Namun, justru Kevin Costner di sini seolah sedang melakukan kampanye tunggal tentang stigma ras kulit putih yang 'nggak gitu-gitu amat juga' dalam relasinya menjalin solidaritas dengan kaum kulit hitam. Demikian juga dengan stigma terhadap kulit hitam.
Peran Costner memang terasa sentral dalam film ini, selain karena dia aktor utama, Costner juga rela merogoh kocek pribadinya untuk membiayai film ini.Â
Bukan uang sedikit tentunya yang mesti ia keluarkan. Bagi Costner tema ini penting diangkat ke layar lebar untuk menginspirasi dunia yang kerap terjerembab dalam kasus rasisme.
Siapa pula tak kenal reputasi seorang Kevin Costner? Sederet film dipimpinnya menancap di memori penggemarnya, ada Dances With Wolves, The Untouchables, JFK, The Bodyguard, Robin Hood: Prince of Thieves dan lain-lain. Dua Oscar pun telah digenggamnya. So, ketika Costner memutuskan untuk memodali sebuah cerita untuk diproduksi, maka 'Black or White' lahir bak sebuah pesan cinta darinya bagi khalayak.
Estell sanggup menggambarkan seorang gadis kecil yang cuek, lucu, tidak cengeng, terkadang manja dan mudah dicintai oleh siapapun. Performa berkelas ini amat pantas diacungi jempol dan tepuk tangan tulus.
Secara keseluruhan 'Black or White' adalah drama layak tonton meski untuk kurun sepuluh tahun ke depan. Bahkan untuk mengisi kegiatan stay at home dan Ramadan tahun ini, film tersebut terbilang pas untuk ngabuburit. Tontonan ini menyentuh tapi nggak bakal bikin kamu menangis kok. Banyak adegan yang akan membuat kita tertawa kecil, senyum getir, sampai tertawa dalam hati karena konteksnya yang sensitif tapi nyata.
Nah, udah kepengen nonton belum?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H