Mohon tunggu...
Widya Ross
Widya Ross Mohon Tunggu... penulis -

Pekerja

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hati-hati Memilih Tempat Menabung, Masa Depan Kita Taruhannya

28 Agustus 2017   14:03 Diperbarui: 5 September 2017   12:13 2209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya (tengah) dan kedua teman saya yang merantau ke Kota Malang

edit-sticker-lps-di-pintu-bank-syariah-1-59a3b50d13ed2c231c2d78b3.jpg
edit-sticker-lps-di-pintu-bank-syariah-1-59a3b50d13ed2c231c2d78b3.jpg

Stiker LPS di meja customer service Bank Mandiri. (Dok: Pribadi)
Stiker LPS di meja customer service Bank Mandiri. (Dok: Pribadi)
Ada beberapa syarat agar dana kita di bank dijamin oleh LPS. Syarat-syarat berikut biasa disebut dengan 3T.

1. tercatat dalam pembukuan bank. Artinya, kita harus memiliki rekening dulu di bank yang sudah menjadi peserta LPS.
2. tingkat bunga simpanan tidak melebihi tingkat bunga penjaminan. Kita harus waspada terhadap iming-iming bunga tinggi yang tidak wajar. Suku bunga yang dijamin LPS adalah 6.25% untuk bank umum dan 8.75% untuk BPR. Suku bunga melebihi yang telah ditetapkan tersebut, tidak mendapatkan jaminan dari LPS.
3. tidak melakukan tindakan yang merugikan bank, contohnya kredit macet.

Jenis simpanan yang dijamin oleh LPS untuk bank konvensional ada lima yaitu: giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lain yang dipersamakan. Sementara untuk bank syariah ada empat produk simpanan yang dijamin LPS antara lain: giro wadiah dan giro mudharabah, tabungan wadiah dan tabungan mudharabah, deposito mudharabah, dan simpanan lain yang sudah ditetapkan oleh LPS.

Keseriusan LPS dalam menjamin dana nasabah di bank yang bermasalah bukan cuma isapan jempol atau pencitraan belaka. Berdasarkan data yang dikutip dari situs Tempo, hingga saat ini LPS sudah melikuidasi 76 bank yaitu satu bank umum, 70 BPR, dan lima BPRS. Selain itu, selama 2016 lalu LPS juga sudah membayarkan klaim kepada nasabah bank yang bermasalah sejumlah Rp 168, 51 miliar. Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari 36.513 rekening nasabah.

Mengenai pembayaran klaim LPS kepada nasabah, LPS tidak serta merta melakukannya dalam waktu singkat. LPS melakukan rekonsiliasi (pencocokan data atau saldo) dan verifikasi (pemeriksaan kebenaran laporan keuangan) dulu terhadap dana nasabah dalam waktu 90 hari sejak izin usaha bank dicabut. Jika proses rekonsiliasi dan verifikasi menghasilkan kesimpulan kalau simpanan nasabah termasuk layak bayar (nasabah bukan penyebab bank jadi bermasalah), maka klaim akan dibayar LPS paling lambat lima hari kerja terhitung sejak proses verifikasi. Jangka waktu pengajuan klaim adalah lima tahun sejak izin usaha bank yang tidak sehat dicabut.

Jadi sekarang, kita tak perlu ragu lagi menabung di bank yang sudah menjadi peserta LPS. Uang kita akan aman dan terjamin.

CARA SAYA MENGELOLA KEUANGAN

Tak bisa dipungkiri, seiring kemajuan teknologi dan kemudahan akses informasi, gaya hidup  modern dan keren sangat mempengaruhi masyarakat terutama kaum milenial yang tinggal di kota. Keinginan untuk meniru agar dinilai trendi memicu masyarakat urban tidak perlu berpikir dua kali untuk membelanjakan uang. Perlu pengelolaan finansial yang tepat agar masyarakat urban tidak terjebak dengan gaya hidup yang keliru.

Menurut saya cara mengelola keuangan itu harus memiliki dua tujuan. Pertama, mengelola uang untuk jangka pendek, alias masa kini. Hal ini penting dilakukan supaya kita tidak hidup dalam kesulitan baik di masa kini maupun masa depan. Apalah artinya tabungan kita berlimpah jika kondisi keuangan kita saat ini justru banyak hutang demi memprioritaskan masa depan. Kedua, menyimpan uang untuk masa depan.

Berikut cara saya selaku freelancer dalam mengelola keuangan untuk target jangka pendek.

1. Tidak shopping baju dan lain-lain pada awal bulan.
Jadi ketika gaji ditransfer, saya memprioritaskan kebutuhan paling penting terlebih dahulu untuk dibeli. Belanja bulanan dan makan misalnya. Barulah jika akhir bulan ternyata gaji saya ada sisa (biasanya selalu ada sisa), saya pergi shopping.

2. Membeli karena butuh, bukan ingin.
Biasanya jika saya menginginkan sesuatu di luar budget, saya suka berpikir ulang. Apakah saya ingin? Pasti saya akan menjawab "iya." Lalu pertanyaan berikutnya muncul. Apakah saya butuh sekali? Kebutuhan mendesak yang jika tidak membeli maka kehidupan saya akan kacau?" Pertanyaan kedua sukses bisa mengerem keinginan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun