Mengenalnya juga dengan cara yang sama ketika itu seorang pria tak dikenal tiba tiba masuk rumahnya. Penampilannya berantakan. Dia hampir berteriak tapi pria itu membekap mulutnya dan berbisik di telinganya.
“ Tolong, aku sedang bersembunyi . Mereka mengejarku.”
Mereka yang dimaksud adalah beberapa lelaki berbadan kekar yang sedang celingukan di sekeliling rumah. Banyangan pohon mangga yang rimbun melindungi mereka dalam kegelapan. Rupanya orang orang dari ormas tertentu . Ada pertikaian antara satu dengan yang lain.
Apalah itu, entahlah. Tapi itu pertemuan pertamanya dengan Kris. Persahabatan mereka terjalin dengan begitu aneh. Ya aneh. Siapa dia ? Sampai kini Dya tidak tahu. Tidak ada tanya jawab dalam setiap pertemuan. Datang dan pergi selayaknya tamu tapi mereka saling merindukan. Sebab setelahnya setiap kali bertemu. Lelaki itu akan mengawali dengan kalimat “Dya .. aku kangen, aku merindukanmu”
Pentingkah lagi siapa Kris ? Pentingkah lagi bicara kenapa rindu ? Lalu apa pentingnya bertanya, apakah kau mencintaiku ? Tidak. Mereka sama sama tahu dan mengerti diam diam. Ya . Hanya diam diam .
Lalu suatu malam sebulan berikutnya Kris muncul lagi.
“Dya.. aku kangen”
“Kukira kau sudah dikubur dan membusuk”canda Dya. Hatinya senang melihat Kris baik baik saja. “Ah.. aku tahu kau tidak akan datang kalau kau tidak kangen”
“Aku merindukanmu”
Kata itu cukup membuat hangat mereka berdua, dan beberapa menit kemudian ranjang mereka membara dibakar gairah.
“Kau kemana saja ?” Dya merajuk di pelukan lelaki itu.