Tengoklah omzet pedagang asongan di sekitar tempat itu yang konon naik berkali lipat. Juga keuntungan para pemilik kafe dan resto di sekitarnya.
Belum lagi mereka yang menangguk untung dari pemanfaatan media sosial karena memproduksi konten dari fenomena Citayam Fashion Week.
Okelah, so far masih terlihat terkendali. Mari coba berpikir positif saja, bahwa pekan ini anak-anak sekolah sudah mulai masuk lagi.Â
So, ketika Dukuh Atas terlihat lebih sedikit anak-anak dari daerah Citayam, Bojonggede dan Depok, bisa jadi karena mereka tak lagi libur makanya hanya anak-anak dari daerah terdekat yang terlihat banyak nongkrong di tempat itu.
Label Citayam Fashion Week dengan peserta non-Citayam yang kian banyak, mestinya juga disadari oleh publik. Jangan sampai ketika ada kejadian tak diinginkan, yang tercoreng justru tetap anak-anak Citayam.
Terlebih kegiatan fashion show di jalanan ini sebenarnya beresiko. Dengan menyeberang zebra cross, walaupun di jalan yang ujungnya buntu seperti di Dukuh Atas ini, tak menutup kemungkinan bisa terjadi kecelakaan.Â
Petugas yang ada, yakni Satpol PP dan Satpam, seharusnya tidak bertugas khusus sebagai pengatur lalu lintas, menghentikan kendaraan ketika ada model yang jalan melenggang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H