Mohon tunggu...
Widodo SPsi
Widodo SPsi Mohon Tunggu... Auditor - Pimpinan Redaksi JST-NEWS

Alif Lam Lam Ha, sebagai suatu peristiwa yang terjadi di mindset kemuliaan dalam pencarian yang sudah kuat dengan ketaatan menjalani kehidupan, amanah memegang pada kebulatan tekad/rasa, jiwa di prosesi aliran darah secara khusus untuk bersama memahami, mengisi, tanpa egoisme di nasehat SAN Penulis/Jurnalis Pers dengan keridhoan Allah SWT dan kekasih yang tujuan utamanya telah berproses manusia yang benar-benar, sungguh - sungguh jalani ketarekotan suatu hati fokus membentuk sederhana konkrit dan mengimani cinta tetap tulus memutuskan dunia, mengejar akhirat diutamakan khusus.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mati Belum Tau Jalan-Nya

4 Oktober 2024   10:23 Diperbarui: 4 Oktober 2024   10:47 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber@arsip/image/pri

seiring waktu, kita semua dapati tempat nyaman dan tentram terakhir itu sangat penting di rasa, di coba, di ingat, di lakukan, bahkan masuk ke dosa atau proses dalam nya pun telah tampak seperti tanah yang menenggelamkan diri ini semua. tetapi mengerti jalan pulang - Nya.

apakah manusia bisa lepas dalam hal tersebut?

kita belum paham/mengetahui, atau mengenal dimana diletakan sebuah jasad ini bermukim.

mahluk hidup, pada dasarnya ikuti iringan alam semesta terbentuk selama penjagaan nya tersebut dibuat sebaik mungkin.

Ada dikisah lama maupun baru. sentral mindset sekali pun cerdas, pintar, atau jenius. "kita semua mati.", bagaimana prosesi pemakaman terakhir kita sobat netizens kompasiana.

selepas diplomatik nan bagus, baik, dan benar. pasti ini-itu bisa salah, benar atau sebaliknya. 

peristiwa keadaan dikemas nya jalan itu dapat termanfaatkan secara khidmat real.

gerbang dikunci gak akan lepas, begitu juga pengandaian suatu problematika masyarakat luas di dunia. netizens kompasiana pembaca di seluruh penjuru tanah air mengalir di Indonesia.

adat-istiadat leluhur di dunia itu sangat jadikan kita semua orang (bukan orang-orang'an).

skala ini yang menuntun ragam etosik jiwa canggih tanpa membebani sistem akal berpikir. apalagi, yang jauh dari depan maupun belakang kehidupan sehari-hari ratapan manusia.

ula yang berarti awal muakad seseorang terbit atas dasar dirinya bukan rumusan Allah SWT, tetapi kedua orang tua kita semua loh!! 

kok, bisa . . . 

tentunya bisa sobat, Karena Allah SWT yang menugaskan lahir nya bentukan alam semesta seperti langit dan bumi, khalas nya (untuk semua mahluk yang di 2 edar lapisan itu bermaksud, bermakna, dan menyimpuhkan manusia beribadah).

pembayaran dalam dunia pendidik/pendidikan sebenarnya gratis atau free, namun repihan kepahitan sudah menjadi inspirasi keterbelakangan akibat peran sebagai diktator usahawan (bermain kertas manusia).

bagaimana jiwa ini bisa ada? apa saja yang diperbuat ruh-Nya sebelum ditugaskan? 2 question ini merupakan penentu manusia-manusia di berikan.

nah, untuk itu yang masih jadi manusia eling - eling di pungguh atau di download sejenak! Namun jangan jadi manusia pendownload plagiatis seseorang miliki itikad mulia.

jadilah jadi, jadikan jadi untuk tetap tulus sesederhana mungkin bisa tepat mengedukasi kebijakan, kebaikan dan kebenaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun