Sebagai salah satu dari empat penyebab kematian yang paling sulit ditangani di dunia, kanker masih menjadi momok yang menakutkan bagi banyak orang, baik penderitanya maupun bukan. Penyakit ganas ini bisa menyerang siapa saja tanpa kenal usia. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun tak lepas dari risiko terkena penyakit ini.
Mengutip CNNIndonesia, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mencatat, setiap tahun, sebanyak 200 ribu anak di dunia terdiagnosis kanker. WHO mendefinisikan 'childhood cancer' sebagai kanker yang lumrah terjadi pada anak-anak dengan rentang usia dibawah 18 tahun. Dari total kasus penyakit kanker, 4,6 persen diantaranya terjadi pada anak-anak.
Sayangnya, tak sedikit kanker anak yang terlambat ditangani lantaran gejala awal yang cenderung sulit dideteksi. Umumnya, gejala awal penyakit mematikan ini tak jauh berbeda dengan penyakit lain yang notabene hanya penyakit biasa. Akibatnya, hal ini kerap dianggap remeh oleh orang tua.
Gejala awal tersebut bisa berupa kondisi dimana anak tiba-tiba jatuh sakit, memar, muncul benjolan di tubuh, dan mengalami sakit kepala secara terus  menerus. Jika gejala tersebut muncul dengan frekuensi waktu yang cukup sering, orang tua harus segera membawa anak ke dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kendati demikian, tak semua kanker yang menyerang orang dewasa juga menyerang anak-anak. Berikut beberapa diantaranya :
1. Kanker darah
Kanker darah atau leukemia merupakan salah satu kanker yang paling banyak menyerang anak-anak. Kanker ini menyerang sumsum tulang belakang dan darah merah. Hal ini terjadi lantaran produksi darah putih yang jumlahnya sangat banyak, sehingga mengganggu fungsi normal dari sel lainnya. Leukimia ditandai dengan munculnya nyeri tulang dan sendi, pembengkakan perut, pendarahan, hingga demam tanpa sebab. Contoh kasusnya serupa dengan yang dialami oleh putri Denada, Shakira Aurum, yang hingga saat ini masih berjuang melawan penyakit tersebut.
2. Tumor otak
Tumor otak merupakan penyakit yang terjadi pada 26 persen kasus kanker anak. Penyakit ini dimulai dari bagian otak kecil, hingga akhirnya menyerang saraf pusat otak. Gejala yang ditimbulkan berupa sakit kepala, mual, muntah, permasalahan motorik, dan penglihatan buram. Saat tumor mulai tumbuh, ia akan menekan dan menghancurkan jaringan normal otak. Penyakit ini cenderung sangat cepat menyebar melalui bagian otak dan saraf tulang belakang lainnya. Deteksi dini dan penanganan cepat mampu meningkatkan pragnosa atau harapan hidup pada pasien yang menderita penyakit ini.
3. Neuroblastoma
Kanker ini termasuk jenis kanker langka yang berkembang dari sel-sel saraf atau neuroblast pada anak-anak yang cenderung belum matang. Neuroblastoma terjadi ketika neuroblast yang seharusnya tumbuh dan bertugas sebagai sel saraf malah membentuk benjolan berupa tumor yang berbentuk padat. Penyakit ini awalnya dimulai dari sistem saraf di berbagai bagian, yakni leher, perut, dan mata. Saat awal pembentukan sel-sel saraf pada janin, kanker ini sudah berpotensi  untuk tumbuh. Menyoal gejalanya, penyakit ini memiliki gejala yang berbeda satu sama lain. Pada perut, akan muncul benjolan. Sedangkan jika terjadi di mata, kelopak mata akan cenderung terlihat menurun.
4. Tumor Wilms
Tumor yang umumnya disebut dengan nephroblastoma ini biasa tumbuh di ginjal. 5 persen kasus kanker anak terjadi karena kanker ini. Umumnya, nephroblastoma menyerang anak usia 3-4 tahu. Namun, pada kasus tertentu, penyakit ini juga berpotensi menimpa anak usia di atas 6 tahun meskipun jarang. Gejala yang paling umum dari tumor ini adalah munculnya memar pada bagian perut. Tak jarang gejala itu juga diikuti dengan rasa demam, mual, nafsu makan turun, dan nyeri.
5. Limfoma
Limfoma merupakan kanker yang menyerang kekebalan tubuh. Kanker yang merupakan salah satu jenis kanker darah ini juga bisa mempengaruhi sumsum tulang belakang dan organ tubuh lainnya. Limfoma terjadi saat limfosit B atau T, yakni sel darah putih yang menjaga daya tahan tubuh berubah menjadi abnormal dan membelah lebih cepat dari sel biasa. Kanker ini ditandai dengan gejala berupa penurunan berat badan, berkeringat, rasa lelah ekstrem, demam, dan yang paling terlihat adalah munculnya benjolan di bagian leher, paha, dan ketiak.
6. Rabdomiosarkoma
Kanker ini lebih akrab dikenal dengan kanker otot. Rabdomiosarkoma umumnya muncul pada sel yang bakal tumbuh sebagai kerangka otot. Jika menyerang anak-anak, kanker  ini lazimnya ditemukan pada otot di daerah mata, prostat, vagina, dan daerah kepala. Pertumbuhan kanker ini terbilang sangat cepat dan berkembang di dalam jaringan lunak. Ada 2 jenis rabdomiosarkoma, yakni rabdiomiosarkoma embrional yang umumnya menyerang anak di bawah 6 tahun dan muncul di daerah sekitar mata, dan rabdomiosarkoma alveolar yang biasanya menyerang anak diatas 6 tahun hingga remaja dan cenderung lebih agresif. Rabdomiosarkoma jenis kedua ini umumnya terdapat di lengan dan kaki, maupun dada dan perut.
7. Retinoblastoma
Retinoblastoma merupakan nama ilmiah dari kanker mata. Sebanyak 2 persen kasus kanker anak terjadi karena penyakit ini. lazimnya, kanker ini menyerang anak usia dua tahun. Retinoblastoma menyerang retina yang merupakan jaringan saraf tipis di belakang mata. Sering kali kasus retinoblastoma diketahui lantaran munculnya keanehan pada mata anak, seperti berubahnya pupil menjadi putih atau merah muda. Gejala yang muncul diantaranya adalah kemerahan pada mata, terjadi pembengkakan, bola mata terlihat lebih besar, dan mata terlihat seperti sedang melihat ke arah lain.
8. Kanker tulang
Kanker ini meyumbang angka 3 persen pada kasus kanker yang terjadi pada anak. Meski lazimnya sering menyerang anak dan remaja, kanker ini juga berpotensi untuk berkembang pada berbagai usia. Terdapat dua jenis kanker tulang yang menyerang anak-anak, yakni osteosarcoma yang biasanya terjadi pada remaja dan berkembang pada area dimana tulang tumbuh dengan cepat, dan ewing sarcoma yang cenderung lebih jarang ditemui. Penderita osteosarcoma akan mengalami rasa sakit yang luar biasa , dan akan semakin parah pada malam hari.
Tentu tidak ada yang ingin anak atau saudara kita yang notabene masih kecil mengalami penyakit berat seperti kanker. Untuk itu, menerapkan pola hidup sehat sangat penting untuk dilakukan guna mencegah terjadinya penyakit-penyakit diatas. Meskipun faktor genetis masih menjadi tersangka yang mendominasi, kemungkinan tersebut tetap bisa direduksi dengan pola hidup sehat dan deteksi dini. Penanganan yang dilakukan sesegera mungkin bisa mempercepat proses penyembuhan penyakit mematikan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H