“Kadang ada juga sih jeng tapi selama ini aku gak melihat sesuatu yang perlu dicurigai sama suamiku. Aku percaya suamiku jeng,” kataku sok bijak dengan nada bangga.
“So sweet,” paduan suara itu keluar dari semua mulut yang ikut arisan sambil menatapku dengan sorotan kagum.
***
Aku melangkah menuju pintu rumah. Kenapa pintu rumahku terbuka? Setahuku anak-anak masih di sekolah dan suamiku masih di kantor.
Dengan ujung mataku, aku melihat sekilas ada seorang perempuan muda dengan perut besarnya lagi duduk di sofa dan suamiku duduk di sebelahnya.
Siapa perempuan muda itu? Mengapa suamiku ada di rumah jam segini? Aku penasaran. Perasaanku mulai tak tenang.
Dari depan pintu rumah, aku berdiri memperhatikan baik-baik siapa perempuan itu. Aku tidak mengenalnya. Siapa dia sebenarnya? Apakah dia tamu penting sampai suamiku harus menemuinya di saat dia seharusnya masih di kantor? Sebersit kecurigaan muncul.
“Mama?” Suamiku langsung berdiri begitu melihat kehadiranku. Terlihat dengan jelas wajahnya terkejut melihatku.
“Su...dah pulang arisan?” tanyanya terbata.
“Siapa dia?” tanpa basa-basi aku menunjuk perempuan itu dan bertanya. Walaupun perasaanku sudah semakin tidak tenang tapi aku masih berusaha menahan gejolak emosi yang timbul.
Perempuan muda itu tanpa ragu berjalan menghampiriku.