Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Percayalah, Virus Corona bukan Hukuman dari Tuhan

1 Maret 2020   15:04 Diperbarui: 3 Maret 2020   15:09 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar terbaru virus corona (kuning) diantara sel manusia (pink, ungu dan biru) berbasis scanning electron microscope yang diambil oleh the Rocky Mountain Laboratories (RML) di National Institute of Allergy and Infectious Disease, Maryland, Amerika.

"Health system development is a key to effective detection, response, and control of any outbreak." -Margaret Chan-

Pada April 2015, Bill Gates berbicara dalam forum TED tentang "The Next Outbreak" dan ia memperkirakan virus yang akan menyerang bumi adalah influenza virus. Bill Gates menaiki panggung dengan membawa sebuah wadah bernama 'Survival Supplies' yang ia dorong sebagaimana kalau kita membawa sebuah koper besar.

Bill Gates mengatakan bahwa saat ia masih kecil, ia takut dengan perang nuklir sehingga keluarganya memang membangun bunker di kediaman mereka lengkap dengan supply yang terdiri dari bahan makanan, minuman dan obat-obatan dalam satu paket untuk setiap orang.

Tapi, dunia saat ini nggak akan ditakutkan oleh perang nuklir, melainkan berbasis virus yang bahkan bisa membunuh lebih dari 10 juta orang. Bill Gates bicara tentang ini karena negara-negara di dunia berinvestasi gila-gilaan dalam bidang nuklir dan militer, tapi sangat sedikit investasi dalam menghadapi bencana wabah akibat virus.

Ini membawa ingatan kita pada wabah Ebola di Barat Afrika yang menewaskan lebih dari 10.000 orang dalam waktu kurang dari 500 hari. Wabah Ebola ini terasa menakutkan karena kejadiannya berdekatan dengan wabah MERS di Arab Saudi pada 2012 dan disusul Korea Selatan pada 2015.

Bill Gates bilang bahwa kasus Ebola dan wabah lain menunjukkan bahwa negara-negara di dunia nggak punya sistem yang ajeg dalam menghadapi krisis akibat wabah. Saat wabah terjadi, dibutuhkan ribuan tenaga kesehatan, dengan fasilitas kesehatan yang lengkap, termasuk pengambilan keputusan yang cepat dan tepat oleh pihak berwenang.

Di masa modern sebagai dampak globalisasi, virus gampang menyebar karena mobilitas manusia yang tinggi. Virus menyebar melalui udara, dan kasus yang akan terjadi di masa depan (saat ini maksudnya) bisa mengulang apa yang terjadi dengan wabah flu pada 1918 Spanish Flu/Swine Flu yang menewaskan lebih dari 33 juta orang dalam kurun waktu 263 hari, dan korban keseluruhan hingga 1919 mencapai antara 50-100 juta orang, termasuk perempuan hamil sehingga angka kelahiran bayi secara global menurun hingga 20%.

Lalu, Bill Gates bilang bahwa yang perlu diperbiki manusia adalah sistem yang komprehensif dalam merespon wabah terutama kita sudah ada di zaman digital yang semua informasi dan laporan bisa berbentuk online, serta manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di dunia kedokteran.

Bill Gates yang concern bekerja di bidang kesehatan melalui lembaga filantropi yang dibangunnya bersama istrinya, Bill & Melinda gates Foundation tentu nggak asal bicara soal serangan virus pada dunia manusia secara massal sehingga menjadi wabah.

Wabah virus corona yang merebak dari kota Wuhan, China sebenarnya bukan untuk membuktikan kata-kata Bill Gates mengenai serangan makhluk mungil pada dunia manusia saja. Melainkan juga menilai kemampuan pemerintah semua negara di dunia dalam menghadapi wabah di dunia modern.

MARI BERKENALAN DENGAN VIRUS CORONA

Virus corona merupakan keluarga virus suka bikin sakit hewan mamalia dan burung-burung. Virus corona pertama kali ditemukan pada era 1960an.

Yang ditemukan pertama kali adalah virus bronkitis infeksi pada ayam dan dua virus dari rongga hidung pasien manusia dengan flu sehingga dinamakan 'human coronavirus 229E' dan 'human coronavirus OC43' yang kemudian membawa para pakar mengindentifikasi jenis lain seperti SARS-CoV in 2003, HCoV NL63 in 2004, HKU1 in 2005, MERS-CoV in 2012, dan SARS-CoV-2 (yang kita kenal 2019-nCoV atau COFID-19) pada akhir 2019 di Wuhan, China.

Virus ini dinamai 'corona' dari bahasa Latin karena memiliki bentuk seperti lingkaran cahaya sebagai mahkota yang mengitari bintang-bintang seperti matahari, dan tentu saja ini mengingatkan kita pada saat gerhana matahari.

Mari kita telusuri lagi. Mengacu pada jurnal ilmiah berjudul "A Case for the Ancient Origin of Coronaviruses" yang diterbitkan di Journal of Virology, American Society for Microbiology bernomor J Virol. 2013 Jun; 87(12): 7039--7045. doi: 10.1128/JVI.03273-12 menyebutkan bahwa virus corona bisa ditelusuri hingga tahun 8000 SM.

Penemuan tentang virus corona memang lebih banyak dalam tubuh hewan seperti burung dan kelelawar, hewan berdarah panas yang merupakan inang yang cocok bagi kehidupan virus corona, yang kemudian pada akhir abad ke 18 ditemukan pada kuda dan pada 1950an ditemukan pada anjing.

Gambar terbaru virus corona (kuning) diantara sel manusia (pink, ungu dan biru) berbasis scanning electron microscope yang diambil oleh the Rocky Mountain Laboratories (RML) di National Institute of Allergy and Infectious Disease, Maryland, Amerika.
Gambar terbaru virus corona (kuning) diantara sel manusia (pink, ungu dan biru) berbasis scanning electron microscope yang diambil oleh the Rocky Mountain Laboratories (RML) di National Institute of Allergy and Infectious Disease, Maryland, Amerika.
The Most Recent Common Ancestor (MRCA) alias nenek moyang terbaru virus corona dalam tubuh manusia yang disebut 'human coronavirus OC43' telah ada sejak 1950an. 

Para ilmuwan terus melakukan penelitian terkait evolusi dan penyebaran virus corona ini, termasuk menyimpulkan bahwa nenek moyang SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit COFID-19 ini sudah sama-sama hidup dengan kelelawar pada waktu yang lama.

Para ilmuwan juga menyatakan bahwa kemungkinan besar virus ini ditularkan dari kelelawar kepada musang lalu kepada manusia.

SARS-CoV-2 artinya Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus merupakan virus yang menyebabkan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) alias sindrom pernapasan akut. Kenapa ada angka 2 dibelakangnya?

Karena wabah SARS pertama kali terjadi tahun 2003 dan wabah yang sekarang merupakan yang kedua kali yang diakibatkan oleh virus yang sama yang menyebabkan sakit yang sama kepada pasien terjangkit.

Kabarnya, sebelum virus SARS-CoV-2 menjangkiti banyak orang di Wuhan pada akhir Desember 2019, dokter bernama Li Wenliang seorang ophthalmologist di Wuhan Central Hospital telah mengingatkan rekan-rekan dokternya dalam grup chat para dokter bahwa nampaknya SARS telah teridentifikasi kembali menjangkiti manusia.

Ia mengingatkan rekan-rekan dokternya agar menggunakan pakaian pelindung khusus sebagai pencegahan, agar nggak terjadi lagi wabah seperti tahun 2003. 

Tapi, dia malah mendapatkan peringatan untuk tidak menyebarkan informasi palsu yang dapat mengganggu ketertiban sosial. Ia dan sejumlah rekan dokternya bahkan pernah diinterogasi kepolisian karena dianggap memenybarkan hoaks.

Pada 10 Januari 2020 dokter Li mulai batuk-batuk dan 30 Januari resmi didiagnoas terjangkit SARS-CoV-2. Pada 7 Februari 2020, dokter Li meninggal dunia.

'Human coronavirus' dipercaya sebagai penyebab utama masalah semua jenis batuk dan pilek pada anak-anak dan orang dewasa. . Virus corona menyebabkan pilek dengan tanda-tanda utama seperti demam dan sakit tenggorokan akibat pembengkakan kelenjar gondok terutama di musim dingin dan awal musim semi. 

Virus corona juga dapat menyebabkan pneumonia (baik oleh virus langsung atau disebabkan oleh bakteri sekunder) dan dapat menyebabkan bronkitis (baik oleh virus langsung maupun oleh bakteri sekunder).

Nah, SARS-CoV menyebabkan sindrom pernapasan akut yang parah, dan memiliki patogenesis yang unik karena menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas dan bawah. Sedihnya, sampai saat ini belum ada vaksin yang bisa menyembuhkan virus corona pada manusia.

Studi tentang 'human coronavirus' ini telah ada sejak 2003 dan sampai saat ini ada 7 jenis 'human coronavirus', yaitu:

  1. Human coronavirus 229E (HCoV-229E)
  2. Human coronavirus OC43 (HCoV-OC43)
  3. Severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV)
  4. Human coronavirus NL63 (HCoV-NL63, New Haven coronavirus)
  5. Human coronavirus HKU1
  6. Middle East respiratory syndrome-related coronavirus (MERS-CoV), previously known as novel coronavirus 2012 and HCoV-EMC
  7. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), previously known as 2019-nCoV or "novel coronavirus 2019"
  8. The coronaviruses HCoV-229E, -NL63, -OC43, and -HKU1 continually circulate in the human population and cause respiratory infections in adults and children world-wide


Virus corona ini sudah menyebabkan wabah dalam dunia manusia sejak 2003 yaitu SARS-CoV dimulai di Guangdong, China; kemudian pada 2012 MERS-CoV dimulai dari Arab Saudi (penularan dari unta pada manusia); pada 2015 MERS-CoV dimulai di Korea Selatan; pada 2018 MERS-CoV dimulai di Saudi Arabia; dan tahun 2019-2020 SARS-CoV-2 (alias COFID-19) dimulai di China yang kabarnya ditularkan dari hewan pada manusia di pasar kota Wuhan (tapi kebenarannya masih diteliti oleh para ilmuwan).

'Human coronavirus' SARS-CoV-2 yang muncul di China ini memiliki tingkat fatalitas berbeda-beda untuk setiap usia. Fatalitas orang berusia 40an tahun sebesar 0,4%, orang berusia 50an tahun sebesar 1,3%, orang brusia 60an tahun sebesar 3,5% dan orang berusia 70an tahun sebesar 8%.

Hal ini diperparah jika ternyata pasien memiliki masalah kardiovaskuler seperti oenyakit jantung, sistem pernapasan, diabetes dan tekanan darah tinggi. Oh ya, data juga menunjukkan bahwa lelaki berkemungkinan 2,8% terjangkit virus corona dibandingkan perempuan yang sebesar 1,5% saja.

Wabah virus corona ini membuat pemerintah China mengisolasi provinsi Hubei dengan populasi 57 juta jiwa, yang bermakna aktivitas sosial dan ekonomi mandeg seketika. Isolasi ini juga diikuti dengan perintah lain, bahwa dalam setiap keluarga hanya 1 orang saja yang diizinkan ke luar rumah untuk kepentingan seperti membeli bahan makanan, itu pun keluar rumah hanya boleh sekali saja per 2 hari.

Setiap orang yang ke luar rumah harus menggunakan masker dan tubuhnya disemprot disinfektan jika memasuki sebuah restoran atau apotek, trus juga dicek suhu tubuhnya dengan alat pengukur suhu tubuh. Setiap waktu secara berkala, petugas kesehatan mendatangi rumah-rumah warga untuk mengecek suhu tubuh mereka dan menyemprotkan disinfektan ke seluruh penjuru rumah.

Jika ada warga yang keluar rumah tanpa menggunakan masker, maka polisi akan mengejarnya. Pihak berwenang juga menerapkan jam malam dan berjaga di gerbang perumahan untuk mengecak suhu tubuh warga dan menyemprotkan disinfektan. Pokoknya, semua orang dan tempat dibikin steril dari virus.

SEBARAN VIRUS CORONA DI SELURUH DUNIA

Sebuah artikel berjudul "Coronavirus mapped: the latest figures as the outbreak spread" di Financial Times yang ditulis oleh Steve Bernard dan Cale Tilford pada 28 Februari 2020 ini menunjukkan bahwa virus corona telah menyebar ke 55 negara dan 1 kapal pesiar bernama Diamond Princess.

Artikal ini juga memuat sejumlah data yang diantaranya bersumber pada Johns Hopkins University Center for System Science Engineering bahwa per 28 Februari 2020 pukul 07.13 GMT virus corona telah menjangkiti sebanyak 83,391 orang dan membunuh 2.858 orang.

Data ini berasal dari kombinasi data yang dimiliki oleh the World Health Organization (WHO), the US Centers for Disease Control and Prevention, the European Centre for Disease Prevention and Control, the Chinese Center for Disease Control and Prevention; juga berasal dari Chinese medical community website DXY, yang mendapatkan laporan langsung dari the Chinese National Health Commission.

Virus corona ini menyebar dengan cepat ke berbagai negara di dunia, yang paling parah saat ini adalah Korea Selatan, Italia dan Iran. Data dari WHO menunjukkan bahwa diluar China, virus ini telah menjangkiti sekitar 4.300 orang di 50 negara dan 1 kapal pesiar Diamond Princess (menjangkiti 700 orang).

Lalu, karena virus corona mulai menjangkiti warga di wilayah Timur Tengah terutama Iran, pemerintah Arab Saudi mulai memberlakukan larangan kepada calon jamaah umrah untuk memasuki negara itu. 

Arab Saudi mengambil keputusan ini tentu bukan asal-asalan, sebab sebagai tuan rumah bagi tamu Allah dari seluruh dunia, Arab Saudi pernah mengalami sejumlah perkara terkait wabah seperti wabah kolera pada 1821 yang mengakibatkan 20.000 jamaah meninggal dunia; disusul wabah kolera lainnya pada 1865 yang menyebabkan kematian 15.000 jamaah.

Pada 2012, Saudi Arabia juga pernah menjadi tuan rumah bagi virus MERS-CoV yang menyebabkan lebih dari 400 nyawa melayang. Menanggapi SARS-CoV-2 ini pemerintah Arab Saudi bahkan memperlakukan peninjauan ketat kepada warga negaranya yang akan kembali masuk ke Arab Saudi dengan terlebih dahulu mengecek negara-negara mana saja yang pernah mereka kunjungi sebelum kembali ke Arab Saudi. Bahkan, Arab Saudi tidak akan memberikan visa turis bagi warga dari negara-negara yang telah terjangkit virus corona.

Per 27 Februari 2020, sejumlah negara di kawasan Asia Timur mengambil berbagai keputusan penting terkait virus corona. Korea Utara memutuskan meliburan sekolah-sekolah dan taman kanak-kanak, khususnya di sejumlah wilayah yang berbatasangan dengan China dan Korea Selatan.

Ini mengingatkan kita bahwa pihak berwenang Korea Utara pernah menembak mati seorang pasion terjangkit virus corona yang berjalan-jalan di area publik dan meninggalkan tempat karantina. Korea Selatan dan Amerika Serikat menghentikan rencana latihan militer bersama karena virus corona kini menghantam Korsel.

Jepang pertama-tama bertanggung jawab penuh melakukan karantina para penumpang di kapal pesiar Diamond Princess yang positif terjangkit virus corona sebanyak 700 orang. Perusahaan di Jepang, seperti Panasonic memberlakukan 'kerja dari rumah' bagi karyawannya untuk menghindari dampak virus corona yang sudah masuk ke Jepang, dan membatalkan seluruh kegiatan publik yang berbentuk kerumunan.

Kemudian per 28 Januari 2020, Pemerintah Jepang memutuskan meliburkan seluruh sekolah mulai dari taman kanak-kanak hingga SMA sampai awal musim semi di awal April 2020. 

Bahkan, dalam menindaklanjuti seorang warga asing yang terjangkit virus corona, pihak berwenang di tiap prefecture di Jepang membuka hotline layanan terkait virus corona dalam lebih dari 18 bahasa asing selama 24 jam penuh setiap harinya.

Di kawasan Asia Barat, Selatan dan Timur Tengah nih, India sudah melakukan evakuasi pada 119 warganya yang negatif terjangkit virus corona dari kapal pesiar Diamond Prinncess. Arab Saudi mulai memberlakukan larangan masuk ke negaranya baik untuk tujuan keagamaan (umrah) dan wisata.

Terutama karena Arab Saudi berbatasan dengan sejumlah negara yang berbatasan dengan Iran yang saat ini mengalami kenaikan angka yang terjangkit virus corona. Di negara-negara teluk, baru Iran yang dilaporkan mengalami peningkatan jumlah warga yang terjangkit virus corona dan sampai saat ini sudah ada kasus 210 orang meninggal dunia. Angka yang tinggi membuat Iran semakin berhati-hati.

Di Eropa, kasus virus corona di Italia misalnya ternyata sudah ada seminggu disana sebelum terdeteksi petugas kesehatan dan ini dianggap sebagai langkah yang lambat dalam mengetehui penyebarannya di seantero Eropa. Dalam website Kementerian Kesehatan, Italia mengumumkan bahwa per 28 Februari 2020 ada sebanyak 1049 positif terjangkit, 50 sembuh, dan 29 orang meninggal dunia.

 Kasus di Italia ini membuat sejumlah negara Eropa seperti Swedia, Finlandia, Perancis, Jerman, Georgia, Yunani, Belanda dan negara lainnya melakukan pemerikasaan intensif terutama terhadap mereka yang baru tiba di bandara atau stasiun kereta api.

STATUS INDONESIA BAGAIMANA? 

Para pakar merasa heran mengapa kok nggak ada kasus virus corona di Indonesia, sebab Indonesia punya kontak yang sangat dekat dengan turis dari China. Merasa kemampuan mendeteksi virus corona diragukan, Pemerintah Indonesia sempat tersinggung atas pernyataan sejumlah pakar.

Sebagai warga negara aku nggak tahu harus optimis atau malah takut bahwa sebenarnya virus corona sudah masuk ke Indonesia cuma yang sakit diem-diem bae alias nggak mendapatkan perawatan di rumah sakit. Kita nggak pernah tahu fakta yang sesungguhnya. Saat ini aku dan kita hanya bisa berhati-hati, dan terus berusaha mengikuti perkembangan wabah ini dan mungkin mengurangi kegiatan di luar yang berifat kerumunan.

Jika pembaca ingin mengikuti perkembangan dan informasi lain tentang virus corona secara real time dari seluruh dunia, bisa berkunjung ke situs-situs berikut ini untuk menghindari terpapar berita hoaks akibat kurang membaca:

1. WHO - Coronavirus

2. WHO - Q&A Coronavirus (COVID-19)

3. WHO - Coronavirus disease (COVID-19) advice for public

4. 2019-20 Coronavirus Outbreak - Wikipedia

5. 2019-20 Coronavirus Outbreak by Country and Territory

6. Timeline Coronavirus Outbreak - February - Wikipedia

7. 2019-20 Coronavirus Outbreak - Wikiwand

8. Coronavirus Outbreak News - Al-Jazeera

9. Coronavirus Outbreak News - BBC

10. WHO - Coronavirus disease 2019

Jika saat ini kita mengikuti perkembangan dampak virus corona di Wuhan dan bagaimana pemerintah setempat melakukan penanganan, kita jujur mampu melihat gambaran apa itu yang disebut pelayanan komprehensif, cepat dan entahlah kalau disebut tepat apa enggak, sebab belum ada vaksin (antivirus) untuk menangani penyakit ini.

Trus, lockdown the city of Wuhan bisa kita pandang sebagai cara yang efektif dalam menekan angka penularan virus ini. Tapi, di sisi lain gimana dengan masalah supply makanan, minuman, gas, obat-obatan kepada warga yang terkurung di rumah; dan belum termasuk kalau ada ibu mau melahirkan, bayi-balita yang sakit atau orang sekarat karena sakit selain karena virus corona.

Belum lagi termasuk para pekerja migran yang saat kota ditutup (diisolasi) belum sempat pulang ke rumahnya trus ditampung di shelter. Apakah tinggal di shelter aman dan semua kebutuhan makan, minum, air, pakaian, obat-obatan tercukupi? Well, gambaran di China dan seluruh dunia dalam menangani kasus ini mungkin bisa menjadi semacam pelajaran penting bagi pemerintah dan petugas layanan kesehatan di Indonesia terkait sistem dalam menangani wabah.

Kalau misalnya Jakarta diisolasi seperti Wuhan, apa yang akan terjadi pada Indonesia secara keseluruhan?

WARNING: Laporan internasional terbaru menyatakan bahwa virus corona sudah menyebar ke seluruh benua kecuali Antartika. So, mari bersama-sama stop talking about stupid things tentang wabah ini. Pikirkan jika ia merangsek memasuki Indonesia. Apa yang bisa kita lakukan untuk melindungi diri dan keluarga? 

Dalam langkah pencegahan, bisakah kita meminta kepada Kementerian Kesehatan untuk mulai membersihkan wilayah-wilayah padat, seperti pasar, transportasi umum, terminal, bandara, stasiun kereta api dengan menyemprotkan disinfektan? Diantara semua negara yang sibuk mengamankan diri, kayaknya hanya Indonesia yang tenang-tenang aja. 

Tulisan ini juga dimuat di blog pribadi: www.wijatnikaika.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun