Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Li Ziqi: Gagal dan Kelaparan di Kota, Kaya Raya Saat Kembali ke Desa

22 November 2020   05:25 Diperbarui: 22 November 2020   05:59 5334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagai petani, kadang Li Ziqi bagai hidup di negeri dongeng. Sumber: www.liziqishop.com

Kemiskinan dan kehidupan yang tidak bahagia bukan alasan untuk mengeluh, berputus asa dan berbuat jahat. Li Ziqi membuktikan bahwa mimpi yang disertai kerja keras untuk keluar dari kemiskinan membuatnya sampai pada jalan yang benar bagaimana menggapai kekayaan, popularitas dan kehidupan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Kasih sayangnya kepada dirinya sendiri serta neneknya membuatnya begitu tangguh memperjuangkan kehidupan yang baik, dan kini malah menginspirasi jutaan orang di dunia. 

Li Ziqi bukan saja telah melampaui mimpi-mimpi secara ekonomi, melainkan telah menjadi guru bagi dunia dalam membebaskan diri dari kemiskinan. Cara yang ia lakukan sangat sederhana, yang mungkin tak satupun ada dalam agenda kerja lembaga-lembaga dunia yang bekerja untuk mengentaskan kemiskinan.

Li Ziqi yang pernah berjuang keras selama hampir 8 tahun di kota memahami bahwa para penduduk desa yang pergi ke kota untuk pekerjaan memimpikan kampung halaman mereka. Li melihat ini sebagai kesempatan membangun sebuah image tentang desa yang ideal, di mana terdapat hubungan erat antara manusia dan alam.

Li Ziqi tidak menanggapi kritik yang dilayangkan kepadanya, karena seakan-akan hanya menunjukkan bagian-bagian indah dari kampungnya, dan menyembunyikan sisi lainnya yang tidak seindah dalam video-videonya. 

Li Ziqi saat memanen tomat di pekarangan rumahnya. www.liziqishop.com
Li Ziqi saat memanen tomat di pekarangan rumahnya. www.liziqishop.com
Tanpa banyak bicara, Li Ziqi terus saja membuat video-video yang membuat kaum urban meromatisasi kehidupan di desa. Li Ziqi hanya fokus membuat video yang menunjukkan kehidupan desa yang ideal, di mana tidak akan konsumerisme dan stress, dan bagaimana manusia melakukan banyak hal untuk memenuhi kebutuhannya mulai dari makanan, pakaian, kursi, sendal, selimut, mantel, hingga kasur dengan bahan yang tersedia di desa.

Li Ziqi hanya berusaha menghadirkan hiburan yang serupa dongeng untuk jutaan penontonnya yang terjebak ritme kehidupan kota yang cenderung membuat stress.

Memang sih, semakin kesini video-video Li Ziqi semakin menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak memiliki interaksi dengan benda-benda elektronik, termasuk ponselnya sendiri. Ia hanya menunjukkan bagaimana sebagai manusia desa, dia sibuk kesana kemari mengurus bahan pangan untuk keluarga kecilnya. 

Ia seperti mengingatkan setiap orang yang hidupnya terjebak modernitas, bahwa terlepas dari gadget itu asyik lho asal punya banyak kegiatan yang produktif seperti membuat pakaian dari bulu domba milik sendiri; mengasuh sekumpulan bebek agar ia punya banyak telur untuk membuat telur asin; menanam kedelai saat ingin membuat saus kedelai, pergi ke hutan saat membutuhkan ginseng, madu, jamur hingga sayuran liar. 

Ia seakan hendak menunjukkan bahwa diperlukan independensi dan self-reliance untuk bisa menikmati hidup di desa, di mana seorang manusia mungil seperti dirinya berhadapan langsung dengan alam yang keras.

Atas jasa-jasanya menampilkan kekayaan budaya pedesaan China, pada 2018 Partai Komunis China memberinya julukan sebagai "Good young citizen" dan role model untuk generasi muda negara tirai bambu tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun