[caption id="attachment_106515" align="alignleft" width="300" caption="Berita di Koran Itu Bohong! Masa Sih???"][/caption]
Aneh juga membaca berita di koran tentang pelaksanaan UN di SMP hari ini, Selasa 30 Maret 2010. Ada yang bilang ada kebocoran soal lah, ada yang bilang beginilah dan begitulah. Bahkan ada salah satu koran ternama di ibu kota yang salah menuliskan jadwal Ujian Nasional (UN). Nah Loh! Sampai-sampai banyak orang tua yang telepon ke sekolah menanyakan jadwal UN kenapa berubah???
"Berita di koran itu banyak yang bohong!", begitulah diskusi kami tadi pagi dengan teman-teman guru di tempat saya mengawas UN. Rasanya tak percaya dengan apa yang kami baca dengan apa yang kami lihat. Membuat kami tak percaya lagi dengan berita koran yang cenderung subyektif dan menganggap UN hanya dari sisi negatifnya saja. Padahal banyak juga sisi positif dari pelaksanaan UN yang belum dimuat di koran.
Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di sela-sela meninjau pelaksanaan UN tingkat SMP di SMP Negeri 19, Jakarta, mengatakan, dugaan kecurangan yang terjadi pada pelaksanaan UN tingkat SMA pekan lalu tidak akan diabaikan dan akan tetap ditindaklanjuti. Namun, dugaan kecurangan atau kebocoran itu berskala kecil sehingga tidak mengganggu proses pelaksanaan UN secara keseluruhan.
”Meski sama-sama diketahui ada yang curang di tempat-tempat tertentu, harus diingat yang tidak curang lebih banyak. Jangan sampai kecurangan-kecurangan itu seakan-akan membuyarkan seluruh pelaksanaan UN,” kata Nuh. Selengkapnya baca di sini.
[caption id="attachment_106520" align="aligncenter" width="448" caption="Spanduk yang berisi kata-kata Bijak di SMP Dipeneogro 1"][/caption]
Di tempat saya bertugas sebagai pengawas UN di hari kedua ini, rasanya semua berjalan normal sesuai dengan harapan semua pihak. Begitupun dengan tempat-tempat lainnya di seluruh Indonesia. Kalaupun ada, tidak banyak sekolah yang mengalami masalah dan bisa dihitung dengan jari sekolah mana saja yang bermasalah dalam pelaksanaan UN. Jadi, janganlah "digeneralisir" kalau ada masalah di suatu sekolah, maka ribuan sekolah lain seolah-olah juga mengalami masalah yang sama dalam pelaksanaan UN. Nampaknya, pers atau media harus mulai bijaksana untuk memberitakan pelaksanaa UN dari sudut pandang yang netral dan obyektif. Berusaha keras mencari kebenaran informasi dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Tidak langsung tulis tanpa chek and rechek lebih dulu.
[caption id="attachment_106529" align="aligncenter" width="448" caption="Para Siswa Berkumpul di lapangan sebelum dan sesudah pelaksanaan UN"][/caption]
Pernahkan teman-teman jurnalist juga meliput dan memberitakan bahwa ada juga dampak positif UN bagi guru dan siswa di sekolah. Dampak positif yang paling terasa adalah sekolah menjadi terlihat lebih rapih dan lebih bersih dari hari biasanya. Para siswa menjadi lebih fokus belajar dan tidak main-main lagi dengan pelajaran yang akan diujikan. Guru pun akhirnya melakukan studi banding dari sekolah dimana mereka mendapatkan tugas menjadi pengawas silang. Berusaha mencari tahu keunggulan sekolah itu dari sisi "school culture".
[caption id="attachment_106534" align="alignleft" width="300" caption="5S di SMP Diponegoro 1"][/caption]
Seperti apa yang saya lakukan hari ini. Pergi melihat-lihat dan memperhatikan budaya sekolah di SMP Dipenogoro 1 yang sangat bagus sekali bila diterapkan di sekolah masing-masing. Membuat saya terpesona akan kehebatan para pengelolanya sehingga sekolah ini menjadi unggul di masyarakat. Apalagi sekolah ini adalah sekolah mitra binaan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dimana Prof. Dr. H. Arief Rachman, seorang tokoh pendidikan menjadi penasehatnya.