Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Li Ziqi: Gagal dan Kelaparan di Kota, Kaya Raya Saat Kembali ke Desa

22 November 2020   05:25 Diperbarui: 22 November 2020   05:59 5334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagai petani, kadang Li Ziqi bagai hidup di negeri dongeng. Sumber: www.liziqishop.com

Li Ziqi, seorang bintang Youtube berusia 30 tahun asal Sichuan, China memesona puluhan juta orang. Sebagai Youtuber genre masak-masak, video-videonya sangat sederhana, yaitu menampilkan aktivitas mengumpulkan, menanam, serta memanen bahan pangan dan memasaknya menjadi aneka menu yang lezat dan cantik khas Sichuan.

Video-videonya sama sekali tidak menampilkan upaya berbicara kepada penonton. Pun enggak banyak menggunakan subtittle kecuali untuk nama nama bahan pangan dan menu yang dibuatnya. 

Video-videonya di Youtube ditonton oleh belasan hingga puluhan juta kali. Bahkan ada satu video yang dibuat pada Januari 2019 ditonton lebih dari 50 juta kali. Memang, saat menikmati video-videonya, seakan-akan kita melompat ke dunianya, hadir dalam kehidupannya hanya untuk menyaksikannya melakukan berbagai aktivitas sederhana, yang menenangkan sekaligus menghibur.

Selain itu, perempuan bertubuh mungil dengan wajah cantik dan rambut hitam panjang ini juga serba bisa. Selain tentu saja pandai memasak, dia juga bisa melakukan berbagai pekerjaan lain seperti membajak sawah, memanen padi, menggiling pagi, jagung dan gandum; membuat pakaian, mantel, hingga kasur; membuat kursi dari bambu, saung ayunan, oven dari tanah, sendal, sepatu, aneka anyaman dari bambu dan daun jagung kering; hingga membuat sulaman cantik. 

Tak lupa, dia juga bisa menunggang kuda, mengambil madu tanpa pelindung dari lebah, memanggul aneka beban berat seperti dua ember air atau dua keranjang ubi/jeruk/jagung/kubis dan aneka bahan bangan.

Untuk seorang perempuan bertubuh yang mungil, dia sangat kuat, cekatan dan luar biasa. Seringkali kunjumpai komentar di Youtube bahwa Li Ziqi ini bukan manusia bumi, melainkan seorang dewi yang hidup di surganya sendiri di pedesaan China sana.

Informasi mengenai kehidupan personal Li Ziqi bisa diperoleh di website online shop miliknya. Disebutkan bahwa masa kecil Li Ziqi nggak bahagia dan masa remajanya penuh tantangan yang memaksanya kerja sangat keras. Jadi, Li Ziqi lahir dari sebuah keluarga miskin di sebuah wilayah desa pegunungan di bagian barat daya Pingwu, Mianyang, Provinsi Sichuan, China. 

Saat ia masih kecil kedua orangtuanya bercerai dan Ayahnya menikah lagi. Li Ziqi kecil sempat tinggal dengan keluarga barunya dan memiliki seorang adik lelaki. Ibu tirinya yang galak membuat masa kecilnya semakin menderita saja, di mana ia terus menerus dipaksa melakukan berbagai pekerjaan alih-alih sekolah.

Tak lama kemudian ayahnya meninggal dunia dan Li Ziqi memilih tinggal dengan kakek dan neneknya alih-alih dengan ibu tirinya yang jahat. Kakek dan neneknya adalah warga desa biasa yang hidup dalam kemiskinan. 

Meskipun demikian kakeknya dikenal sebagai juru masak pada acara-acara besar di desa, seperti hajatan. Dari kakeknya Li Ziqi belajar memasak dan segala keterampilan untuk bertahan dalam hidup seperti membuat keranjang, mencangkul, membajak sawah, menggiling padi, gandum dan jagung, dll.

Karena kemiskinan akut, pada usia 14 tahun Li Ziqi harus drop out dari sekolah dan terpaksa pergi ke kota untuk bekerja demi memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Segala pekerjaan pernah dijalaninya mulai dari pelayan di restoran, tukang servis alat-alat eletronik, hingga DJ di kelab malam. 

Ia rela melakukan apapun yang penting bisa membantunya dan keluarganya terbebas dari kemiskinan. Nah, sebagai orang miskin, ia akrab dengan kelaparan dan harus tidur di bawah jembatan pada malam hari. 

Pada 2012, neneknya sakit parah dan ia memilih meninggalkan hidupnya di kota dan tinggal dengan nenek yang sangat disayanginya. Kembali ke desa, maka ia hidup sebagai petani biasa dan hidup apa adanya sebagai petani demi menghidupi dirinya sendiri dan neneknya.

Ia memang bisa menyanyi dan menari, tapi ya standar lah. Makanya ia berpikir keras tentang hal apa yang bisa dilakukannya untuk menghasilkan uang. Akhirnya ia memilih untuk membuat video masak-masak khas kampung halamannya dan ia posting video-videonya di akun Mepai, sebuah platform media sosial di China. Tapi, eh nggak laku. 

Namun, tak lama kemudian video-vidoenya menjadi semakin populer saat seorang pakar makanan (mungkin chef ya) mengenali keahliannya. Alhasil followernya bertambah seketika. Pada 2016, ia mulai memposting video-vidoenya di Weibo, semacam Twitter-nya China dan semakin menarik banyak perhatian.

Pada 2017, ia semakin dikenal luas dan mendapat julukan sebagai "An Oriental Lifestyle Foodie" karena video-videonya seakan memenuhi kerinduan banyak orang tentang hidup di alam impian, di pedesaan yang nyaman. 

Selain karena kemampuannya memasak makanan khas Sichuan, Li Ziqi juga digemari karena dalam setiap videonya tampil menggunakan pakaian khas suku Han. Sehingga orang-orang pun menghargainya sebagai sosok yang melestarikan budaya Sichuan, khusunya etnis Han.

Li Ziqi dan keindahan kampung halamannya saat musim dingin. Cakep ya. www.liziqishop.com
Li Ziqi dan keindahan kampung halamannya saat musim dingin. Cakep ya. www.liziqishop.com
Jika sebelumnya ia syuting sendiri untuk membuat video-videonya menggunakan iPhone dan kamera DSLR, sehingga bikin satu video aja jadi lama banget.

Kini ia bekerja dalam tim, di mana ia mempekerjakan seorang asisten dan fotografer paruh waktu. Sehingga tak heran jika video-videonya semakin berkualitas, dan semakin sering juga dia upload di Youtube. Popularitasnya dibuktikan dengan jumlah keseluruhan pengikutnya, penggabungan Youtube dan Weibo adalah lebih dari 58 juta orang. 

Sekarang, selain menjalani hidup penuh kebahagiaan sebagai petani, ia juga dikenal sebagai Youtuber, Vlogger dan Entrepreneur ternama karena memang menjual sejumlah produk di situs khusus bernama liziqishop.com seperti selai, minuman dan makanan khas Sichuan dengan kemasan cantik.

Setelah bertahun-tahun bekerja keras dan kreatif, kini Li Ziqi berhasil keluar dari kemiskinan, dan malah sering menyumbangkan uangnya untuk kegiatan kemanusiaan.

SOFT POWER, SELF-RELIANCE AND INDEPENDENCE

Kemiskinan dan kehidupan yang tidak bahagia bukan alasan untuk mengeluh, berputus asa dan berbuat jahat. Li Ziqi membuktikan bahwa mimpi yang disertai kerja keras untuk keluar dari kemiskinan membuatnya sampai pada jalan yang benar bagaimana menggapai kekayaan, popularitas dan kehidupan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Kasih sayangnya kepada dirinya sendiri serta neneknya membuatnya begitu tangguh memperjuangkan kehidupan yang baik, dan kini malah menginspirasi jutaan orang di dunia. 

Li Ziqi bukan saja telah melampaui mimpi-mimpi secara ekonomi, melainkan telah menjadi guru bagi dunia dalam membebaskan diri dari kemiskinan. Cara yang ia lakukan sangat sederhana, yang mungkin tak satupun ada dalam agenda kerja lembaga-lembaga dunia yang bekerja untuk mengentaskan kemiskinan.

Li Ziqi yang pernah berjuang keras selama hampir 8 tahun di kota memahami bahwa para penduduk desa yang pergi ke kota untuk pekerjaan memimpikan kampung halaman mereka. Li melihat ini sebagai kesempatan membangun sebuah image tentang desa yang ideal, di mana terdapat hubungan erat antara manusia dan alam.

Li Ziqi tidak menanggapi kritik yang dilayangkan kepadanya, karena seakan-akan hanya menunjukkan bagian-bagian indah dari kampungnya, dan menyembunyikan sisi lainnya yang tidak seindah dalam video-videonya. 

Li Ziqi saat memanen tomat di pekarangan rumahnya. www.liziqishop.com
Li Ziqi saat memanen tomat di pekarangan rumahnya. www.liziqishop.com
Tanpa banyak bicara, Li Ziqi terus saja membuat video-video yang membuat kaum urban meromatisasi kehidupan di desa. Li Ziqi hanya fokus membuat video yang menunjukkan kehidupan desa yang ideal, di mana tidak akan konsumerisme dan stress, dan bagaimana manusia melakukan banyak hal untuk memenuhi kebutuhannya mulai dari makanan, pakaian, kursi, sendal, selimut, mantel, hingga kasur dengan bahan yang tersedia di desa.

Li Ziqi hanya berusaha menghadirkan hiburan yang serupa dongeng untuk jutaan penontonnya yang terjebak ritme kehidupan kota yang cenderung membuat stress.

Memang sih, semakin kesini video-video Li Ziqi semakin menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak memiliki interaksi dengan benda-benda elektronik, termasuk ponselnya sendiri. Ia hanya menunjukkan bagaimana sebagai manusia desa, dia sibuk kesana kemari mengurus bahan pangan untuk keluarga kecilnya. 

Ia seperti mengingatkan setiap orang yang hidupnya terjebak modernitas, bahwa terlepas dari gadget itu asyik lho asal punya banyak kegiatan yang produktif seperti membuat pakaian dari bulu domba milik sendiri; mengasuh sekumpulan bebek agar ia punya banyak telur untuk membuat telur asin; menanam kedelai saat ingin membuat saus kedelai, pergi ke hutan saat membutuhkan ginseng, madu, jamur hingga sayuran liar. 

Ia seakan hendak menunjukkan bahwa diperlukan independensi dan self-reliance untuk bisa menikmati hidup di desa, di mana seorang manusia mungil seperti dirinya berhadapan langsung dengan alam yang keras.

Atas jasa-jasanya menampilkan kekayaan budaya pedesaan China, pada 2018 Partai Komunis China memberinya julukan sebagai "Good young citizen" dan role model untuk generasi muda negara tirai bambu tersebut.

Pada September 2019, the People's Daily memberinya penghargaan sebagai "People's Choice Award". Lalu pada awal 2020 Partai Komunis China menjadikan Li Ziqi sebagai ambassador untuk "Communist Youth League" atas inisiatifnya menunjukkan cara pemuda pedesaan China menjadi makmur. 

Hal ini juga yang memberi Partai Komunis China sebuah inisiatif untuk mengirim sekira 10 juta generasi muda di perkotaan ke "Zona Desa" pada 2022 di mana mereka akan diberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, menyebarkan nilai peradaban China serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Kehidupan Li Ziqi dan upaya yang dilakukannya untuk menjadi mandiri secara finansial bagai mimpi Partai Komunis China yang terwujud dengan sendirinya, bahwa penggunaan teknologi untuk membangun peluang ekonomi di wilayah perdesaan bisa berjalan bersamaan dengan upaya melestarikan budaya tradisional Tiongkok, untuk dinikmati masyarakat dunia.

Professor Kang Ming-Wu seorang Antropologis di Universitas Hong Kong menyebutkan bahwa apa yang dilakukan Li Ziqi sebagai kekuatan lunak (soft power) generasi muda Tiongkok yang membuatnya kreatif dan fleksibel, serta tahu bagaimana cara memikat khalayak China dan non-China.

Kehidupan Li Ziqi juga menunjukkan bagaimana narasi kemajuan dan modernitas ala kota-kota besar di China justru membuat Li Ziqi gagal, dan kembali ke desa membuat kehidupannya jauh lebih baik. 

Pernyataan ini sekaligus mematahkan sejumlah kritik yang menyatakan bahwa Li Ziqi merupakan agen negara yang sengaja di pasang pemerintah untuk menunjukkan sisi baik China kepada dunia.

Pernyataan Professor Kang juga sekaligus menunjukkan bahwa pemerintah China nggak peduli bahwa sebelum sesukses sekarang, Li Ziqi pernah terlunta-lunta di kota selama 8 tahun lamanya. Yang pemerintah China pedulikan ialah bahwa Li Ziqi merupakan warga negara teladan yang dengan cerdas mempromosikan budaya tradisional Tiongkok.

Li Ziqi memang sudah berhasil meraup kekayaan dari pendapatan iklan di video-videonya dan produk yang dijualnya, meskipun nggak ada yang tahu berapa penghasilan bersihnya secara pasti per tahun kecuali ia dan timnya.

Meskipun demikian, situs wikibioworth menyebutkan bahwa kekayaan bersih Li Ziqi dari Youtube dan Online Shop miliknya adalah UDS 8.7 juta atau sekitar Rp.130,5 miliar. 

Sebagai petani, kadang Li Ziqi bagai hidup di negeri dongeng. Sumber: www.liziqishop.com
Sebagai petani, kadang Li Ziqi bagai hidup di negeri dongeng. Sumber: www.liziqishop.com
Terlepas dari kekayaan yang telah diraihnya, apa yang dilakukan Li Ziqi menginpirasi banyak orang muda di China untuk memproduksi video dengan genre serupa, dan banyak penggemarnya dari seluruh dunia mendapatkan kehidupan yang tenang, bahkan beberapa kembali ke desa untuk menikmati hidup sederhana. 

Yup, seenggaknya kini anak muda punya harapan kembali ke desa tanpa takut dikungkung kemiskinan dan kekurangan uang. Dengan teknologi digital, anak muda yang tinggal di desa kini bisa lebih kaya dari mereka yang berkarir di kota besar.

DESA SEBAGAI SUMBER DAN LUMBUNG PANGAN 

Video-video Li Ziqi yang menghadirkan kehidupan desa dengan pemandangan alamnya yang indah, serta subur dengan terang benderang menunjukkan bahwa desa adalah sumber sekaligus lumbung pangan. Semua bahan pangan yang diperlukan ada di desa: daging, ikan, sayuran, buah, jamur, termasuk wild food yang tersedia di seantero desa dan pegunungan.

Setiap kali video baru diunggah, aku tuh suka terkagum-kagum dengan keanekaragaman bahan pangan dan kemampuan Li Ziqi mengolahnya menjadi menu-menu yang menarik dan terlihat lezat. 

Meski Li Ziqi punya pekarangan dipenuhi bahan pangan, kebun sayur, dan sawah; tak jarang ia pergi ke gunung untuk memetik buah-buahan dan sayuran liar, termasuk sengaja mencari jamur di hutan, wild vegetables, ginseng hutan, dan bunga-bunga yang bisa dimakan. 

Seringkali aku dibuat melongo saat Li Ziqi mengolah kelopak bunga tertentu untuk digoreng, disup, ditumis, atau dibuat bahwan pewarna roti. Misalnya: Li Ziqi menumis kelopak bunga teratai, atau menumis kelopak mawar dan telur.

Rumah nenek Li Ziqi tuh tipikal rumah di pedesaan yang punya pekarangan luas. Sepanjang aku menonton video-videonya, pekarangan rumah Li Ziqi penuh dengan sumber pangan, yaitu: kebun sayuran mulai dari lobak, brokoli, bayam, tomat, semangka, buah pig, aneka jeruk, semangka, stroberi, jahe, ginseng, jagung, ubi, kacang panjang, sawi, talas, wortel, serta penuh dengan aneka jenis bunga seperti mawar dan bulan. 

Ada juga kolam ikan, kandang kelinci, ayam, soang, domba dan babi. Selain di pekarangan, kayaknya keluarganya punya lahan pertanian untuk Li Ziqi menanam aneka jenis bahan pangan seperti kacang kedelai, kacang tanah, ubi, jagung, sawi, lobak, dan padi; termasuk pernah Li Ziqi menanam kapas untuk bikin kasur baru buat neneknya.

Kelimpahan pangan di segala musim ini ditambah dengan wilayah pegunungan yang menyediakan aneka pangan liar seperti jamur dan sejumlah tanaman herbal yang bebas dipetik siapa saja, juga kacang-kacangan. 

Pernah nih ada satu judul video yang bilang bahwa ada musim tertentu makanan banyak banget sampe nggak habis di makan dan bikin Li Ziqi sakit kepala buat mengolah semuanya. Nah, artinya kampung halaman Li Ziqi ini sebenarnya kelebihan sumber pangan dan kelimpahan ini merupakan kekayaan sejati desa.

Menyaksikan kehidupan Li Ziqi membuatku mengerti bahwa sebenarnya setiap desa di seluruh dunia kaya akan bahan pangan, asal warganya mau mengenalinya dan memanfaatkannya, sehingga nggak terpasung dengan bahan pangan itu-itu saja sampai bosan.

Bunga-bunga dan sayuran liar yang seringkali disangka rumput sebenarnya bisa membantu masyarakat dari masalah kekurangan pangan dan kelaparan. Yang diperlukan memang teknik pengolahan saja, serta pengawetan jika diperlukan. 

Saat Li Ziqi mengolah aneka jenis buah menjadi camilan. www.liziqishop.com
Saat Li Ziqi mengolah aneka jenis buah menjadi camilan. www.liziqishop.com
Menikmati Video Li Ziqi seakan sedang berguru kepada ahli pangan, bahwasanya kembali ke desa tidak akan membuat siapapun kekurangan makanan. Dan mungkin itu juga mengapa Tuhan menciptakan begitu banyak perbedaan dan menebarkan aneka jenis ciptaannya di seluruh penjuru dunia agar manusia belajar bahwa setiap wilayah sudah dibekali dengan pangan berbeda dengan wilayah lain, hanya perlu dikenali dan diolah saja.

Apa yang Li Ziqi lakukan adalah pertunjukkan terbuka tentang kearifan lokal, di mana setiap wilayah pasti memiliki bahan pangan khas yang nggak ada di wilayah lain. Sejumlah sayuran, tanaman liar dan pangan budidaya di Sichuan misalnya nggak akan pernah ditemukan di Indonesia, dan sebaliknya.

Li Ziqi juga menunjukkan bahwa kolam teratai adalah sumber pangan gratis di mana bunga, biji dan umbinya bisa dimakan; sementara daunnya bisa dijadikan pembungkus makanan, yang kalau di Indonesia melulu menggunakan daun pisang atau daun jati.

SPESIAL: TEKNIK PENGAWETAN MAKANAN

Sebenarnya, sebagai anak dari keluarga petani aku nggak terlalu tertarik dengan kegiatan pertanian yang dilakukan Li Ziqi karena kuakui itu berat, melelahkan dan sangat mengganggu untuk orang dengan masalah alergi kulit. Menceburkan setengah dari kaki ke kolam lumpur tempat tumbuh bunga teratai, membajak sawah hingga menjemur dan menggiling padi merupakan kegiatan beresiko bagi orang dengan alergi kulit, pun masalah pernapasan.

Namun, salah satu hal yang paling aku kagumi dari Li Ziqi adalah teknik pengawetan makanan baik melalui pengasapan, fermentasi dalam minyak, hingga fermentasi dalam air untuk pembuatan acar aneka jenis sayuran.

Teknik ini menurutku sangat penting dalam konteks memastikan ketersediaan pangan keluarga, sekaligus sebagai cara untuk menyimpan makanan sehingga nggak melulu bergantung pada bahan pangan segar. Dengan teknik pengawetan makanan semacam ini, sumber pangan akan selalu tersedia di segala musim dan kondisi baik sayuran, buah hingga protein hewani.

Setiap kali ada aktivitas mengawetkan makanan dalam video terbaru Li Ziqi, aku berpikir apakah teknik tersbeut bisa diterapkan di Indonesia mengingat iklim yang berbeda antara wilayah tropis dan subtropis. Misalnya, apakah di Indonesia kita bisa membuat sosis yang diawetkan dengan digantung di luar ruangan selama berbulan-bulan? Atau apakah bisa mengawetkan makanan seperti daging ayam, bebek, sapi, domba dan kambing dengan teknik yang sama? 

Seingatku, pengawetan protein hewani di Indonesia banyak juga dilakukan dengan dikeringkan dibawah sinar matahari seperti ikan asin, diasapi ikan cakalang asap dari wilayah timur, dan dendeng daging sapi yang dikeringkan dibawah sinar matahari.

Belum pernah kutemui teknik serupa yang dilakukan Li Ziqi di Indonesia, dan aku penasaran apakah hal ini bisa dilakukan atau tidak, mengingat bahwa teknik ini bisa menyelamatkan banyak orang dari kekurangan pangan.

Contoh nyata yang bisa digunakan adalah, bahwa saat pemerintah membuat kebijakan work from home dan physical distancing dalam melawan pandemi COVID-19, banyak keluarga dari kalangan ekonomi lemah menjerit karena kekurangan uang untuk membeli bahan pangan.

Artinya, selama ini sebagian besar masyarakat Indonesia mengandalkan bahan pangan segar untuk kebutuhan sehari-hari dan sama sekali tidak memiliki cadangan makanan dalam bentuk ikan/daging kering pun acar sayuran. 

Kelangkaan pangan mendadak melanda masyarakat urban berpenghasilan rendah, dan ini seketika membuat kelabakan karena terhentinya aktivitas ekonomi berdampak pada ketidamampuan menyediakan bahan pangan bagi keluarga. Padahal masa work from home dan physical distancing ini baru berjalan dua minggu.

Sungguh tak terbayangkan akibatnya secara massal dalam konteks ketersediaan pangan jika berlangsung berbulan-bulan lamanya. Orang bisa mati bukan karena tertular COVID-19, melainkan karena kelaparan.

LIZIQI DAN TEKNOLOGI MODERN
Dalam setiap video Li Ziqi, banyak sekali komentar yang memuji kehidupan sederhana Li Ziqi yang tidak memperlihatkan keterikatannya dengan teknologi. Tapi sepertinya sikap tergila-gila pada penggemar perempuan ini lupa bahwa video-video Li Ziqi hadir di Youtube berkat teknologi. 

Bagaimana pun juga, Li Ziqi merupakan gadis modern yang sempat tinggal di kota selama 8 tahun dan bahkan ia pernah bekerja sebagai soerang DJ di kelab malam, yang pada akhirnya membuatnya memiliki kemampuan terkait olah aransemen musik yang sering kita dengan di video-videonya.

Sebagai perempuan modern yang pernah gagal dalam kehidupan kota, Li Ziqi hanya 'menyuapi' masyarakat dunia dengan video-video bersifat fairy tale yang sebenarnya ingin Li Ziqi nikmati.

Misalnya nih, Li Ziqi ke kebun metik bunga pakai gaun putih, petani beneran mana ada yang berani ke kebun pakai baju putih. Nah, Li Ziqi melakukannya untuk kepentingan syuting agar video-videonya nampak mirip dengan negeri khayalan yang dia dan banyak orang impikan eksis di bumi ini.

Selebihnya, kehidupan sehari-hari Li Ziqi adalah tentang mengelola bisnisnya, di mana ia menggunakan teknologi termasuk dalam melacak kiriman barang untuk konsumennya di seantero Tiongkok.

Dalam video berjudul "A bread kiln, to bake a crisp and sweet" pada 10 Februari 2018, Li Ziqi kan bikin oven tradisional dari tanah. Nah, ternyata dia terlebih dahulu mempelajari gimana cara membuat tuh oven melalui tutorial di sebuah video berbahasa Mandarin yang dia tonton melalui laptopnya (seri MacBook dari Apple.inc). 

Lalu, dalam video berjudul "Teaming pot of braised lamb in Jiangnan style" tanggal 16 Agustus 2018, Li Ziqi menunjukkan bahwa ia menggunakan smartphone (mungkin iPhone) di mana ia menerima pesan melalui aplikasi WeChat, lalu memakai motor matic untuk mengambil daging domba ke kantor pos di desa.

Daging domba itu kemudian ia masak menjadi "Braised Lamb in Soy Sauce" yang ternyata merupakan salah satu produk yang dijual Li Ziqi di online shop miliknya. Pada malam hari ada scene di mana Li Ziqi sedang sibuk mengedit video menggunakan PC dari Apple. 

Lalu seseorang nyamperin dia (mungkin asistennya) dan bikinin dia teh plus camilan berupa "Braised Lamb in Soy Sauce" dari kemasan yang dijual Li Ziqi. Camilan itu dipanaskan dengan menggunakan air dari dispenser. Btw, suasana ruangan rumah Li Ziqi juga lumayan besar dan kayak mewah gitu, yang menandakan bahwa sebenarnya dia udah membaik secara ekonomi dan ya dia kaya raya.

Sementara di video lain yang aku lupa judulnya, Li Ziqi mengerjakan sesuatu di tempat tidurnya menggunakan seri komputer jinjing terbaru Microsoft Surface Pro berwarna silver dari Microsoft, perusahaan teknologi komputer yang identik dengan Bill Gates.

Li Ziqi adalah tipe perempuan muda millenial yang sangat melek teknologi dan dia memanfaatkannya dengan baik untuk mendukung pekerjaannya. Hanya saja, dia nggak pamer kepada dunia dan hanya fokus pada karya yang dihasilkannya menggunakan teknologi tersebut untuk menyenangkan penggemarnya yang hampir 60 juta orang.

THE GODDESS OF HEALING IN THE TIME OF CORONA

Ditengah pandemi COVID-19 yang mengharuskan warga dunia melakukan aktivitas di rumah, yang jelas membuat bosan dan mati gaya, kepopuleran Li Ziqi semakin menjadi-jadi. Para penikmat video-videonya di Youtube menyatakan bahwa mereka ingin main ke kampung halaman Li Ziqi dan melupakan betapa nggak enaknya terkurung di rumah selama perang mengalahkan pandemi corona belum dimenangkan. 

Aku adalah satu dari jutaan orang yang setia menonton video-video Li Ziqi secara berulang-ulang, bermimpi bahwa aku tinggal di tempat seperti itu dan menjalani kehidupan tanpa rasa khawatir yang mencekik terkait virus corona.

Aku kepikiran juga sih buat bertransformasi dari hidup yang sekarang menjadi hidup yang kuimpikan, sebab seluruh video Li Ziqi diproduksi dengan tujuan menjalani hari-hari dalam kehidupan dunia dongeng yang Li Ziqi inginkan. 

Sebab, sebagaimana banyak orang di dunia, aku pun terinspirasi oleh kehidupan Li Ziqi tanpa perlu ia berbusa-busa berkata-kata dalam video-videonya yang menghibur dan menenangkan.

Para penontonnya sebagian 100% memberikan komentar positif untuk video-video Li Ziqi yang memang menenangkan dan penuh dengan pengetahuan. Dengan menonton, kita menyaksikan bagaimana dia bekerja begitu giat, tanpa dia perlu menunjukkan wajah lesu dan tubuh lelah. 

Apapun yang dia lakukan sepertinya begitu dinikmatinya, sehingga orang-orang pun mendapatkan energi positif tanpa perlu bertemu dengannya. Ketulusan, kebersahajaan dan kenyamanan atas segala yang dijalaninya terekam jelas di wajahnya yang cantik dan tenang.

"She is my stress therapy every day, after a crazy day at work her videos make me feel human again."
"I can't stop watching in awe on how she plans long terms and short terms for means of food."
"This girl is talented and amazing. I rather watch her than some girls applying makeup and fake eyelashes who complains about what to wear."
"She looks like a celestial Maiden that got lost on her way to Heaven and just decided to pick some mushrooms and make delicious food with em... Best channel on Youtube by far."
"Any guy who watches this video be like right now: Omg, what I would like to be her husband and live together in that place."
"I want to live a simple life just like you. This is my dream ever since I was young. To live somewhere far from the crazy world, where I can just enjoy the beauty of life."
"When my grandma saw this she was happy. She said it's nostalgic. She sees what she use to do before. She was happy cause she said that they had nothing but still have everything."
"Even i don't know her language, i still watch and i love the way she love so much n care with grandmother, proud of you."
"I wish I could be with the same environment as hers. Just watching it is a therapy to me. At times like these (quarantine), makes me jealous. I hope everyone is safe and for those who are infected, keep fighting! Rest in Peace for the people who were defeated my the deadly virus."
"I am at home quarantined in the Caribbean, & this is quite simply the most beautiful thing I have ever seen."
"Mother Earth comes alive with you dancing on her, Ziqi. Heaven smiles upon you as you bring cheers to so many of us."
"Watching your videos is always satisfying, relaxing and peace always grateful for your new videos. stay safe."
"She's enjoying life while the rest of us watch her enjoy her life."

Saat Wuhan diisolasi karena wabah COVID-19, media sosial di China ribut tentang sikap diam Li Ziqi, padahal mereka menganggap perempuan muda ini memiliki kemampuan untuk ikut andil dalam membantu pemerintah melawan virus corona. Yup, Li Ziqi bekerja dalam diam dan tak pernah berkampanye bahwa ia akan menyumbang ini dan itu. 

Namun, menurut asistennya, Li Ziqi bangun jam 4 pagi dan memberi tahu asistennya tentang apa yang harus dilakukan, lalu bekerja siang dan malam agar bisa menyumbang lebih dari 30.000 buah masker N95, lebih dari 10.000 buah masker medis, lebih dari 20.000 pasang sarung tangan medis dan lebih dari 1.000 unit pakaian pelindung lengkap bagi tenaga medis, termasuk disinfektan. Ia menggunakan kurir yang dibekali teknologi untuk melacak kirimannya sampai ke tempat tujuan atau enggak. 

Li Ziqi dan asistennya sibuk sekali sampai-sampai nggak punya waktu bicara kepada publik tentang apa yang telah mereka lakukan dalam membantu pemerintah China memerangi COVID-19. Dia memang tipe manusia talk less, do more. 

Nah, video teranyarnya yang diunggah pada 1 April yang berjudul: "Avoid crowds, and go spring outing nearby!" misalnya benar-benar bikin relaks dan happy. Bahwa di tengah pemberitaan mengerikan tentang virus corona, kungkungan stay at home yang membuat bosan, ternyata masih ada tontonan yang bisa bikin happy. Video ini telah ditonton sebanyak lebih dari 3 juta kali saat tulisan ini dibuat. 

Video yang bercerita tentang persiapan Li Ziqi, bersama nenek dan timnya untuk merayakan Festival Shangsi atau Peachtree Blossom Festival ini seakan menjadi semacam obat penenang bagi jutaan orang di dunia yang terkurung di rumah selama masa social distancing dalam memerangi virus corona.

Dalam video ini, Li Ziqi tampil seperti seorang peri dalam kehidupan di sudut bumi entah di mana, mengendarai kuda demi memetik bunga-bunga liar yang ternyata bisa di makan. 

Kemudian dia membuat aneka menu baik kue, minuman maupun makanan utama untuk merayakan festival. Menu-menu yang dia buat sangat cantik dan sedap dipandang. Dunia Li Ziqi di pedesaan China, seakan-akan terpisah begitu jauh dengan krisis ekonomi yang dialami banyak warga dunia sebagai akibat dari dihentikannya aktivitas ekonomi dan sosial untuk sementara waktu, yang sebenarnya entah kapan akan berakhir. Di saat banyak orang menangis kelaparan dan mulai melakukan penjarahan, Li Ziqi dan keluarganya berkelimpahan makanan, tak kurang suatu apa pun.


Li Ziqi adalah pembuktian bahwa menjadi perempuan itu bisa begitu keren: cantik, imut, gampang bikin orang jatuh hati, sekaligus mandiri, terampil, kreatif, tangguh, pekerja keras, nggak cengeng, nggak manja, dan nggak bergantung pada siapapun untuk menjalani hidup dengan baik serta penuh kegembiraan. Video-videonya semacam daya tarik bagi kaum urban yang berfantasi tinggal dan hidup damai di pedesaan nan asri, tanpa takut dikejar utang, kelaparan dan kehilangan pekerjaan. 

Meski ia tak pernah berkata sepatah katapun kepada pemirsanya di seluruh dunia, tetapi ia adalah guru tentang bagaimana seorang perempuan mampu memberdayakan dirinya sendiri berbasis tekad, keterampilan dan kerja keras. Slow life is her happiness. Jika kelak kita diminta memberi contoh tentang the real goddess on earth, ya Li Ziqi salah satunya.

NB: Tulisan ini pertama kali dipublikasikan di blog pribadi di www.wijatnikaika.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun