Mohon tunggu...
WIDIYAWATI WIDIYAWATI
WIDIYAWATI WIDIYAWATI Mohon Tunggu... Guru - guru

melukis, membaca, memasak

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Implementasi Kurikulum Merdeka di PAUD: Kesenjangan antara Rencana dan Realita

22 Desember 2024   07:32 Diperbarui: 22 Desember 2024   07:32 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Implementasi Kurikulum Merdeka (Sumber : widiyawati/foto)

"Implementasi Kurikulum Merdeka di PAUD: Kesenjangan Antara Rencana dan Realita"

WIDIYAWATI

ABSTRAK: Merdeka Curriculum Implementation in Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya di lembaga itu sendiri. Namun, terdapat kesenjangan yang signifikan antara rencana dan realita dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan ketidakmerataan dalam implementasi Kurikulum Merdeka di PAUD, serta memberikan rekomendasi dalam mengatasi hambatan tersebut. Adapun tantangan utama yang sering terjadi atau yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka meliputi : a. Banyak guru PAUD yang belum sepenuhnya memahami prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka, b. Keterbatasan dalam hal fasilitas, alat bantu pembelajaran, dan materi ajar yang belum sesuai dengan Kurikulum Merdeka menjadi hambatan signifikan, c. Pemahaman atau dukungan orang tua tentang Kurikulum Merdeka masih minim atau belum merata, d. Banyak lembaga PAUD yang belum memanfaatkan teknologi dengan baik dalam pembelajaran, padahal teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk mendukung implementasi kurikulum, c. Pentingnya dukungan dari Yayasan terutama bagi lembaga PAUD swasta. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi langsung di beberapa lembaga PAUD. Hasil penelitian menunjukkan perlunya penguatan pelatihan bagi guru, peningkatan komunikasi dengan orang tua, serta pengembangan sumber daya pembelajaran yang lebih memadai. Temuan ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan dalam merumuskan strategi yang lebih efektif untuk meratakan implementasi Kurikulum Merdeka di PAUD, demi peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini secara menyeluruh.

Kata Kunci : Pelaksanaan Kurikulum Merdeka,PAUD,Kualitas Pendidikan

ABSTRACT: The implementation of the Merdeka Curriculum in Early Childhood Education (ECE) is an effort to improve the quality of education in Indonesia, particularly within the institutions themselves. However, there is a significant gap between planning and reality in its execution. This research aims to identify and analyze the factors causing disparities in the implementation of the Merdeka Curriculum in ECE, as well as to provide recommendations for overcoming these obstacles. The main challenges often encountered in implementing the Merdeka Curriculum include: a. Many ECE teachers do not fully understand the principles of the Merdeka Curriculum; b. Limitations in facilities, teaching aids, and learning materials that are not aligned with the Merdeka Curriculum pose significant barriers; c. The understanding or support from parents regarding the Merdeka Curriculum is still minimal or uneven; d. Many ECE institutions have not effectively utilized technology in teaching, despite it being an effective tool to support curriculum implementation; e. The importance of support from foundations, especially for private ECE institutions. This research employs a qualitative approach, with data collection through interviews and direct observations at several ECE institutions. The findings indicate a need for enhanced training for teachers, improved communication with parents, and the development of more adequate learning resources. It is hoped that these findings can provide insights for policymakers and stakeholders in formulating more effective strategies to equalize the implementation of the Merdeka Curriculum in ECE, aiming for a comprehensive improvement in the quality of early childhood education.

Keywords: Implementation, Merdeka Curriculum, Early Childhood Education, Quality of Education

 

PENDAHULUAN

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memainkan peran penting dalam fondasi perkembangan anak dan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Di Indonesia, Kurikulum Merdeka diperkenalkan sebagai langkah inovatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memberikan fleksibilitas dalam proses belajar mengajar, dan mendorong kreativitas serta kemandirian anak. Namun, meskipun tujuan tersebut sangat baik, implementasi Kurikulum Merdeka di PAUD masih menghadapi berbagai tantangan yang menghambat pencapaian hasil yang diharapkan.

Adanya kesenjangan antara rencana yang telah ditetapkan dan realitas yang terjadi di lapangan. Banyak guru PAUD yang belum sepenuhnya memahami prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka, sehingga mereka kesulitan dalam menerapkannya secara efektif. Selain itu, keterbatasan fasilitas, alat bantu pembelajaran, dan materi ajar yang tidak sesuai dengan Kurikulum Merdeka juga menjadi hambatan signifikan. Hal ini berpengaruh langsung terhadap kualitas pembelajaran yang diterima oleh anak-anak.

Dukungan orang tua juga berperan penting dalam keberhasilan implementasi kurikulum. Sayangnya, banyak orang tua yang masih minim pemahaman mengenai Kurikulum Merdeka, yang membuat mereka tidak dapat memberikan dukungan yang optimal dalam proses pembelajaran anak di rumah. Di sisi lain, teknologi yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran di PAUD juga belum dimanfaatkan dengan baik, meskipun penggunaan teknologi dapat meningkatkan interaktivitas dan efektivitas pembelajaran.

Kurikulum Merdeka adalah inisiatif pemerintah Indonesia untuk memberikan kemudahan dalam pendidikan., sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Menurut Kemendikbudristek (2022), kurikulum ini dirancang untuk mendorong kreativitas, kemandirian, dan partisipasi aktif anak dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan program pendidikan nasional yang bertujuan bahwa pembelajaran berpusat pada pengembangan potensi setiap orang secara menyeluruh.

Pelaksnaan Kurikulum Merdeka di PAUD menghadapi berbagai tantangan. Sari dan Prasetyo (2021) menyebutkan bahwa banyak guru PAUD belum sepenuhnya memahami prinsip-prinsip kurikulum ini, yang mengakibatkan kesulitan dalam pelaksanaannya. Keterbatasan dalam fasilitas dan sumber daya pembelajaran juga menjadi kendala yang signifikan. Hal ini sejalan dengan temuan Arifin (2023), yang menunjukkan bahwa banyak lembaga PAUD tidak memiliki alat bantu ajar yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran yang inovatif.

Dukungan orang tua sangat penting bagi keberhasilan kurikulum. Hendrawati (2022) menyatakan bahwa orang tua kurang memahami Kurikulum Merdeka, sehingga mereka tidak dapat memberikan dukungan yang optimal dalam proses belajar anak di rumah. Komunikasi yang efektif antara guru dan orang tua perlu ditingkatkan agar orang tua dapat berperan aktif dalam mendukung pendidikan anak.

Teknologi memiliki potensi besar dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Menurut Setiawan (2023), banyak lembaga PAUD yang belum memanfaatkan teknologi dengan baik dalam pembelajaran. Penggunaan teknologi, seperti aplikasi pendidikan dan media interaktif, dapat meningkatkan keterlibatan anak dan mempermudah proses belajar mengajar.

Dukungan yayasan bagi lembaga swasta, terutama di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sangat penting dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Yayasan memiliki peran penting dalam menyediakan sumber daya fisik dan finansial yang diperlukan untuk implementasi Kurikulum Merdeka. Ini mencakup pengadaan buku, alat bantu belajar, dan fasilitas yang sesuai, dukungan dari yayasan dapat menciptakan kebijakan yang mendorong inovasi dan fleksibilitas dalam metode pengajaran.Tanpa dukungan ini, lembaga PAUD mungkin tidak mampu menyediakan lingkungan belajar yang optimal.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengumpulkan data melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan perlunya penguatan pelatihan bagi guru, peningkatan komunikasi dengan orang tua, serta pengembangan sumber daya pembelajaran yang lebih memadai. Mulyani dan Rahardjo (2022) menyatakan bahwa pelatihan yang lebih intensif dan berkelanjutan bagi guru PAUD sangat penting untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap Kurikulum Merdeka dan meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini secara keseluruhan.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan bagi pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut, demi peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini secara menyeluruh.

METODE

Penelitian ini mengeksplorasi dan menganalisis implementasi Kurikulum Merdeka di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan fenomena yang terjadi saat menerapkan Kurikulum Merdeka di PAUD. Peneliti memilih pendekatan kualitatif untuk menggali pengalaman, pandangan, dan tantangan yang dihadapi oleh para guru serta pihak terkait lainnya dalam penerapan kurikulum ini.

Penelitian ini dilaksanakan di beberapa lembaga PAUD yang berlokasi di Kota Batam kecamatan Batam Kota  sebanyak 13 gugus PAUD, setiap gugus yang tergabung sebanyak 8 lembaga PAUD. Melalui observasi dari beberapa lembaga di setiap gugus diharapkan dapat memberikan perspektif yang lebih luas mengenai implementasi Kurikulum Merdeka dan tantangannya di beberapa le,mbaga.

Subyek Penelitian terdiri dari guru PAUD orang tua murid, pengelola lembaga PAUD. Untuk guru PAUD berdasarkan pengalaman mereka dalam mengajar dan penerapan Kurikulum Merdeka. Jumlah guru yang dilibatkan adalah sekitar 10-15 orang, untuk ornagtua perewakilan dari beberapa lembaga sebanyak 10-15 orang yang akan diwawancarai. Untuk pengelola lembaga sebanyak 10-15 yang dapat memberikan perspektik tentang kebijakan dan dukungan terhadap kurikulum merdeka dengan melibatkan 10-15 pengelola.

Teknik Pengumpulan Data dikumpulkan dari berbagai sumber diantaranya adalah melalui wawancara, dimana peneliti melibatkan guru PAUD, kepala lembaga, dan orang tua untuk mendapatkan perspektif yang beragam mengenai pemahaman dan pengalaman mereka terkait Kurikulum Merdeka. Melalui Observasi dimana  peneliti melakukan observasi langsung di beberapa lembaga PAUD untuk melihat bagaimana kurikulum diterapkan dalam praktik sehari-hari, kemudian mendokumentasikan, peneliti mengumpulkan dokumen terkait, seperti rencana pembelajaran, laporan kegiatan, dan materi ajar yang digunakan di masing-masing lembaga PAUD

Peneliti kemudian melakukan  analisis data melalui analisis tematik yang akan digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari observasi, dokumentasi, dan wawancara. Peneliti akan menemukan topik utama dari data dan mengaitkannya dengan tujuan penelitian. Hasil analisis akan disajikan dalam narasi yang menguraikan temuan penting tentang kesulitan dan peluang dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di PAUD. Untuk memastikan validitas data, peneliti akan melakukan triangulasi sumber dengan membandingkan informasi dari wawancara, observasi, dan dokumen. Selain itu, peneliti juga akan meminta umpan balik dari narasumber mengenai temuan awal untuk memastikan akurasi interpretasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

1. Deskripsi Partisipan

Data diperoleh dari 15 guru PAUD, 10 orang tua siswa, dan 7 pengelola lembaga. Partisipan dipilih berdasarkan pengalaman mereka dalam mengajar dan keterlibatan dalam proses pembelajaran di lembaga masing-masing.

2. Temuan Utama

a. Pemahaman Guru tentang Kurikulum Merdeka

Wawancara dengan Guru, dari wawancara guru mengaku belum sepenuhnya memahami prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Mereka merasa kurang mendapatkan pelatihan yang memadai mengenai kurikulum ini. Salah satu guru mengatakan, "Kami hanya diberikan penjelasan singkat tanpa adanya pendalaman atau contoh konkret."

b. Keterbatasan Fasilitas

Observasi Kelas, Selama observasi ditemukan bahwa masih banyak lembaga PAUD tidak memiliki alat bantu pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Misalnya, banyak kelas yang masih kurang alat permanan pembelajaran atau materi ajar yang mendukung pembelajaran berbasis proyek.

c. Dukungan Orang Tua

Wawancara dengan Orang Tua murid, menunjukkan bahwa orang tua kurang memahami Kurikulum Merdeka. Salah satu orang tua menyatakan, "Saya belum paham pelibatan orangtua dalam kurikulum merdeka itu yang bagaimana ? karena kami pekerja jadi bisa hanya memfasilitasi kebutuhan anak. Ada juga yang mengatakan apa yang harus di lakukan untuk mendukung anak saya di rumah sesuai kurikulum ini."

d. Pemanfaatan Teknologi

Observasi Penggunaan Teknologi, masih bnayak lembaga PAUD yang belum memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Dalam observasi, ditemukan bahwa penggunaan perangkat seperti laptop atau aplikasi pendidikan sangat terbatas. Satu pengelola lembaga mengungkapkan, " saya masih kurang faham dengan perangkat yang ada di laptop, biasanya saya tugaskan anak saya untuk membantu". Dan ada juga dari lembaga lain salah satu guru "Kami ingin menggunakan teknologi, tapi tidak ada dana untuk membeli perangkat." dan begitulah masih terjadi sampai sekarang, kalaupun ada bantuan dari pemerintah laptop untuk lembaga yang masih membutuhkan ternya salah sarasan. Dan lebih parahnya hanya kedekatan dari pemerintah setempat yang mendapatkan bantuan.

e. Dukungan Yayasan bagi lembaga Swasta

Hasil dari wawancara dengan kepala satuan PAUD bahwa masih kurangnya dukungan dari yayasan, dalam memperhatikan kebutuhan yang diperlukan untuk lembaga, misalnya pentingnya yayasan juga memperhatikan bahwa kompetensi guru masih harus ditingkatkan lagi agar pembelajaran semakin berkualitas dengan cara yayasan bisa menyiapkan program studi tiru atau bisa juga mendatangkan narasumber yang berkompeten dibidangnya, sehingga guru semakin bersemangat dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka

3. Analisis Data

Data menunjukkan adanya kesenjangan signifikan antara rencana dan realita dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka di PAUD. Keterbatasan pemahaman guru, fasilitas, dukungan orang tua, dan pemanfaatan teknologi menjadi faktor utama yang menghambat keberhasilan IKM dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, penelitian ini mengungkapkan adanya kesenjangan yang signifikan antara rencana dan realita dalam pelaksanaannya

Salah satu tantangan utama adalah banyaknya guru PAUD yang belum sepenuhnya memahami prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Hal ini berdampak pada kemampuan mereka untuk menerapkan kurikulum secara efektif dalam proses pembelajaran. Pelatihan yang tidak cukup mendalam dan kurangnya dukungan dari lembaga pendidikan membuat guru merasa bingung dan tidak percaya diri. Sebagai contoh, banyak guru melaporkan bahwa mereka hanya menerima penjelasan singkat tanpa praktik nyata, yang membuat mereka kesulitan menerapkan kurikulum di kelas.

Lembaga atau sekolah hanya lebih mementingkan rencara program kurikulum merdeka dikarenakan kebijakan pemerintah yang harus dilaksanakan meskipun implementasi dari kurikum merdeka belum sepenuhnya dijalankan, dan mirisnya banyak temuan dilapangan dari beberapa lembaga kedapatan bahwa kurikulum yang dibuat hanya sekedar copy paste dari lemabaga lain, tanpa memikirkan perencanaan yang terdapat pada kurikulum tersebut sesuai tidak dengan karakteristik lembaganya sendiri.

Melihat kondisi dilapangan untuk implementasi kurikulum merdeka khususnya di PAUD masih belum merata, maka penulis merasa bahwa ini tanggung jawab bersama bagi pemerintah setempat atau stakeholder. Untuk mengatasi hal ini, penulis juga merasakan dikarenakan penulis juga sebagai seorang guru PAUD yang ingin mengajak bersama agar dapat membuka pemikiran apa yang perlu kita evaluasi.

4. Rekomendasi dalam Implementasikan kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan kemudahan  dalam proses pembelajaran, yang memungkinkannya untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter masing-masing anak, Kemendikbudristek (2022), kurikulum ini bertujuan untuk mendorong kreativitas, kemandirian, dan partisipasi aktif anak dalam pembelajaran, sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang berfokus pada pengembangan potensi individu secara holistik. Agar pelaksananaan kurikulum merdeka dapat diimplementasikan ke lembaga-lembaga maka :

  • Penelitian menunjukkan perlunya penguatan pelatihan bagi guru PAUD. Pelatihan yang lebih intensif dan berkelanjutan sangat penting untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap Kurikulum Merdeka dan meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini secara keseluruhan
  • Meningkatkan komunikasi antara guru dan orang tua juga diperlukan agar orang tua dapat berperan aktif dalam mendukung pendidikan anak.
  • Dukungan dari yayasan bagi lembaga swasta di PAUD sangat penting dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Yayasan dapat menyediakan sumber daya fisik dan finansial yang diperlukan, seperti pengadaan buku dan alat bantu belajar, serta menciptakan kebijakan yang mendorong inovasi dalam metode pengajaran.
  • Mendorong lembaga PAUD untuk memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Pelatihan tentang penggunaan teknologi yang tepat dapat membantu guru dan siswa untuk lebih terlibat dalam kegiatan belajar yang inovatif.

Diharapkan IKM di PAUD dapat bisa merata dan efektif, sehingga berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini secara menyeluruh. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan dalam merumuskan strategi yang lebih efektif ke depan.

KESIMPULAN

Kurikulum Merdeka diperkenalkan sebagai inovasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan fleksibilitas dalam proses belajar mengajar. Kurikulum ini bertujuan untuk mendorong kreativitas dan partisipasi aktif anak dalam pembelajaran, sesuai dari tujuan pendidikan nasional yang mengutamakan pengembangan potensi setiap orang secara menyeluruh Meskipun memiliki tujuan yang baik, pelaksanaan Kurikulum Merdeka di PAUD menghadapi berbagai tantangan, antara lain:

  • Banyak guru PAUD yang belum sepenuhnya memahami prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka, sehingga kesulitan dalam penerapannya
  •  Banyak lembaga PAUD yang tidak memiliki alat bantu ajar yang memadai, yang berdampak pada kualitas pembelajaran
  • Minimnya pemahaman orang tua tentang Kurikulum Merdeka menghambat mereka dalam memberikan dukungan optimal dalam proses belajar anak di rumah
  • Teknologi yang seharusnya dapat mendukung pembelajaran di PAUD belum dimanfaatkan secara maksimal, meskipun memiliki potensi besar untuk meningkatkan interaktivitas dan efektivitas pembelajaran.
  • Dukungan dari yayasan sangat penting dalam menyediakan sumber daya fisik dan finansial yang diperlukan untuk implementasi Kurikulum Merdeka. Tanpa dukungan ini, lembaga PAUD mungkin tidak mampu menciptakan lingkungan belajar yang optimal

Penelitian menunjukkan perlunya penguatan pelatihan bagi guru, peningkatan komunikasi dengan orang tua, serta pengembangan sumber daya pembelajaran yang lebih memadai. Pelatihan yang intensif dan berkelanjutan bagi guru PAUD sangat penting untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap Kurikulum Merdeka dan kualitas pendidikan anak secara keseluruhan

DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbudristek. (2022). Kurikulum Merdeka: Panduan untuk Guru dan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Sari, A., & Prasetyo, B. (2021). Tantangan Implementasi Kurikulum Merdeka di Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, 5(2), 45-58.

Arifin, Z. (2023). Keterbatasan Sumber Daya dalam Implementasi Kurikulum  Merdeka di PAUD. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 15(1), 30-40.

Hendrawati, T. (2022). Peran Orang Tua dalam Mendukung Kurikulum Merdeka di PAUD. Jurnal Psikologi Pendidikan, 8(3), 75-85.

Setiawan, R. (2023). Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran PAUD. Jurnal Teknologi Pendidikan, 10(2), 60-70.

Mulyani, E., & Rahardjo, S. (2022). Pentingnya Pelatihan Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan dan Kebijakan, 12(1), 100-110.

Fadillah, Chairun Nisa, and Hibana Yusuf. "Analisis kurikulum merdeka dalam satuan pendidikan anak usia dini." Jurnal Bunga Rampai Usia Emas 8.2 (2022): 120.

Wahyuni, Sri, Sumarno Sumarno, and Ida Dwijayanti. "Analisis Implementasi Kurikulum Merdeka pada Satuan Pendidikan Anak Usia Dini." Tematik: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar 3.1 (2024): 35-47.

Janah, I. M. "Kendala guru dalam menghadapi program Merdeka Belajar." Kejar Cita (5).

"PROBLEMATIKA GURU PAUD DALAM PENGEMBANGAN PROFESI DILIHAT DARI PENERAPAN KURIKULUM KF MERDEKA". Pernik 7.1 (2024): 67-72.

Daulay, M. I., & Fauzidin, M. (2023). Implementasi kurikulum merdeka pada jenjang PAUD. Jurnal Bunga Rampai Usia Emas (BRUE), 9(2), 101-116.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun