Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Lewat "Like A Rolling Stone" Bob Dylan Meyakinkan Karma Itu Ada

31 Maret 2019   01:46 Diperbarui: 31 Maret 2019   12:52 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bob Dylan. Sumber website Rolling Stones

Pada musim Semi 1965 sekembalinya dari perjalanan Tour Musik kelilingnya Bob Dylan berada dalam keadaan galau. Pada masa itu Bob Dylan memang seorang ikon musik besar dan sangat dielu-elukan oleh penggemarnya yang juga menggantungkan ekspektasi atau harapan tinggi kepadanya.

Hal ini membuat Dylan depresi bahkan berniat untuk lengser dari dunia musik. Dylan tiba-tiba membenci penggemarnya dan situasi yang ada, dia pun menumpahkan semua kebenciannya kedalam tulisan. Tapi kemudian 'Like A Rolling Stone' mengubah segalanya menjadi sesuatu yang ia (Dylan) sukai.

Dalam interviewnya dengan majalah The Rolling Stone, Dylan mengatakan, "Kadang sangat menyebalkan mendengar orang-orang berkata betapa mereka mencintaimu kalau kamu sendiri tidak mencintai dirimu. Tapi pada akhirnya rasa sebal itu hilang, yang ada hanyalah keinginan untuk memberitahu mereka akan sesuatu yang mereka belum tahu atau alami, bahwa mereka sebetulnya lebih beruntung dari pada saya dan  what goes around comes around dengan kata lain apa yang kita lakukan akan berbalik kepada kita, singkatnya karma itu memang ada."

Lagu Like A Rolling Stone, pada awalnya kurang disukai oleh produser musik dan perusahaan label musik, karena liriknya yang terlalu panjang. Tapi kenyataanya lagu ini  malah mendunia.

Banyak pemusik-pemusik besar meminjam lagu ini untuk dinyanyikan sebut saja Jimi Hendrix, David Bowie, John Mayer bahkan group musik besar Rolling Stone pun pernah menyanyikannya serta masih banyak musik besar lainnya.

Masih penasaran dengan lirik Like A Rolling Stone? Yuk, kita simak bersama disini.

Once upon a time you dressed so fine,
You threw the bums a dime in your prime,
Didn't you?

Dylan mengingatkan 'Miss Lonely' (karakter penting) dalam lagu ini, saat ia masih berjaya dan bergelimpangan harta di mana ia selalu memandang remeh orang-orang yang kurang beruntung.

People'd call, say, "Beware doll, you're bound to fall."
You thought they were all kiddin' you.

Orang-orang menasehati agar dia (Miss Lonely) berhati-hati karena suatu saat nanti dia akan 'jatuh'. Tapi dia tak pernah menggubris nasihat mereka.

You used to laugh about everybody that was hangin' out.
Now you don't talk so loud. Now you don't seem so proud
About having to be scrounging for your next meal.

Miss Lonely yang tadinya sering mentertawakan dan meremehkan orang lain, setelah jatuh miskin kini kehilangan rasa percaya dirinya dan malu karena harus mengais-ngais mencari makan.

Chorus :
How does it feel?
How does it feel?
To be without a home, like a complete unknown
Like a rolling stone?

Ketidaksimpatian Dylan di ekspresikan dalam empat kata di sini, "how does it feel?",  seperti menghujam dengan kenyataan bahwa Miss Lonely kini justru menjadi orang yang pernah di tertawakan dan diremehkan olehnya dulu. Dia adalah satu contoh hidup bahwa karma itu memang ada.

Dylan memang selalu mampu menyajikan sesuatu yang mempunyai makna berlapis,  juga memiliki bakat untuk menyatakan hal-hal biasa dengan cara yang luar biasa.

Contohnya kata Like a Rolling Stone (bagai sebuah batu yang menggelinding) sepertinya diambil dari alkitab proverb 26:27  yaitu "Siapa pun yang menggali lubang akan jatuh ke dalamnya, dan siapapun yang memulai menggelindingi batu akan kembali menimpanya".

You've gone to the finest school
All right, Miss Lonely,
But you know you only used to get juiced in it.

Miss Lonely bersekolah di tempat mahal bukan untuk mengejat ilmu tapi agar dia dapat bersosialisasi dengan anak-anak kelas elite untuk berpesta dan minum-minum.

And nobody has ever taught you how to live on the street
And now you find out you're gonna have to get used to it
.

Tidak ada yang pernah mengajarkan dia bagaimana cara hidup susah, dan sekarang setelah jatuh dia harus merasakannya..

You said you'd never compromise
With the mystery tramp, but now you realize
He's not selling any alibis,

Sebelumnya Miss Lonely menyatakan bahwa dia tidak akan pernah berkompromi dengan gelandangan pengedar yang tidak tahu juntrungannya (the mystery tramp), tapi setelah dia jatuh miskin, gelandangan/pengedar ini  tidak  ada pada saat dibutuhkan. (alibi adalah orang yang ada di mana kita berada).

As you stare into the vacuum of his eyes
And ask him do you want to
Make a deal?

Kiasan ini menggambarkan bahwa keadaan sudah berbalik yang mana dialah kini yang harus menghampiri gelandangan itu untuk meminta sesuatu.

Make  deal  bisa jadi merupakan  suatu isyarat bahwa Ms Lonely kini membuat kesepakatan dengan gelandang yang pernah diremehkannya untuk menjadi prostitusi atau pengedar narkoba demi sesuap nasi.

Kembali ke Chorus
How does it feel?
How does it feel
To be on your own,
With no direction home,
Like a complete unknown
Like a rolling stone?

Miss Lonely kini merasakan bagaimana  rasanya hidup seorang diri, tersesat tanpa tujuan yang jelas. Dulunya terkenal di antara kehidupan sosialitanya kini terlupakan dan tidak dikenal lagi.

You never turned around
To see the frowns
On the jugglers and the clowns
When they all come down
And did tricks for you.

Lirik diatas  menggambarkan  saat Miss Lonely masih berjaya, betapa banyak orang yang  berkorban melakukan segala hal untuknya tapi dia malah merendahkan dan meremehkan mereka.

You never understood
That it ain't no good,
You shouldn't let
Other people get
Your kicks for you.

Miss Lonely tidak pernah mengerti betapa dia telah memperdayakan banyak orang.

You used to ride on the chrome horse with your diplomat,
Who carried on his shoulder a Siamese cat.
Ain't it hard when you discover that
He really wasn't where it's at,
After he took from you everything
He could steal?

Dylan mengibaratkan 'the chrome horse' sebagai motor mahal. Di era saat lagu ini diciptakan kucing Siamese sangat populer dan dimiliki oleh orang-orang kelas atas.

Dylan menggunakan kata bernuansa politik Diplomat, karena menurutnya politik sebetulnya tidak peduli dengan kita, mereka hanya menggunakan kita demi kepentingan mereka (opportunitis).

Dengan kata lain betapa menyedihkan setelah mengetahui kalau ternyata kekasih Miss Lonely yang dia pikir kaya dan mempunyai segalannya  tidak lain hanyalah laki-laki gelandangan yang mengambil kesempatan dan memperdayai dirinya serta telah mencuri segala apa yang ia miliki.

Kembali ke Chorus:
Princess on the steeple
And all the pretty people,
They're drinkin', thinkin'
That they got it made.
Exchanging all precious gifts

Gambaran Dylan akan kehidupan sosialita, wanita-wanita cantik dan para lelaki tampan berkumpul, minum-minum dan berpesta merayakan apa yang mereka pikir adalah keberhasilan mereka. Saling bertukar hadiah-hadiah mahal, yang orang biasa tidak mampu membelinya.

But you'd better take your diamond ring, you'd better
Pawn it, babe.

Ini cara Dylan memperingati bahwa tidak akan ada yang bisa menjamin keabadian akan kedudukan atau harta kita, semua itu hanya sementara. Maka bersiap-siaplah jika suatu saat kita akan kehilangan segalanya.

You used to be so amused
At Napoleon in rags and the language that he used.
Go to him now, he calls you, you can't refuse.

Dylan mengajak Miss Lonely untuk mengambil pembelajaran dari kehidupan Napoleon, yang tadinya seorang Kaisar Besar dan dalam waktu singkat di kucilkan di sebuah pulau kecil terpencil.

When you ain't got nothing, you got nothing to lose.
You're invisible now, you got no secrets
To conceal.

Jika kita tidak punya apa-apa maka kita tidak akan kehilangan apa-apa. Kebanyakan orang kaya dan terkenal seringkali berusaha menutupi rahasia guna menjaga image mereka. Miss Lonely kini tidak lagi dilihat orang jadi tak ada rahasia yang perlu di tutup-tutupi, jadi tidak ada alasan untuk merasa malu.

Kembali ke Chorus
Pada akhirnya lagu yang diciptakan Bob Dylan ini memang merupakan  suatu pembelajaran bagi kita semua untuk bersikap dewasa, hargailah orang-orang disekitar kita bagaimanapun dan apapun mereka. Karena seperti batu yang bergulir, karma itu ada dan nyata.

Sumber: Website Genius
*** Ditulis pada saat galau akan hiruk pikuk Capres-Cawapres 2019***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun