Demikian juga dengan kedaulatan pangan, memilih produk lokal sebisa-bisanya, adalah salah satu bentuk dukungan saya. Jika saya mengurangi makan produk terigu, artinya saya mengurangi jumlah gandum yang harus diimpor ke Indonesia.
Â
Nah, hal-hal di atas menguatkan keyakinan untuk makin cinta pangan lokal. Apalagi sejalan dengan ketertarikan saya dan suami untuk mempelajari pola hidup sehat, sejak sepuluh tahun lalu.
Tanoker: Kegembiraan dan Kedaulatan Pangan Dibangun dari Desa
Tanoker. Bagi kami yang tidak familiar dengan daerah Jember bagian utara, cukup butuh upaya juga menemukannya. Setelah berputar-putar disasarkan oleh aplikasi pemandu, berkombinasi dengan membingungkannya keterangan penduduk setempat yang kami tanyai, lega rasanya menemukan tempat ini.
Tanoker, dalam bahasa setempat dilafalkan sebagai ker tenoker, yang dalam Bahasa Madura artinya adalah kupu-kupu, terletak di Ledokombo, Kabupaten Jember. Saya datang ke mari dalam rangka memenuhi undangan untuk mengisi materi pada Training Jurnalistik Pangan Sehat. Training ini diperuntukkan bagi pengelola web desa, organisasi jurnalisme di kampus juga para relawan Tanoker. Tujuannya adalah meningkatkan kapasitas dalam melakukan kampanye pangan sehat. Sungguh saya bahagia bisa berada dalam lingkaran sevisi.
Saya mendengarkan dengan saksama sambutan Ibu Ciciek pagi itu dalam pembukaan acara. Kata demi kata saya sima, dan … yeah! Saya menemukan banyak kesamaan pandangan dengan beliau. Menyitir pemikiran Bung Karno bahwa pangan adalah hal yang tak main-main bagi sebuah bangsa. Pangan membentuk raga, dari sinilah sebuah bangsa akan menemukan kekuatan.