang ideal menurut Omjay yang diambil dari berbagai sumber adalah guru yang memiliki 6 kecerdasan. Kecerdasan yang dimiliki terpancar jelas dari karakter dan prilakunya sehari-hari. Baik ketika mengajar, ataupun dalam hidup ditengah-tengah masyarakat.