Mohon tunggu...
Widodo Febri Utomo
Widodo Febri Utomo Mohon Tunggu... Editor - Santri dan Mahasiswa

Instagram : Widodo_febriutomo Facebook : Widodo ( Widodo Febri Utomo ) Twitter : @WidodoFebriU_

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyeimbangkan Tujuan Instruksional dalam Paradigma Pendidikan Pesantren Modern

21 Maret 2020   23:14 Diperbarui: 3 Oktober 2020   20:33 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zamakhsyari Dhofier mengungkapkan hal yang sama bahwa pada dekade akhir-akhir ini, karier pesantren sedang mengalami perubahan fundamental dan juga telah ikut memegang peranan dalam proses transformasi kehidupan masyarakat Indonesia.

Maka pesantren harus mulai menyeimbangkan dengan keadaan yang ada , penyesuain itu dapat dimulai dari :

1. Kurikulum 

Di dunia pesantren, kurikulum pesantren perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan tuntutan zaman, dengan tetap berpijak pada tujuan utama yang masih relevan dan menjadi inti pondok pesantren, misalnya tasamuh, tawassuth, ta'awun dan sebagainya.

2. Pendidikan berwawasan kecakapan hidup

Sebagaimana disebutkan pada sistem pendidikan nasional, pasal 26 ayat 3 UU No. 20 tahun 2003, bahwa pendidikan kecakapan hidup ialah pendidikan yang memberikan kecakapan personal, sosial, intelektual dan kecakapan vokasional untuk berkerja atau usaha mandiri.

3. Metode pembelajaran

Model pembelajaran di pesantren yang mulanya menggunakan metode dalam bentuk sorogan, bandongan, halaqoh, dan hafalan. Nah, seharusnya pesantren mulai memasukkan beberapa pendidikan keterampilan juga semisal bertani, beternak, dan kerajinan tangan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan wawasan santri terhadap hal duniawi.

4. Manajemen organisasi

Meskipun kita tahu bahwa peran kiai sangat dianggap penting dalam pesantren, tetapi kiai tidak ditetapkan pada posisi penentu kebijakan secara tunggal. Dari sini, kerja dimulai dengan pembagian unit kerja sesuai urutan kepemimpinan dalam pesantren. Hal ini dimungkinkan santri untuk bisa belajar berorganisasi.

C. KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun