Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan instruksi penghentian sementara penggunaan obat sirup atau cair. Hal tersebut berhubungan dengan lonjakan kasus gagal ginjal akut pada anak-anak dalam beberapa waktu terakhir ini.
Sebagai langkah alternatif, Kemenkes menganjurkan penggunaan obat tablet hingga kapsul sebagai pengganti obat sirup.
Menurut rilis Kemenkes melalui akun Instagram resminya, hingga saat ini gagal ginjal akut pada anak masih belum diketahui penyebabnya. Upaya penelusuran masih terus dilakukan.
Langkah Kemenkes kemudian diikuti oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang kemarin mengumumkan 5 obat sirup yang dilarang dan ditarik peredarannya. Obat sirup yang dilarang dan ditarik dari peredaran oleh BPOM itu karena mengandung cemaran etilen glikol yang melebihi ambang batas.
Berita mengagetkan seputar penyakit misterius pada anak-anak dan pelarangan konsumsi serta penarikan obat sirup ini jelas membuat risau masyarakat, khususnya para orangtua yang memiliki anak kecil di rumah.
Bagaimana tidak? Dalam kurun sebulan terakhir ini juga merebak penyakit batuk, pilek dan demam yang seolah menular dengan sangat cepat.
Seisi rumah saya yaitu saya, istri dan dua anak, hampir secara bersamaan dihantam batuk, pilek dan demam. Bermula dari si bungsu yang mengalami gejala batuk dan pilek usai pulang sekolah.
Ternyata diketahui, sehari kemudian hampir separuh isi kelas tidak masuk sekolah karena gejala yang sama. Sempat kemudian masuk lagi karena harus ikut ujian tengah semester, eh setelahnya demam lagi hingga menularkan ke istri saya dan si sulung.
Merebaknya batuk, pilek dan demam ini rupanya terjadi di sekolah-sekolah lain di daerah kami.
"Tiga anak saya juga sama sakitnya, memang lagi musim Pak, bahkan yang kecil sempat periksa darah di lab tapi nggak ada apa-apa, cuma batuk saja," ujar Dokter yang memeriksa anak saya.