Mas Nurullah memberikan materi
Pemateri pertama disampaikan oleh Mas Nurullah, seorang Content and Community Editor di Kompasiana. Sebelum ngasih materi, Mas Nurullah bertanya pada para peserta. “Ada yang punya blog di sini?” Saya juga angkat tangan. Trus Mas Nurullah nanya lagi. “Siapa yang punya blog kompasiana?” Jumlah tangan yang ngacung makin sedikit. Tapi sayanya tetep ngacung hehe.
Mas Nurullah lantas menjelaskan tentang fenomena pengguna internet di tanah air. Bahwa masyarakat Indonesia belakangan ini terjebak dalam tiga karakter yakni: eat, pray, dan tweet. Kalo dipikir-pikir bener juga sih. Rata-rata penduduk Indonesia yang terkoneksi dengan kehidupan internet punya kecenderungan untuk bermain-main dengan media sosial. Termasuk saya.
Berdasarkan data tahun 2014, netizen (pengguna internet) di Indonesia adalah sebesar 88,1 juta atau sekitar 35 persen. Sementara non-netizen di Indonesia sebesar 163,9 juta atau 65 persen. Berdasarkan data tersebut kita tahu bahwa bisnis online punay peluang besar di Indonesia. Sebab pengguna internet semakin meningkat.
Hanya saja, pelaksanaan bisnis online terkendala oleh:
1. Cuma 40 persen rakyat Indonesia yang memiliki rekening bank. Padahal transaksi dalam bisnis online kan via transfer baru barang bisa dikirim.
2. Ketidakercayaan. Kadang konsumen nggak yakin apa benar barang yang dipesan dikirim? Gimana kalo nggak sampe? Jadi masih suka ragu-ragu.
3. Kemasan dagangan. Maksudnya, dalam mengemas promosi alias marketing, kadang suka mengganggu netizen. Contoh simple aja, kalo kita punya Facebook. Di sisi kanan Facebook kan biasanya muncul iklan tuh. Ada iklan pelangsing, pembesar, dll.
Maka dari itulah untuk memaksimalkan promosi, maka konten marketing harus mengandung empat prinsip.
Pertama, be original. Jangan copy paste.
Kedua, be patient. Harus sabar. Jangan mudah gonta-ganti bisnis. Nikamti prosesnya.
Ketiga, timely. Harus rajin update konten yang akan dipasarkan.
Keempat, flexible. Harus berani beda.
Dalam membangun dan menggeluti bisnis online, konten harus diperhatikan. Sebab konten adalah raja. Gimana cara memaksimalkan konten? Jadi konten sebaiknya harus:
1. menarik dan bermanfaat
2. anti mainstream, belum ada di media massa
3. menggunakan data, fakta, pengalaman, dan testimoni