“Menurutmu aku sudah beristri belum ?” Kris menjawab “Tunggu, akan kukenalkan padamu”
Ah.. tidak ada sedikitpun perasaan di hatinya buatku, keluh Dya dalam hati. Buat apa memikirkannya. Kris adalah Kris, bukan lelaki yang bisa diikat dengan sebuah hubungan. Melanjutkan hidup adalah pilihan terbaik.
Tapi suatu sore dering telepon membuatnya ragu .
“Kudengar kau menjalin hubungan dengan seseorang. Selamat ya”
Darimana dia tahu. Ah, bukankah selama ini dia juga selalu tahu.
Lalu.. tut tut tut … telepon terputus.
“Sial.. signal ini selalu buruk.” Handphone nya berbunyi. Sebuah sms. “Kapan kau akan menikah ?”
Dya membalas sms “ Apa itu penting untukmu ?“
“Aku ini temanmu bukan ?”
“Teman yang datang dan pergi seperti hantu ”
“haaa.. aku serius, kapan kau akan menikah ?” tanyanya dengan tawa yang terdengar begitu menjengkelkan di telinga Dya.