Belum lama ini, di sebuah minimarket di Bandara Soekarno-Hatta, saya yang saat itu mengantre untuk membayar, melihat langsung bagaimana seorang warga asing kebingungan ketika hendak membayar dengan lembaran uang rupiah.
Sang kasir menyebut nominal tertentu, tetapi rupanya warga asing tersebut masih belum familiar dengan mata uang rupiah. Ia beberapa kali mengambil lembaran uang yang berbeda dan menunjukkan ke arah kasir.
Meskipun diakhiri senyum-senyum simpul, tetapi sebenarnya momen seperti itu seharusnya tak terjadi di gerbang pintu negara seperti Bandara Soekarno Hatta ini. Akan lebih membanggakan ketika warga asing datang dan tersenyum senang karena transaksi belanja apapun cukup menggunakan scan QR melalui smartphone-nya.
Hadirnya pengalaman transaksi digital yang cepat, mudah, murah, aman dan andal melalui QRIS bakal mendorong akselerasi cross-border payment di kawasan ASEAN. Sebagai kawasan yang kian diperhitungkan dunia, ASEAN perlu mengukuhkan dirinya untuk menjadi kawasan yang kuat, inklusif, serta memiliki pertumbuhan ekonomi integratif yang berkelanjutan.
Dimulai dari hal kecil, edukasi literasi finansial bagi merchant dan pengguna yang dilakukan secara kontinyu dan kreatif, bakal membawa angin segar pertumbuhan Regional Payment Connectivity di kawasan ASEAN. Rupanya, dimulai dari debat menyenangkan tentang pelafalan QRIS, Kiris atau Kyuris, ekonomi Indonesia dan negara-negara di kawasan ASEAN menatap masa depan yang cerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
