Mengapa aku merasakan hal yang aneh di dalam hatiku, aneh mengapa aku merasa ada hal yang mengganjal di hatiku diperlakukan seperti ini. Aku pun melihat Nana yang juga sedang melihatku dan hal itu semakin membuatku semakin merasa canggung dalam waktu ini.Â
Nana adalah temanku dan ia memang memiliki kebaikan hati yang selalu membuat saya menjadi lebih mudah menjalani keseharian yang hampa ini. Nana selalu ada dikala kesusahan menyerang diriku dan ia selalu bisa mengobati hal itu. Senang bisa berkenalan dengan dirinya. Sikapnya membuat pikiran hatiku merasakan ada gejolak yang terasa di dada. Ingin rasanya mengungkapkan isi hati yang selalu terpana melihatnya. Sosoknya yang keibuan membuat diriku menjadi merasakan kehangatan didekatnya.Â
Setelahku makan sarapan yang telah diberikan Nana kepadaku, aku mulai bersiap diri untuk melakukan pekerjaanku. Hanya inilah kesibukan yang dapat aku lakukan dan mengahsilkan rezeki bagiku yang halal.
 "Oi Mal" , sapaku kepada Jamal yang sedang membereskan tempat makan untuk segera buka dan melayani pembeli.
 "Yo Don, gimana kabar nih baik kah?" , balasan Jamal yang sekaligus menanyakan kabarku.Â
"Ya biasa gini-gini aja hidupku Mal, jalanin aja sedih dah biasa seneng ya syukuri aja ya ga si hehehe" , jawabku dengan santai yang baru ingin membantunya menyiapkan warteg yang segera buka.
Mamat yang menjadi pelanggan pertama langsung duduk dan memesan menu yang ia sampaikan kepadaku.
 "Oi Don bikinkan aku satu gelas kopi hangat dan nasi dengan lauk tempe orek dan kikil" , ucap Mamat yang sudah duduk di tempat yang sudah tersedia.
"Oke Mat pesanan akan datanag dalam sekejap" , jawabku dengan semangat.
 Langsung kuambilkan menu-menu yang tadi sudah disebutkan oleh Mamat.
 "Silahkan Mamat disantap hidangan yang masih hangat ini" , ucapku sembari memberikan pesanan Mamat.