Beberapa langkah dari hotel, kita juga bisa menyambangi pusat perbelanjaan Sarinah yang legendaris.
Terus terang, baru kali ini saya bisa kembali menjejakkan kaki di Sarinah pasca renovasi. Memang wow banget sih. Penampilan Sarinah terasa lebih modern, estetik, tetapi masih tetap mempertahankan beberapa sudut yang bersejarah.
Banyak spot-spot menarik untuk berfoto sekaligus belajar sejarah dari gedung yang dibangun oleh Presiden Sukarno ini. Salah satunya adalah keberadaan eskalator lawas yang merupakan pertama di Indonesia.
Tak terbayangkan betapa kerennya tahun 1966 lalu ketika orang-orang sudah bisa menggunakan eskalator di gedung ini. Sebuah penanda modernisasi Indonesia.
Selain Sarinah, lokasi staycation di Jalan Thamrin Jakarta Pusat ini juga tak jauh dari pusat kuliner di Jalan Sabang. Hanya perlu berjalan beberapa ratus meter, Jalan Sabang memang dikenal sebagai surganya streetfood di Jakarta.
Saat malam menjelang, puluhan warung tenda bermunculan di ruas Jalan Sabang. Mereka berdampingan dengan rumah makan dan warung-warung permanen yang buka dari pagi hari.
Sebutlah sate Pak Heri yang aroma sate kambing dan sate ayamnya menggoda siapapun yang lewat di jalan itu. Kemudian ada warung soto ceker dan ranjau Pak Gendut yang tempatnya selalu ramai walau hanya berupa warung tenda.
Makanan seperti ayam dan bebek goreng atau bakar, nasi goreng, seafood, pempek, hingga menu khas daerah yang justru menemukan ke-khasan di sini, seperti nasi gandul khas Pati dan soto Kudus, juga patut menjadi pilihan yang menarik. Di samping jajanan langka macam kue putu dan wedang ronde pun bisa ditemukan di jalan ini.
Tak hanya warga lokal, wisatawan dari luar daerah hingga mancanegara juga kerap menyambangi kawasan ini untuk mencari suasana unik kuliner khas Indonesia.