Mungkin si abang ojek sengaja menurunkan saya di sini supaya mata saya melek lebih lebar ketika melihat buah-buahan yang segar dan montok itu.
Namun, bukan buah yang saya cari. Bukan pula sengaja blusukan ke pasar untuk mencari suara, maaf saya tidak sedang nyalon.
Sejenak saya berdiri di pinggir jalan dengan tatapan mata menyapu dari utara ke selatan, dan dari barat ke timur.
Aroma khas pasar tradisional menyeruak, tapi tak ada aroma kurang sedap yang saya cium.Â
Saya pun melangkahkan kaki, menyusuri pinggir jalanan yang berjejer pedagang tengah menggelar barang jualannya.Â
"Cari apa Pak?" sapa beberapa di antara mereka. Saya hanya tersenyum sembari mengangguk.Â
Dari kelompok buah-buahan, saya berjalan menuju ibu-ibu yang menjual sayur mayur, dan tentunya rempah-rempah.Â
Komoditi yang tercatat dalam sejarah pernah menjadi magnet sehingga bangsa-bangsa dari Eropa sempat berlabuh di bumi Maluku.Â