Observasi Kelas, Selama observasi ditemukan bahwa masih banyak lembaga PAUD tidak memiliki alat bantu pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Misalnya, banyak kelas yang masih kurang alat permanan pembelajaran atau materi ajar yang mendukung pembelajaran berbasis proyek.
c. Dukungan Orang Tua
Wawancara dengan Orang Tua murid, menunjukkan bahwa orang tua kurang memahami Kurikulum Merdeka. Salah satu orang tua menyatakan, "Saya belum paham pelibatan orangtua dalam kurikulum merdeka itu yang bagaimana ? karena kami pekerja jadi bisa hanya memfasilitasi kebutuhan anak. Ada juga yang mengatakan apa yang harus di lakukan untuk mendukung anak saya di rumah sesuai kurikulum ini."
d. Pemanfaatan Teknologi
Observasi Penggunaan Teknologi, masih bnayak lembaga PAUD yang belum memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Dalam observasi, ditemukan bahwa penggunaan perangkat seperti laptop atau aplikasi pendidikan sangat terbatas. Satu pengelola lembaga mengungkapkan, " saya masih kurang faham dengan perangkat yang ada di laptop, biasanya saya tugaskan anak saya untuk membantu". Dan ada juga dari lembaga lain salah satu guru "Kami ingin menggunakan teknologi, tapi tidak ada dana untuk membeli perangkat." dan begitulah masih terjadi sampai sekarang, kalaupun ada bantuan dari pemerintah laptop untuk lembaga yang masih membutuhkan ternya salah sarasan. Dan lebih parahnya hanya kedekatan dari pemerintah setempat yang mendapatkan bantuan.
e. Dukungan Yayasan bagi lembaga Swasta
Hasil dari wawancara dengan kepala satuan PAUD bahwa masih kurangnya dukungan dari yayasan, dalam memperhatikan kebutuhan yang diperlukan untuk lembaga, misalnya pentingnya yayasan juga memperhatikan bahwa kompetensi guru masih harus ditingkatkan lagi agar pembelajaran semakin berkualitas dengan cara yayasan bisa menyiapkan program studi tiru atau bisa juga mendatangkan narasumber yang berkompeten dibidangnya, sehingga guru semakin bersemangat dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka
3. Analisis Data
Data menunjukkan adanya kesenjangan signifikan antara rencana dan realita dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka di PAUD. Keterbatasan pemahaman guru, fasilitas, dukungan orang tua, dan pemanfaatan teknologi menjadi faktor utama yang menghambat keberhasilan IKM dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, penelitian ini mengungkapkan adanya kesenjangan yang signifikan antara rencana dan realita dalam pelaksanaannya
Salah satu tantangan utama adalah banyaknya guru PAUD yang belum sepenuhnya memahami prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Hal ini berdampak pada kemampuan mereka untuk menerapkan kurikulum secara efektif dalam proses pembelajaran. Pelatihan yang tidak cukup mendalam dan kurangnya dukungan dari lembaga pendidikan membuat guru merasa bingung dan tidak percaya diri. Sebagai contoh, banyak guru melaporkan bahwa mereka hanya menerima penjelasan singkat tanpa praktik nyata, yang membuat mereka kesulitan menerapkan kurikulum di kelas.
Lembaga atau sekolah hanya lebih mementingkan rencara program kurikulum merdeka dikarenakan kebijakan pemerintah yang harus dilaksanakan meskipun implementasi dari kurikum merdeka belum sepenuhnya dijalankan, dan mirisnya banyak temuan dilapangan dari beberapa lembaga kedapatan bahwa kurikulum yang dibuat hanya sekedar copy paste dari lemabaga lain, tanpa memikirkan perencanaan yang terdapat pada kurikulum tersebut sesuai tidak dengan karakteristik lembaganya sendiri.