Sebagai perempuan yang telah berjilbab selama 16 tahun, saya pernah tiga kali mengalami pelecehan seksual di ruang publik, beberapa kali di dunia maya sehingga harus memblokir akun si pelaku, hingga pelecehan verbal dari beberapa  kawan laki-laki dalam kehidupan sehari-hari.
Apakah saya dan diri saya menyebabkan naiknya libido laki-laki sedangkan saya menutup rapat tubuh saya?
Sejak saat itulah saya sadar bahwa yang bermasalah adalah isi kepala si pelaku kejahatan, bukan segala sesuatu yang menempel pada diri dan tubuh perempuan sebagai  korban.
Jadi, Â berterima kasihlah kepada Via Vallen yang dengan berani bersuara untuk membela dirinya dan para artis dangdut negeri ini.
Juga para perempuan  korban pelecehan seksual yang selama ini bungkam karena takut disalahkan  atau malah menjadi target kejahatan seksual karena dianggap potensial  bagi si pelaku kejahatan.Â
Via Vallen telah melakukan terobosan dan mendobrak ketakutan yang serupa tembok tebal para korban pelecehan seksual.
Bisa jadi, keberanian Via akan memantik semangat para perempuan  untuk berani melaporkan tindakan pelecehan seksual yang dialaminya  kepada pihak berwenang.
Kepada  saudariku kaum perempuan, jangan diam saja jika Anda menjadi korban  atau menyaksikan praktek pelecehan seksual. Suarakan dan laporkan.
Sebab, pembiaran akan menjadi bom waktu yang membuat si pelaku lebih leluasa  dalam mengincar korban, lantas menjadi lingkaran setan kejahatan  seksual karena dianggap lemah.Â
Jangan menunggu menjadi korban pemerkosaan sadis untuk berani  berteriak dan meminta pertolongan. Karena berbagai kasus pemerkosaan yang begitu sadis tidak terjadi begitu saja tanpa pemantik berupa  kebiasaan melakukan pelecehan seksual.Â
Kepada  saudaraku kaum laki-laki, mari belajar lagi tentang hakikat hidup  sebagai manusia. Jika Anda dididik secara keliru di keluarga dan  lingkungan sosial Anda dalam memandang laki-laki dan perempuan, mari  perbaiki.Â