Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Merancang Study Tour yang Transparan Tanpa Terbebani Biaya

16 Mei 2024   21:15 Diperbarui: 17 Mei 2024   08:20 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan study tour menyambangi petani garam di Indramayu (foto: dok.pribadi)

Selain membimbing anaknya masing-masing, seperti berdiskusi dengan anak mencari ide jualan atau ide lainnya, orangtua tiap kelas juga dibentuk semacam kepanitiaan khusus, dan mereka ini di luar komite sekolah.

Ada bendahara dari orangtua yang dipercaya memegang tabungan hasil laba penjualan. Ada yang bertugas melakukan survey lokasi. Ada pula yang berperan sebagai seksi transportasi, yang mencari kendaraan atau moda transportasi yang layak hingga tujuan.

Jika memang tak perlu menyewa bus atau kendaraan, melainkan menggunakan kendaraan pribadi milik orangtua, tentu hayuk saja. Pastinya setelah melalui berbagai pertimbangan dan kesepakatan bersama.

Jadi guru tak sampai kewalahan karena memikirkan kegiatan outing. Anggaran dan pembiayaan pun menjadi transparan karena direncanakan dan dipegang oleh perwakilan orangtua. Sedangkan untuk biaya guru pendamping saat kegiatan sudah dianggarkan tersendiri oleh pihak sekolah.

Dengan cara dan mekanisme demikian, banyak hal dapat digapai sekaligus. Orangtua tidak langsung terbebani dengan biaya yang kadang mengejutkan dan para siswa dapat belajar praktik langsung kewirausahaan serta pemahaman bahwa untuk mencapai sesuatu tujuan kita harus berusaha terlebih dahulu.

Belajar berwirausaha sekaligus mencari dana untuk study tour (foto: widikurniawan)
Belajar berwirausaha sekaligus mencari dana untuk study tour (foto: widikurniawan)

Kemudian dari sisi orangtua juga dapat lebih fokus mengikuti perkembangan sekolah serta kian mengenal dan kompak sesama orangtua siswa.

Orangtua bahkan memiliki hak suara untuk meneruskan rencana atau membatalkan kegiatan outing jika ada hal-hal urgent dan membahayakan. Misal, saat pandemi Covid-19 mulai melanda waktu itu. Kami para orangtua, guru, dan kepala sekolah sampai mengadakan rapat dadakan guna menimbang apakah kegiatan tetap dilanjutkan atau tidak.

Outing di sekolah anak saya memang bukanlah piknik ke tempat wisata. Study tour atau outing tiap tahunnya memiliki tema tersendiri yang berkaitan dengan pembelajaran.

Ambil contoh ketika datang ke tempat produksi garam di Indramayu. Para siswa bertemu langsung nelayan, mendapat penjelasan langsung, serta melihat tahapan produksi garam.

Bagi masyarakat setempat, kegiatan semacam ini juga mendatangkan manfaat ekonomi. Seperti makan dan minum, bisa membeli langsung ke masyarakat setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun