**
Adalah seorang cowok lumayan ganteng, namanya Johanes Raharjo dengan nama panggilan akrab Jojo. Kukenal dia sejak kelas lima SD, sebagai teman sekelas, sebangku bahkan. Rambutnya selalu tertata rapi dengan minyak yang harum. Postur tubuh yang tegap dengan dada bidang adalah penampilannya yang unik. Ia sering menjadi kapten tim futsal di sekolah yang merupakan daya tarikku tersendiri.Â
 " Halo, sudah makan apa belum, Ren ?" tanya seseorang melalui chat WA. Ketika kulihat WA tersebut, ternyata Jojo temanku sebangku, ha ...ha ... ha ... aneh ini bocah. Bertanya soal makan saja pakai WA segala.Â
Berawal dari teman yang semakin akrab, jadilah persahabatan yang terindah di antara kami berdua. Nah Ketika lulus SD, aku sempat senang karena Jojo memilih sekolah yang sama denganku. Itu berarti persahabanku dengannya akan terjalin terus. Tapi apa daya, si Jojo tidak diterima, dan berpisahlah aku dengannya.Â
Entah mengapa, aku, tuh, merasa sedih, sedih sejadi-jadinya, seperti baru kehilangan apa yang sangat berarti bagiku. Awalnya aku gak sadar akan perasaanku ini, namun lama-kelamaan perasaan ini semakin terasa layaknya angin yang berhembus perlahan menjadi lebih dahsyat.
Semenjak pisah dengannya, aku jarang berkomunikasi dengannya, bahkan menurutku sangat canggung untuk memulainya suatu pembicaraan melalui sosial media. Semenjak itu aku merasa rindu. Perasaan itu sangat jelas terasa dalam sanubariku. Apalagi terasa selalu ingin chat dengannya, namun canggung untuk memulainya, karena juga aku ini seorang cewek yang berharap didahului atau menunggu dari seorang cowok. Dari situ aku sadar sesuatu yang berbeda dengan perasaanku terhadapnya.Â
Akhirnya aku beranikan diri untuk memulai mengembalikan semua kenangan semasa aku SD. Hingga ..., keberanianku pun tidak sia-sia, aku dan Jojo berhasil berkomunikasi lagi seperti dahulu. Kembali aku mengingat bahwa seminggu yang akan datang dia akan berulang tahun. Satu hal yang membuatku sangat bahagia adalah dia mengundang aku untuk datang ke pesta ulang tahunnya.
Benarkah bahwa hari tersebut, memungkinkan bisa menjadi hari yang bersejarah bagiku ? Dia merayakan hari jadinya dengan mengundang diriku untuk datang ke pestanya, yang sebelumnya susah untuk dijelaskan betapa bahagianya hatiku.Â
Balon -- balon berwarna - warni tergantung di stage bertuliskan namanya. Aku datang sendiri. Aku melihat banyak teman barunya di sana, dan anehnya aku merasa seperti orang asing di situ. Namun perasaan itu tak berlangsung lama, karena akhirnya aku bertemu juga dengan teman-teman SD ku tersebut. Setelah aku amati ternyata Jojo hanya mengundang sahabat-sahabat semasa SD saja.Â
Dengan perasaan gugup aku menghampiri Jojo, memberikan kotak berwarna emas, berisi sebuah hadiah indah karena berhubungan dengan klub futsal yang selalu ia banggakan. Dia menerimanya dengan senang hati, penuh senyum bahagia. Acara ulang tahun itu lumayan meriah dengan makanan yang cukup mewah, dan aku melihat begitu gembira, penuh senyuman, canda, dan tawa. Akupun demikian, merasakan hal yang sama, boleh dibilang bahwa hari itu bisa menjadi hari yang bersejarah dalam hidupku.Â
Wah, .... ada hal yang lain berhubungan dengan cerita dengannya. Sejak itu, aku selalu menantikan hari Minggu saat aku pergi ke gereja. Selain berdoa, ternyata aku selalu mengintip apakah si Jojo juga ada di gereja itu. Benar, ... aku sering melihatnya secara diam-diam dari kejauhan, dia ada bersama keluarganya. Minggu demi minggu, aku selalu melihat perkembangan dirinya, wow, makin lama makin tampan.Â