Mohon tunggu...
Patrisius WidiNugraha
Patrisius WidiNugraha Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - manusia asli

asek

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bila Matahari Tak Mampu Bersinar Lagi

30 Maret 2022   08:06 Diperbarui: 30 Maret 2022   08:07 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah mengapa hari ini aku begitu semnagat menjalani kegiatan pekerjaanku. Apa itu karena sosok perempuan yang selalu memberi perhatian kepadaku itu atau... entahlah intinya hari ini aku sangat semangat sekali.

Saat kembali ke kostan aku langsung mandi dan beberes untuk melakukan kesukaanku yaitu tidur pastinya. Hehehe, saat mata ini baru terpejam tiba-tiba pintu kost bunyi karena ada yang mengetuk dari luar. Suara itu sedikit kencang karena pintu kost yang terbuat dari kayu ringan sehingga menimbulkan suara yang nyaring. 

"Misi, Doni" , sapaan orang yang mengetuk pintu 

"Iya, tunggu sebentar, siapa ni, eh kamu Na. Ada apa kok malem-malem kesini?" , balasanku terhadap orang yang mengetuk pintu yang ternyata adalah Nana.

"Ini ada nasi sama lauk lebih dari rumah, tadi aku masak bareng ibu." , ucap Nana yang sembari memberikan wadah makan kepadaku.

"Ya, ampun repot-repot banget nih, jadi ga enak." , balasku dengan senyuman tipis malu.

"Udah gapapa Don, berarti emang rezeki kali buatmu." , ucap Nana dengan senyum manisnya.

"Puji Tuhan, masih ada orang baik sepertimu Na, semoga rezekiku juga untuk bisa mendapatkanmu Na." , ucapku yang spontan keluar dari hati.

Ucapan itu membuat Nana hanya terdiam dan menahan bibirnya, seperti bingung harus menjawab atau bersikap seperti apa. 

Keesokannya Doni kepikiran dengan perkataannya yang semalam kepada Nana. Ia takut ucapannya itu malah membuat Nana menjadi malas menemuinya lagi dan tidak ingin menemuinya karena merasa canggung. Ingin menyesali tapi tidak ada guna dan hal itu juga spontan dan sesuai apa yang aku rasakan. Sempat terlintas di benak Doni untuk bertemu dengan Nana dan bilang kepadanya sama seperti semalam namun, lebih jelas. Doni yanh hanya bekerja sebagai "pegawai" warteg ingin mendapatkan Nana yang merupakan anak dari juragan kost-kostan. Sisi pikiran lainnnya muncul hal seperti itu. Setelah memikirkan cukup lama, Doni akhirnya memberanikan diri untuk bisa langsung berbicara dan menyatakan perasaannya jepada Nana.

Malamnya Doni mengunjungi rumah Nana yang tidak jauh dari kostnya. Ia mengetuk pintu tumah Nana dan memanggilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun