Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Doggie Bag", Cara Orang Amerika Menyiasati Sisa Makanan di Restoran

11 Desember 2020   12:04 Diperbarui: 14 Desember 2020   06:21 2208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber poto : (Feedloader (Clickability) via smithsonianmag.com)

Sekitar abad ke-6 Sebelum Masehi, mereka mulai menggunakan serbet atau napkin yang dibawanya itu untuk mengemas makanan yang tersisa agar dapat dibawa pulang.

"Doggie bag" baru mulai dikenal sekitar tahun 1940-an, saat Amerika Serikat terlibat dalam Perang Dunia II, kekurangan makanan adalah fakta kehidupan sehari-hari --- dan keadaan ekonomi membuat pemilik hewan peliharaan menjadi lebih kreatif dalam berhemat dengan memberikan sisa makanan kepada anjing yang merupakan hewan peliharaan paling populer di sana..

Tetapi ribuan orang Amerika juga makan malam di restoran di mana praktik hemat tidak berlaku, karena saat itu restoran tidak menawarkan untuk membungkus makanan sisa.

Pada tahun 1943, kafe San Fransisco, eh Francisco mempromosikan sebuah inisiatif untuk mencegah kekejaman terhadap hewan peliharaan, menawarkan kantong karton yang dapat dengan mudah diminta oleh pelanggan yang ingin membawa pulang sisa makanan untuk hewan peliharaan (anjing) mereka..

Kira-kira pada waktu yang sama, hotel-hotel di Seattle, Washington mulai memberikan  kantong kertas lilin bertuliskan "Bones for Bowser" (tulang untuk Browser) kepada para pengunjung.

Restoran-restoran lain di seluruh pelosok Amerika akhirnya mengikuti dan melakukan hal serupa.

Lucunya, orang-orang pun  meminta  "doggie bag" (tas anjing) agar dapat membawa pulang makanan sisa untuk dimakan oleh mereka sendiri.

Praktik ini membuat kecewa banyak orang pada saat itu, karena tujuan semula dari "doggie bag" sebetulnya adalah membawa pulang sisa-sisa makanan seperti potongan tulang untuk hewan peliharaan (anjing) di rumah, bukannya sisa potongan daging untuk dimakan oleh tuannya.

Seiring berjalannya waktu --- terutama dengan bertambahnya ukuran porsi restoran --- sepertinya orang sudah tidak lagi peduli akan siapa yang nantinya menikmati isi "doggie bag" tersebut di rumah, dan sebagian besar orang juga tidak merasa malu ketika meminta pramusaji membungkus sisa hidangan utama untuk dikonsumsi oleh mereka sendiri.

Semenjak mendengar cerita itu dari teman kakak, akupun tidak lagi malu-malu bahkan membiasakan diri meminta "doggie bag" kepada pramusaji restoran di mana pun aku makan.

Sumber poto : ourpastime.com
Sumber poto : ourpastime.com
Zaman sekarang beberapa restoran, mengembangkan  "doggie bag" menjadi semacam bentuk seni. Pramusaji mengumpulkan sisa makanan ke dalam aluminum foil (kertas timah) yang kemudian dengan cekatan mereka membentuknya menjadi binatang seperti angsa atau kuda laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun