“Di mana ibu kamu bekerja?” tertarik dengan jawabannya, aku lanjut bertanya.
“Di sana.” Gadis itu menunjuk dengan telunjuk kanannya pada seorang perempuan yang sedang berdiri di seberang jalan.
Aku mengikuti arah yang ditunjuk gadis itu. Terlihat seorang perempuan dengan rambut sebahu sedang berdiri melihat kami berdua. Perempuan itu memakai rok mini di atas lutut. Bekerja di mana perempuan itu dengan pakaian seminim itu? Pikirku.
“Ibu saya bekerja malam bang, itu tadi baru di antar mobil. Saya selalu menunggu di halte ini. Kami tinggal di belakang halte,” gadis kecil itu menjelaskan secara rinci.
“Yura, ayo pulang. Ibu sudah bilang tidak usah menunggu ibu,” tiba-tiba perempuan berambut sebahu itu sudah berdiri di samping gadis kecil itu dan menarik tangannya. Aku melihat dandanannya begitu menor, dia memakai lipstik berwarna merah menyala. Yura? Nama yang sama dengan nama adikku. Keningku berkerut. Tak ada perlawanan dari gadis kecil yang bernama Yura itu.
Aku mencoba memahami apa yang sedang terjadi saat ini. Kulihat dengan sedikit memaksa, perempuan yang mengaku ibunya itu berjalan bergandengan bersama gadis kecil, Yura. Mereka meninggalkan aku yang bengong dan terpana.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H