Berbeda dengan pedagang yang difasilitasi tenda khusus, dengan label seperti "Bazar UMKM", yang menjual makanan dengan harga jual yang lebih mahal. Pedagang jenis ini saat ini difasilitasi di area dekat pintu masuk utama Stasiun MRT Dukuh Atas.
Memang, perlu solusi yang manusiawi untuk menangani keberadaan PKL di sekitar area transit Dukuh Atas. Tak bisa lagi tiap hari main kucing-kucingan dengan petugas perkara posisi mangkal.
Tak bisa dipungkiri, area tersebut sangat berpotensi cuan bagi para PKL. Mereka juga berkontribusi dalam geliat ekonomi, termasuk lebih maju secara pembayaran karena berjualan gorengan sebiji pun bisa dibayar menggunakan QRIS.
Bak gayung bersambut, para pengguna transportasi massal yang lalu lalang di situ juga membutuhkan keberadaan mereka.
Sebaiknya pemerintah setempat memikirkan area khusus berjualan bagi PKL. Tentu juga mempertimbangkan kenyamanan lalu lalang pejalan kaki, serta mempertimbangkan agar PKL bisa hidup mencari nafkah tanpa tercekik biaya sewa lapak.
Jika perlu tanpa sewa lapak, khususnya bagi PKL yang tak membawa gerobak atau makan tempat. Tentunya perlu pula dibuat regulasi agar keberadaan PKL bisa tertib dan tetap menjaga kebersihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H