Emmapun berpikir ia butuh cahaya untuk menghalau ketakutannya. Jadi jalan satu-satunya adalah dengan menyalakan lampu. Tapi untuk menyalakan lampu berarti ia harus bangun dari sofa, dan itu butuh keberanian.
Waktu menunjukkan hampir pukul dua belas tengah malam. Ruangan sunyi dan mencekam. Emma mulai berkeringat kegerahan karena meringkuk cukup lama di balik selimut. Ia akhirnya memutuskan pada hitungan ketiga akan bangun untuk menyalakan lampu dan yakin semuanya akan baik-baik saja.
Satu... dua.. tiga! .... BAM! Gedurak! Saat bangun hendak melangkah, kakinya tersandung kabel telpon yang terletak diatas meja kecil di sebelah sofa. Gagang telpon terjatuh dari tempatnya. Emma meraih telpon itu, dan terkejut ketika ia tidak mendengar nada panggil saat ia meletakkan telpon itu di kupingnya.
Emma memutuskan untuk kembali menaruh gagang telpon di kupingnya sebelum ia mengecek sambungan kabelnya. Kali ini ia mendengar suara desahan nafas. Tapi apa yang ia dengar selanjutnya adalah sesuatu yang tidak akan ia lupakan.
Suara jeritan menusuk telinga menembus kepala dan mengalir ke seluruh tubuhnya, membuatnya merasa dingin hingga ke tulang-tulang.
Emma langsung lompat dan menyalakan lampu. Perasaan takut ditepisnya jauh-jauh. Tangannya kembali meraih remote control TV dan berusaha mencari-cari program TV yang ia pikir dapat menghibur hatinya.
Saluran-demi saluran ia coba, tapi tak ada satupun yang menampilkan gambar. Yang ia lihat hanyalah garis-garis dan suara berdesis. Emma mulai berpikir mungkin ada yang tidak beres dengan TV.
Emma akhirnya memutuskan untuk mengecek bagian belakang TV, barangkali ada kabel yang lepas. Saat berdiri dari sofa menuju arah TV, tiba-tiba telpon berdering.
"Hallo?" Yang didengar Emma hanya suara desahan nafas yang pernah ia dengar sebelumnya. Teleponpun segera ditutupnya.
Kejadian selanjutnya sangat mengejutkan dan menakutkan Emma. Suara jeritan yang menusuk telinga itu terdengar lagi. Tapi itu bukan berasal dari telpon, karena Emma sudah menutupnya.
Ya ampun! Suara itu datang dari kamar atas di mana anak-anak sedang tidur. Emma berpikir ia harus memeriksa keadaan mereka di kamar. Tapi ia tidak bisa dengan begitu saja masuk kesana tanpa melindungi dirinya dengan senjata.