Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Stasiun Karet Bakal Disuntik Mati, Pengguna KRL Bereaksi

4 Januari 2025   10:25 Diperbarui: 4 Januari 2025   15:13 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KA Bandara melintas di Stasiun Karet (Foto: Kompas.com/Gary Andrew Lotulung)

"Yah jangan dong, ojol saya ke kantor lebih murah dari Karet daripada BNI City atau Sudirman," ujar seorang kawan mengomentari rencana tersebut.

Kawan tersebut berkantor di kawasan Kuningan dan dia naik KRL tiap hari dari Rawa Buntu, transit di Tanah Abang dan turun di Karet untuk selanjutnya naik ojek online ke kawasan Kuningan.

Alasan ekonomis dan efektivitas jarak menjadi pertimbangan utama bagi pengguna layanan Stasiun Karet. Terlepas sebagai biang macet di depan stasiun, penumpang yang turun di stasiun ini memang dimudahkan untuk mencari ojek online tanpa harus jalan kaki lebih jauh lagi. 

Tentu saja bagi mereka yang bekerja di seputaran Karet-Kuningan bakal menjadi pihak paling "berkorban" andai rencana penutupan Stasiun Karet benar-benar direalisasikan. 

Tak semudah itu mengakses ojek online dari Stasiun Sudirman maupun Stasiun BNI City, karena bakal melewati jalur yang lebih memutar bagi yang ingin ngojol ke kawasan Karet-Kuningan yang tentu memakan ongkos lebih mahal dan waktu yang lebih lama. 

Selain itu, Stasiun Karet juga dikenal sebagai stasiun paling dekat dengan pusat perbelanjaan Thamrin City. Mereka yang ingin berbelanja ke Thamrin City lebih memilih turun dan naik KRL di Stasiun Karet daripada stasiun lainnya, termasuk Stasiun Tanah Abang sekalipun. 

Melihat reaksi yang lebih dominan menyayangkan rencana penutupan Stasiun Karet, sebaiknya memang perlu kajian lebih lanjut sebelum rencana penutupan stasiun benar-benar final. Pembuat kebijakan harus lebih banyak mendengar pengguna layanan di Stasiun Karet, bukan sekedar perencanaan tanpa memperhitungkan dampaknya. 

Ada banyak kekhawatiran lainnya, termasuk soal apakah Stasiun BNI City mampu menggantikan peran Stasiun Karet. Apakah justru tidak memindahkan titik kemacetan baru di luar stasiun? 

Jika ditilik soal kapasitas stasiun dan fasilitas jelas BNI City lebih unggul, tapi dari segi konektivitas dengan transportasi yang "sat-set" seperti ojek online, mikrotrans, dan taksi, jelas Stasiun Karet lebih unggul dan terbukti diandalkan oleh penumpang setianya. 

Jangan bilang Stasiun BNI City unggul karena terkoneksi dengan transjakarta, MRT, KA Bandara dan LRT. Itu kejauhan bro... Penumpang Stasiun Karet umumnya butuh transportasi lanjutan jarak dekat yang fleksibel seperti ojek online dan mikrotrans.

So, andai benar-benar ditutup, seharusnya dipikirkan juga tentang akses transportasi pengumpan jarak dekat. Perlu juga dibuat beberapa akses jalan baru agar Stasiun BNI City lebih mudah diakses, khususnya dari sisi barat dan sisi selatan stasiun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun