Mohon tunggu...
Widyanti Yuliandari
Widyanti Yuliandari Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger, ASN, Penulis buku

Widyanti adalah blogger yang juga penulis buku yang saat ini mengetuai komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis, sebuah komunitas yang mewadahi perempuan penulis. Kini Widya tengah menjalani pendidikan Master di program Magister Teknik Lingkungan, Institut teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Kesibukan kuliah tak membuatnya berhenti untuk menekuni blogging dan menulis buku. Saat ini Widya sedang menunggu proses penerbitan buku solo ke-5 nya yang bertema Pola Makan Sehat, Food Combining. www.widyantiyuliandari.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menggaungkan Kesadaran akan Pangan Lokal yang Sehat dari Rumah Tanoker Ledokombo, Jember

23 Februari 2020   20:45 Diperbarui: 23 Februari 2020   20:52 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beras Merah Organik dengan Kacang Merah dan Kacang Tolo dari Petani Terdekat, Tak Perlu Kongbap Korea Kan? (Foto Pribadi)

Demikian juga dengan kedaulatan pangan, memilih produk lokal sebisa-bisanya, adalah salah satu bentuk dukungan saya. Jika saya mengurangi makan produk terigu, artinya saya mengurangi jumlah gandum yang harus diimpor ke Indonesia.

Buah-buahan Lokal, Segar Bernutrisi. Wajib Hadir di Meja Makan Kami Setiap Hari (Foto Pribadi)
Buah-buahan Lokal, Segar Bernutrisi. Wajib Hadir di Meja Makan Kami Setiap Hari (Foto Pribadi)
 

Protein Nabati Lokal, Mudah Cerna dan Bernutrisi (Foto Pribadi)
Protein Nabati Lokal, Mudah Cerna dan Bernutrisi (Foto Pribadi)

Balado Terung Petai. Lokal, Sedap, Sehat (Foto Pribadi)
Balado Terung Petai. Lokal, Sedap, Sehat (Foto Pribadi)

Beras Merah Organik dengan Kacang Merah dan Kacang Tolo dari Petani Terdekat, Tak Perlu Kongbap Korea Kan? (Foto Pribadi)
Beras Merah Organik dengan Kacang Merah dan Kacang Tolo dari Petani Terdekat, Tak Perlu Kongbap Korea Kan? (Foto Pribadi)

Nah, hal-hal di atas menguatkan keyakinan untuk makin cinta pangan lokal. Apalagi sejalan dengan ketertarikan saya dan suami untuk mempelajari pola hidup sehat, sejak sepuluh tahun lalu.

Tanoker: Kegembiraan dan Kedaulatan Pangan Dibangun dari Desa

Tanoker. Bagi kami yang tidak familiar dengan daerah Jember bagian utara, cukup butuh upaya juga menemukannya. Setelah berputar-putar disasarkan oleh aplikasi pemandu, berkombinasi dengan membingungkannya keterangan penduduk setempat yang kami tanyai, lega rasanya menemukan tempat ini.

Tanoker, dalam bahasa setempat dilafalkan sebagai ker tenoker, yang dalam Bahasa Madura artinya adalah kupu-kupu, terletak di Ledokombo, Kabupaten Jember. Saya datang ke mari dalam rangka memenuhi undangan untuk mengisi materi pada Training Jurnalistik Pangan Sehat. Training ini diperuntukkan bagi pengelola web desa, organisasi jurnalisme di kampus juga para relawan Tanoker. Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas dalam melakukan kampanye pangan sehat. Sungguh saya bahagia bisa berada dalam lingkaran sevisi.

Berfoto bersama usai Training (Sumber: Tanoker)
Berfoto bersama usai Training (Sumber: Tanoker)

Saya mendengarkan dengan saksama sambutan Ibu Ciciek pagi itu dalam pembukaan acara. Kata demi kata saya sima, dan … yeah! Saya menemukan banyak kesamaan pandangan dengan beliau. Menyitir pemikiran Bung Karno bahwa pangan adalah hal yang tak main-main bagi sebuah bangsa. Pangan membentuk raga, dari sinilah sebuah bangsa akan menemukan kekuatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun