Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Saat Anak-anak Bertingkah di Luar Nalar ketika Naik Transportasi Publik

2 Juli 2023   22:06 Diperbarui: 3 Juli 2023   13:30 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangku diinjak kemudian bergelantungan (foto by widikurniawan)

Namun, jika diperhatikan lagi, permainan mereka terlalu berlebihan. Untuk berpegangan tangan dan bergelantungan di besi itu mereka harus berdiri naik di atas bangku kereta.

Melalui gerakan agresif, kadang kaki mereka menjejak-jejakkan pada bangku kereta. Lha kalau lapisan kain bangkunya sobek bagaimana? Apa iya orangtua mereka mau ganti?

Permainan yang terlalu heboh dan berlebihan (foto by widikurniawan)
Permainan yang terlalu heboh dan berlebihan (foto by widikurniawan)

KRL ini digunakan untuk kepentingan umum. Bukan berarti bisa dipakai seenaknya, walau oleh anak kecil sekalipun. Jika terjadi kerusakan, yang rugi tentu orang banyak. Terlebih saat ini unit KRL tengah diawet-awet dan dijaga jangan sampai rusak gara-gara terlambatnya pengadaan KRL serta rencana impor KRL bekas yang terhambat regulasi.

Lebih ruwet lagi kalau ternyata si anak tersebut justru terluka karena jatuh dan nyungsep akibat bergelantungan. Siapa yang akan disalahkan?

Patut disayangkan dalam kejadian tersebut adalah orangtua mereka yang terlihat cuek dan biasa saja. Sang ayah yang duduk di sebelah mereka hanya sesekali berkata dengan nada datar dan lemah.

Bangku diinjak kemudian bergelantungan (foto by widikurniawan)
Bangku diinjak kemudian bergelantungan (foto by widikurniawan)

"Udah dong mainnya," ucapnya bahkan tanpa ekspresi. Selanjutnya, ia lanjut melamun.

Sedangkan wanita yang saya duga sebagai ibunya, duduk di bangku depan anak-anak tersebut dan terlihat lebih asyik bermain ponsel. Satu kalimat yang sempat saya dengar adalah teguran yang sama-sama tak bertenaga, senada dengan sang ayah.

"Diam ah, nanti Pak Satpam datang lho," ujarnya dan kemudian lanjut menatap layar ponsel.

Sedangkan anak-anak itu seolah tak pernah mendengar kata-kata orangtuanya. Mereka tetap lanjut bergelantungan bak sedang bermain di taman. Sungguh di luar nalar dan tak habis pikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun