Seperti halnya dalam kurun waktu hampir dua tahun belakangan ini. Karena adanya pandemi, membuat saya lebih ketat menjaga kesehatan diri.
Rutin sarapan dan tidak terlambat saat makan siang menjadi salah satu kunci. Didukung pula dengan banyak meminum air putih yang botolnya selalu saya sediakan di meja kerja saya.
Jika sebelumnya saya sering pulang hingga larut malam karena kerjaan, sekarang diusahakan selalu pulang tepat waktu. Untungnya dalam hal ini lingkungan kerja juga mendukung. Artinya dalam tim kerja kami selalu mengusahakan pekerjaan dilakukan secara lebih efektif. Tidak banyak membuang waktu lagi supaya tidak ada pekerjaan yang terpaksa diselesaikan hingga melebihi jam kerja.
Meski kadang ada kalanya tidak enak hati pulang tepat waktu di saat orang lain masih berada di kantor, tapi sekarang saya berusaha mengaplikasikan prinsip "bodo amat" karena pekerjaan hari itu sudah selesai. Lebih penting adalah bagaimana saya bisa segera mungkin sampai di rumah dan istirahat, mengingat saya tinggal di luar Jakarta.
Ternyata pola seperti ini membuat saya lebih terjaga kesehatannya. Tidur malam saya pun bisa tercukupi minimal 6-7 jam, yang membuat kondisi tubuh terasa bugar saat bekerja kembali keesokan harinya.
Tidak lupa pula selalu mengenakan masker ketika bekerja dan sering mencuci tangan. Bagi saya tidak ada kata "engap" walaupun harus mengenakan masker selama berjam-jam. Diusahakan tiap 4 jam masker harus berganti dengan yang baru.
Hasilnya?
Alhamdulillah, saya pun masih terjaga kesehatannya hingga kini. Semangat dan mood bekerja kembali terjaga dengan baik. Izin atau cuti sakit pun menjadi barang jadul yang sudah lama saya tinggalkan.
Dalam diri ini kemudian timbul rasa empati. Misalnya ketika menghadapi rekan kerja yang terpaksa mengambil cuti sakit, maka kini menjadi kebiasaan kami di grup WA untuk mendoakan kesembuhannya dan memberikan semangat.
Saat dia kembali sehat dan masuk kerja pun, tak perlu prasangka yang dikedepankan. Justru dia akan berceritera sendiri pengalaman sakitnya ketika kita menyodorkan empati dan simpati. Dari sinilah kita akan menilai seseorang tersebut jujur atau tidak.
Dengan begitu lingkungan kerja yang sehat pun akan terbangun. Tak ada lagi prasangka atau rasa tidak enak karena semakin hari timbul kekompakan dan rasa persaudaraan.