Sisi selatan Stasiun BNI City adalah Kali Ciliwung, dan selama ini orang-orang yang bekerja dan beraktivitas di gedung-gedung di seberang kali hanya bisa menatap Stasiun BNI City tapi tidak bisa dengan mudah mengaksesnya karena harus berjalan memutar ke Jalan Sudirman terlebih dahulu.Â
Andai di atas kali dibangun semacam jembatan penghubung yang langsung mengarah ke pintu masuk Stasiun BNI City, tentu setidaknya ada tambahan akses bagi pengguna layanan KRL dan KA Bandara.Â
Beberapa bulan lalu, salah seorang rekan kerja saya terpaksa membatalkan rencana untuk ke Bandara Soetta naik KA Bandara, padahal saat itu kami sedang berkegiatan di salah satu gedung di sisi selatan seberang Stasiun BNI CIty. Gara-gara terpisah kali Ciliwung dan tidak ada akses jalan kaki ke Stasiun BNI City dari situ, terpaksalah lagi-lagi taksi menjadi andalan untuk menuju Bandara Soetta.
Ya, harus diakui lokasi Stasiun BNI City masih agak rumit dan terlalu eksklusif bagi orang-orang yang beraktifitas di sekitar wilayah itu. Meskipun berada di kawasan Dukuh Atas yang terintegrasi berbagai moda transportasi massal, tapi akses bagi pejalan kaki, naik ojek, taksi dan angkot justru terbatas.
So, sebaiknya memang rencana suntik mati Stasiun Karet perlu dipertimbangkan lebih matang lagi. Juga sebaiknya tidak ada statement pemangku kebijakan yang menimbulkan sakit hati semacam kata-kata "kalau mau ke Karet tinggal jalan kaki saja."
Kata-kata itu pasti bakal berbalik lagi dengan reaksi berupa sindiran semacam "kalau kerja nggak pernah jalan kaki dan naik kereta, nggak usah ngatur-ngatur orang lain jalan kaki."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H