Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Sebagai Penyintas Covid-19 dengan Gagal Ginjal, Begini Caraku Melanjutkan Hidup

19 Juli 2021   05:30 Diperbarui: 26 Juli 2021   19:13 3211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku di ranjang RS Sentra Medika Cibinong dengan lengan kanan bengkak akibat infus. Foto milik sendiri.

Gambaran singkat proses cuci darah yang kujalani. Foto milik sendiri.
Gambaran singkat proses cuci darah yang kujalani. Foto milik sendiri.

Pada awalnya, divonis gagal ginjal membuatku merasa mendapat hukuman serius dari Tuhan. Aku merasa memasuki sebuah kurungan waktu yang akan memeras diriku menjadi calon mayat. Aku merasa direnggut dari hak asasi manusia bernama kebebasan menjalani hidup. 

Bagaimanapun, hidupku setelah ini ditentukan oleh jadwal cuci darah. Aku harus selektif soal apapun mulai dari makan minum, berkegiatan sosial hingga memilih pekerjaan. 

Namun demikian, teman-teman memberiku semangat bahwa menjadi pasien cuci darah bukan akhir dari segalanya, melainkan awal hidup baru yang lebih tertata, dan bisa jadi lebih baik. 

Mereka bilang, bisa jadi ini cara Tuhan menunjukkan cintaNya padaku agar hidupku lebih bermakna dan berkualitas dari tahun-tahun yang telah kujalani. Mereka memelukku dalam harapan dan doa. 

Mereka meminta aku sembuh agar tetap bisa membaca tulisan-tulisanku. Bahkan, ada diantara mereka yang mengirimkan obat herbal khas suatu daerah agar aku sembuh. 

Hari ini aku keluar RS dan terapiku dilanjutkan dengan rawat jalan. Inilah awal baru hidupku sebagai penyintas covid19 yang divonis gagal ginjal. Kumulai lembaran baru hidupku dengan semangat dan diet ketat. Kumulai jalan bau ini dengan harapan dan semangat, agar hidupku kedepan bukan hanya tertata, juga produktif dan bahagia. 

Pembaca, doakan aku agar tabah dan sabar menjalani sakit ini, bukan sebagai hukuman melainkan tugas baru agar hidupku lebih baik lagi. Doa pembaca sangat berarti bagiku dalam mengetuk pintu Tuhan dan meminta tanganNya membelaiku dengan kasihNya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun