Mohon tunggu...
Tung Widut
Tung Widut Mohon Tunggu... Guru - Guru biasa

Guru suka repot

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mahmud Cantik

29 September 2024   13:49 Diperbarui: 29 September 2024   14:07 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahmud  Cantik (Diary  Hastuti)

Tung Widut 

"Ma atu ana," kata  balita di tengah pendopo. 

Balita lucu itu menoleh ke kiri ke kanan.  Dengan keseimbangan badan belum sempurna berlari menuju segerombol   mama-mama yang sedang duduk. Balita berkucir langsung memeluk seorang diantaranya. 

"Hai, anak siapa ini?" Teriak sang mama yang dirangkul. Dia kelihatan sangat kaget.   Sang balita dengan wajah datar mengikuti rangkulan mama itu. 

Rasa takut jatuh bergelantungan di leger sang balita di bimbing di pangkuan. Lucunya balita itu menurut saja.  Wajahnya masih tanpa berubah. 

"Namanya siapa?" Tanya mama Seli. Pernyataan itu berulang-ulang. 

"Ca," jawabnya berulang juga. 

"Mana mama, mana mama?" tanyanya lanjut.

Tak merespon juga si anak. 

Dari sudut pendopo terdengar keributan. Beberapa mama kelihatan kebingungan.  Kata-kata yang diucapkan semakin keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun