Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Modul 3.3 CGP7 Jakarta Timur

12 Juni 2023   07:03 Diperbarui: 12 Juni 2023   08:15 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnal Refleksi Modul 3.3 adalah komunikasi yang memberdayakan antara fasilitator dengan calon guru penggerak angkatan 7. Bapak Ibu CGP yang berbahagia, tiba saatnya kita di modul 3.3. Sebuah modul pengelolaan program yang berpihak kepada murid atau siswa. Guru menjadi mandiri dan melakukan refleksi serta mampu berkolaborasi sekaligus inovatif dalam berpihak pada murid atau siswa. Pengelolaan program yang berdampak positif pada murid atau siswa harus dibuat. Omjay memilih sebuah program yang bernama acs. Aplikasi coding siswa. Sebuah program yang mengajak siswa kelas 8 SMP membuat program games untuk murid paud.

Mari berkolaborasi untuk memanajemen program yang berdampak pada murid atau siswa. Omjay berharap setelah mempelajari modul 3.3. ini Omjay bisa menelaah, menyeleksi program yang sesuai dengan kebutuhan dan siswa bisa menjadi ketua projek kegiatan yang berkolaborasi dengan guru.  Model 4f(facts, feelings, findings, future) sudah harus bisa diterapkan dalam melakukan aksi nyata.

Jurnal refleksi Dwi mingguan ini untuk menuangkan perasaan, gagasan, dan pengalaman praktik baik yang telah dilakukan dengan memilih model 4f di atas. Sebagai refleksi pembelajaran dan aktivitas yang telah dilakukan di LMS pendidikan guru penggerak.

Mempelajari Modul 3.3 tentang “Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid” membuat saya takjub. Bukan itu saja, saya sebagai guru sangat optimis dapat mengembangkan ilmu selama PPGP (Program Pendidikan Guru Penggerak) untuk dapat sharing dan kolaborasi di lembaga sekolah agar lebih mampu mengembangkan potensi murid yang beragam sesuai dengan aset yang ada.  

Modul 3.3 membuka wawasan bagi saya tentang: (1) kepemimpinan murid (students agency) dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila; (2) suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) murid dalam konsep kepemimpinan murid; (3) lingkungan yang mendukung tumbuh kembangnya kepemimpinan murid; dan (4) pentingnya melibatkan komunitas untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid.

Mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya.

Dengan demikian, saat merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, murid seharusnya menjadi pertimbangan utama.

Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan memiliki apa yang disebut dengan “agency”, yaitu kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui  tindakan-tindakan yang dibuatnya.

Murid mendemonstrasikan “student agency”  ketika mereka mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

Suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) murid dalam konsep kepemimpinan murid. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.

Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.

Upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan  menyediakan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan dapat  mewujud sebagai pengejawantahan Profil Pelajar Pancasila dalam dirinya.


Sebagaimana padi yang hanya akan tumbuh subur pada lingkungan yang sesuai, maka kepemimpinan murid pun akan tumbuh dengan lebih subur jika sekolah dapat menyediakan lingkungan yang cocok. Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid adalah lingkungan di mana guru, sekolah, orangtua, dan komunitas secara sadar mengembangkan wellbeing atau kesejahteraan diri murid-muridnya secara optimal.

Dalam rangka mewujudkan lingkungan belajar yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid, maka guru dan sekolah tentunya tidak dapat bekerja sendiri. Mereka akan memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya dari komunitas.

Sebagai pusat dari proses pendidikan, murid berada dalam lintas komunitas. Mereka dapat berada sekaligus pada komunitas keluarga, komunitas kelas dan antar kelas, komunitas sekolah, komunitas sekitar sekolah, dan komunitas yang lebih luas.

Semua komunitas tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses pembelajaran murid. Komunitas-komunitas tersebut merupakan aset sosial yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas program/kegiatan pembelajaran di sekolah, termasuk dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, yaitu dengan bersama-sama ikut mempromosikan dan mendorong “suara, pilihan, kepemilikan” murid dalam berbagai peran yang mereka mainkan dan interaksi mereka dengan murid.

Presentasi CGP7 di SMKN 51 Jakarta Timur/dokpri
Presentasi CGP7 di SMKN 51 Jakarta Timur/dokpri

Aktor pendukung CGP yang terdiri dari Fasilitator, Pengajar Praktik, dan Instruktur memiliki peran penting sebagai teman belajar CGP selama pendidikan. Kualitas aktor pendukung perlu terus ditingkatkan untuk memastikan pembelajaran di dalam Pendidikan Calon Guru Penggerak mencapai hasil yang diharapkan. Penilaian kinerja aktor pendukung akan mencakup penilaian di beberapa aspek, antara lain:

  1. Komunikasi yang memberdayakan,
  2. Keterampilan memandu dan memastikan ketercapaian hasil belajar,
  3. Keterampilan memandu refleksi dan memberikan umpan balik penilaian, serta
  4. Sikap kerja dan kedisiplinan

Penilaian yang diberikan tentu bersifat rahasia, seluruh data penilaian yang masuk akan diolah secara tertutup oleh tim pengolah nilai dari panitia pendidikan guru penggerak. Sehingga kita dapat memberikan penilaian yang jujur, jelas, dan objektif. Alhamdulillah Omjay mendapatkan kelas A7.31.BBGP-DIY dengan fasilitator bapak AKHID LUTFIAN.

Sebagai seorang fasilitator, hal yang harus dilakukan adalah menyapa Calon Guru Penggerak atau CGP pada forum komunikasi di Learning Manajement Sustem (LMS) dengan menayakan khabar atau progres belajar pada setiap akan memulai tahapan pembelajaran pada alur MERDEKA.

  • Mulai dari diri sendiri
  • Elaborasi konsep
  • Ruang kolaborasi
  • Demonstrasi kontekstual
  • Elaborasi Pemahaman
  • Koneksi antar materi
  • Aksi nyata

Fasilitator juga memberi apresiasi terhadap pendapat, ide, capaian belajar CGP selama pembelajaran tatap maya ataupun dialog di forum komunikasi di LMS. Menggunakan bahasa/istilah yang mudah dimengerti dalam sinkronus ataupun asinkronus bersama CGP. 

Menyampaikan konsep, informasi, gagasan / pemikiran, prosedur dan/atau berbagai hal terkait materi pembelajaran secara jelas dan mudah dipahami. Tidak memotong/ menyela CGP saat menyampaikan ide, pendapat atau pun saat bertanya. Mengajak CGP untuk menyampaikan ide, pendapat, tanggapan, pertanyaan atau saling menanggapi selama pembelajaran dan memprioritaskan peserta yang kurang aktif untuk menyampaikan pertanyaan dan pendapat. 

Menyampaikan tujuan pembelajaran secara rinci dan runtun sehingga memberi peserta gambaran mengenai perubahan kompetensi yang diharapkan terjadi di dalam pembelajaran. Memfasilitasi sesi pembelajaran yang telah disiapkan secara lengkap dalam batas waktu yang tersedia. Terampil menggunakan alat bantu pembelajaran, sehingga proses fasilitasi sesi kepada peserta dapat berlangsung secara lancar dan efisien. 

Fasilitator juga meminta umpan balik dan masukan peserta atas kesepakatan kelas yang ditawarkan di dalam pembelajaran. Kemudian melibatkan CGP dalam mendiskusikan konsep, informasi, gagasan / pemikiran, prosedur dan/atau berbagai hal terkait materi pembelajaran dengan pendekatan yang bersifat dua arah. 

Mengecek pemahaman peserta akan konsep modul/tugas. Contoh: meminta peserta menjawab pertanyaan pemantik di chat room, meminta perwakilan peserta menyampaikan intisari modul, membuat quiz dan lainnya. Memandu CGP dalam mereview pembelajaran di dalam LMS dengan tujuan memastikan pemahaman belajar dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memandu CGP untuk melakukan refleksi perbaikan pembelajaran berikutnya. 

Hal yang penting adalah fasilitator memberi apresiasi terhadap hasil refleksi CGP. Contoh: mengucapkan terimakasih, tidak menyalahkan hasil refleksi, memberikan umpan balik yang sesuai dengan hasil refleksi. Ikut memberikan umpan balik yang bermakna (mengidentifikasi hal yang sudah baik dan perlu perbaikan) di dalam sesi asinkronus di LMS dan memberikan umpan balik yang bermakna (mengidentifikasi hal yang sudah baik dan perlu perbaikan) di dalam sesi sinkronus/tatap maya. 

Fasilitator juga memastikan pemahaman peserta tentang tugas yang harus dikumpulkan. Contoh memastikan dokumen yang harus dikumpulkan, bertanya kepada peserta batas waktu pengumpulan, memberikan kesempatan bertanya terkait tugas kepada fasilitator. 

Memberikan umpan balik hasil penilaian kepada CGP berdasarkan bukti pendukung yang tepat. Membuka atau menutup kegiatan pembelajaran pada tatap maya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Tidak mengubah jadwal sinkronus yang sudah disepakati dengan CGP secara tiba tiba. 

Menggunakan bahasa yang menghargai dan menghormati di dalam berkomunikasi dengan CGP (sesi sinkronus dan asinkronus). Tidak membedakan gender, bernada melecehkan dan mengandung unsur diskriminasi. 

Menggunakan pakaian rapi dan sesuai normanya sesi bersama CGP. Memberikan umpan balik penilaian secara tertulis sebelum modul berikutnya berlangsung.

Alhamdulillah sudah masuk ke modul akhir, semangat dengan tugas akhir, dan dapat menyelesaikannya dengan baik. Walaupun sudah mulai kendor, namun harus tetap semangat. Alhamdulillah, harapan Omjay setelah mempelajari modul 3.3. ini bisa semakin memahami dan mampu melakukan pengelolaan program yang berdampak positif pada murid atau siswa. Kembalikan marwah guru kepada esensinya untuk menghidupkan ruh yang baik untuk semua muridnya. Ayo kita terus bergerak dan menggerakkan guru lainnya untuk menjadi guru penggerak.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Guru Blogger Indonesia.

Blog https://wijayalabs.com 

dokpri
dokpri

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun