Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Berita di Koran Itu Bohong! Masa Sih???

30 Maret 2010   14:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:06 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_106515" align="alignleft" width="300" caption="Berita di Koran Itu Bohong! Masa Sih???"][/caption]

Aneh juga membaca berita di koran tentang pelaksanaan UN di SMP hari ini, Selasa 30 Maret 2010. Ada yang bilang ada kebocoran soal lah, ada yang bilang beginilah dan begitulah. Bahkan ada salah satu koran ternama di ibu kota yang salah menuliskan jadwal Ujian Nasional (UN). Nah Loh! Sampai-sampai banyak orang tua yang telepon ke  sekolah menanyakan jadwal UN kenapa berubah???

"Berita di koran itu banyak yang bohong!", begitulah diskusi kami tadi pagi dengan teman-teman guru di tempat saya mengawas UN. Rasanya tak percaya dengan apa yang kami baca dengan apa yang kami lihat. Membuat kami tak percaya lagi dengan berita koran yang cenderung subyektif dan menganggap UN hanya dari sisi negatifnya saja. Padahal banyak juga sisi positif dari  pelaksanaan UN yang belum dimuat di koran.

Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh di sela-sela meninjau pelaksanaan UN tingkat SMP di SMP Negeri 19, Jakarta, mengatakan, dugaan kecurangan yang terjadi pada pelaksanaan UN tingkat SMA pekan lalu tidak akan diabaikan dan akan tetap ditindaklanjuti. Namun, dugaan kecurangan atau kebocoran itu berskala kecil sehingga tidak mengganggu proses pelaksanaan UN secara keseluruhan.

”Meski sama-sama diketahui ada yang curang di tempat-tempat tertentu, harus diingat yang tidak curang lebih banyak. Jangan sampai kecurangan-kecurangan itu seakan-akan membuyarkan seluruh pelaksanaan UN,” kata Nuh. Selengkapnya baca di sini.

[caption id="attachment_106520" align="aligncenter" width="448" caption="Spanduk yang berisi kata-kata Bijak di SMP Dipeneogro 1"][/caption]

Di tempat saya bertugas sebagai pengawas UN di hari kedua ini, rasanya semua berjalan normal sesuai dengan harapan semua pihak. Begitupun dengan tempat-tempat lainnya di seluruh Indonesia. Kalaupun ada, tidak banyak sekolah yang mengalami masalah dan bisa dihitung dengan jari sekolah mana saja yang bermasalah dalam pelaksanaan UN.  Jadi, janganlah "digeneralisir" kalau ada masalah di suatu sekolah, maka ribuan sekolah lain seolah-olah juga mengalami masalah yang sama dalam pelaksanaan UN. Nampaknya, pers atau media harus mulai bijaksana untuk memberitakan pelaksanaa UN dari sudut pandang yang netral dan obyektif. Berusaha keras mencari kebenaran informasi dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Tidak langsung tulis tanpa chek and rechek lebih dulu.

[caption id="attachment_106529" align="aligncenter" width="448" caption="Para Siswa Berkumpul di lapangan sebelum dan sesudah pelaksanaan UN"][/caption]

Pernahkan teman-teman jurnalist juga meliput dan memberitakan bahwa ada juga dampak positif UN bagi guru dan siswa di sekolah. Dampak positif yang paling terasa adalah sekolah menjadi terlihat lebih rapih dan lebih bersih dari hari biasanya. Para siswa menjadi lebih fokus belajar dan tidak main-main lagi dengan pelajaran yang akan diujikan. Guru pun akhirnya melakukan studi banding dari sekolah dimana mereka mendapatkan tugas menjadi pengawas silang. Berusaha mencari tahu keunggulan sekolah itu dari sisi "school culture".

[caption id="attachment_106534" align="alignleft" width="300" caption="5S di SMP Diponegoro 1"][/caption]

Seperti apa yang saya lakukan hari ini. Pergi melihat-lihat dan memperhatikan budaya sekolah di SMP Dipenogoro 1 yang sangat bagus sekali bila diterapkan di sekolah masing-masing. Membuat saya terpesona akan kehebatan para pengelolanya sehingga sekolah ini menjadi unggul di masyarakat. Apalagi sekolah ini adalah sekolah mitra binaan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dimana Prof. Dr. H. Arief Rachman, seorang tokoh pendidikan menjadi penasehatnya.

Saya pun terpana membaca pamplet yang bertuliskan 5S di dinding sekolah itu. Membuat saya tersadarkan akan pentingnya SAPA, SALAM, SENYUM, SABAR dan SYUKUR dalam hidup ini. Mengajarkan kita untuk senantiasa menyapa siapa saja dengan mengucapkan salam dan diiringi dengan senyuman yang menawan lalu mengajak kita untuk selalu sabar dan bersyukur atas rahmat yang telah diberikan Allah kepada kita.

Saya pun merasakan betapa tuan rumah sebagai panitia UN sangat menyambut kami dengan hangat. Mampu menerima dan menyambut kami dengan baik sesuai dengan 5S tadi. Merasakan betapa 5S membuat hidup serasa damai dan membuat kita masuk dalam barisan orang-orang yang sholeh.

[caption id="attachment_106547" align="aligncenter" width="448" caption="Panita UN SMP Diponegoro 1 Melayani kami dengan baik"][/caption]

Akhirnya, tidaklah semua benar berita di koran itu tentang pelaksanaan UN yang cenderung bernuansa negatif . Sebab apa yang saya baca sangat berbeda dengan apa yang saya lihat selama bertugas menjadi pengawas UN. Apalagi berita yang saya baca di koran-koran tentang UN seolah-olah provokatif dan membuat pelaksanaan UN dengan niat baik ini menjadi terkotori oleh ulah oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.

[caption id="attachment_106563" align="aligncenter" width="448" caption="Sebuah Kata-kata yang sangat patut untuk direnungkan"][/caption]

Pelaksanaan UN memang harus terus dievaluasi, dan sudah seharusnya pemerintah bertindak bijaksana sehingga pelaksanaan UN yang baik ini merata dan berkeadilan, sehingga tak terdengar lagi si miskin harus pasrah dengan keadaan, karena ternyata pendidikan yang layak hanya untuk orang-orang kaya saja. Semoga orang-orang media masa seperti pers, sanggup menjembatani komunikasi dua arah agar pelaksanaan UN menjadi terus lebih baik dari tahun ke tahun.

salam Blogger Persahabatan

Omjay

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun