Dengan begitu pula, tampil di Piala Dunia Wanita 2035 bukanlah isapan jempol. Ada harapan, suatu hari nanti, anak-anak ini baik yang tampil di Piala Dunia maupun menjadi penonton, akan punya kenangan bahwa mereka adalah bagian dari sejarah keberhasilan pembentukan ekosistem sepak bola Indonesia yang sehat.
Dengan dukungan orang tua, keluarga, dan lingkungan sosial dalam pembinaan sepak bola putri usia dini, termasuk yang tidak mengikuti MLSC 2023, kita punya harapan untuk suatu hari nanti mengenang perjuangan anak-anak itu seperti kita saat ini mengingat kembali dengan gembira perjalanan God Bless 50 tahun lalu.Â
Dan, seperti kata Soleh Solihun, dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, apa yang dilakukan peserta MLSC 2023, masih mungkin dilihat dan dikenang oleh generasi 100 tahun mendatang.
Apa pun, seperti God Bless 50 tahun lalu, pemain-pemain putri ini telah mencatatkan sejarah, terutama bagi diri mereka sendiri, dengan turun ke lapangan untuk bermain sepak bola, keluar dari kebiasaan mereka sehari-hari, yang bisa mereka ceritakan kepada generasi penerus mereka, suatu hari nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H